Fakta-fakta Taksi Manusia, Warung sampai Ojek Motor Buka Usaha di Gunung
Banyak yang hobi bertualang memanjat gunung. Kepuasannya ada saat mencapai puncak. Namun, ada juga yang tak biasa hingga kelelahan.
Penulis: Beni Yulianto | Editor: Heribertus Sulis
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Banyak yang hobi bertualang memanjat gunung. Kepuasannya ada saat mencapai puncak.
Namun, ada juga yang tak biasa hingga kelelahan sebelum mencapai puncak.
Di Indonesia ada banyak gunung yang bisa digunakan untuk mendaki atau hanya sekedar touring.
Oleh karenanya, masyarakat Indonesia melihat hal ini sebagai bisnis.
Di mana mereka turut serta berkontribusi menyediakan berbagai fasilitas yang memudahkan pendaki, seperti mendirikan warung hingga jasa taksi.
Berikut rangkuman Kompas.com mengenai keunikan aktivitas mereka.
1. Taksi manusia Gunung Ijen

Jasa taksi bertenaga manusia tersedia di jalur pendakian Gunung Ijen, Jawa Timur.
Pengguna jasa ini akan diangkut menggunakan becak terbuka, kemudian didorong oleh warga setempat yang menyediakannya.
Wisatawan akan diantar oleh pengojek yang biasanya merupakan penambang belerang. Para pengojek terkenal ramah dan akan mengajak Anda berbincang selama perjalanan.
Memang, biaya yang dikenakan masih tergolong tinggi.
• Pasca Kebakaran, Pendakian ke Puncak Gunung Rajabasa Masih Ditutup Untuk Umum
• VIDEO Warga Sebesi Tolak Penyedotan Pasir di Kawasan Gunung Anak Krakatau
Dikabarkan Kompas.com, 13 September 2017, wisatawan yang minat memakai jasa taksi manusia ini dikenai tarif mulai Rp600.000.
2. Ojek Gunung Sindoro

Berbeda dengan taksi di Gunung Ijen yang menggunakan tenaga manusia, di Gunung Sindoro terdapat jasa ojek dengan sepeda motor.
Dikabarkan sebelumnya, jasa ojek ini menawari pendaki yang berkeinginan mempersingkat waktu perjalanan.
Jasa ojek motor dari basecamp menuju Pos I via Kledung, Temanggung dikenai biaya cukup terjangkau, yaitu Rp25.000.
Sehingga, jika untuk perjalanan pulang pergi, pengunjung dikenai biaya Rp50.000.
Sementara itu, di jalur Sigedang terdapat jasa antar dari basecamp menuju Pos II menggunakan pick up.
Mobil pick up ini berkapasitas 10 orang dengan tarif Rp150.000, sehingga setiap orangnya hanya dikenai biaya Rp15.000.
3. Warung di Atas Awan

Warung Mbok Yem di puncak Gunung Lawu mungkin tak asing bagi para pendaki.
Warung ini berada di ketinggian 3.150 meter di atas permukaan laut, kurang lebih 115 meter di bawah puncak Hargo Dumilah.
Masakan pecel di warung ini begitu legendaris.
Mie instan berkuah juga begitu nikmat disantap di tengah udara dingin Gunung Lawu, ditemani berbagai minuman panas, entah teh atau kopi.
Walaupun berada di atas gunung, harga yang dibanderol masih sangat terjangkau.
Bahkan, Mbok Yem membolehkan para pendaki beristirahat di depan perapian di warungnya ini dengan sukarela.
Toilet warung ini juga diperbolehkan dipakai untuk umum. (KOMPAS.com/Wahyu Adityo P/Retia Kartika/Putra Prima P)
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan unik-dari-warung-hingga-taksi-di-atas-puncak-gunung-ini-ceritanya