Anggota DPRD Lampung Milenial
Kisah Wahrul Fauzi Silalahi, Anak Petani yang Jadi Anggota DPRD Lampung
Saat berada di Liwa, rumah yang mereka tempati roboh akibat gempa. Wahrul kecil bersama kedua orangtuanya terpaksa mengungsi ke kebun.
Penulis: kiki adipratama | Editor: Daniel Tri Hardanto
Kisah Wahrul Fauzi Silalahi, Anak Petani yang Jadi Anggota DPRD Lampung
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Wahrul Fauzi Silalahi adalah salah satu generasi milenial yang terpilih anggota DPRD Provinsi Lampung.
Ia berlatar belakang advokat.
Wahrul pernah menjabat Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) untuk memperjuangkan hak-hak rakyat.
Terlahir dari keluarga sederhana, Wahrul yang masih berusia 33 tahun telah terbiasa hidup keras.
Itu juga yang melatarbelakanginya untuk terus aktif terjun ke masyarakat.
Wahrul menceritakan, orangtuanya berprofesi sebagai petani.
Mereka pindah dari Kota Medan ke Lampung tepatnya ke Liwa, Lampung Barat, saat dirinya masih duduk di kelas 2 sekolah dasar.
Di sana, mereka mengontrak rumah.
• Eki Setyanto Mundur, Wahrul Jadi Plt Ketua NasDem Lamsel
Saat berada di Liwa, rumah yang mereka tempati roboh akibat gempa.
Wahrul kecil bersama kedua orangtuanya terpaksa mengungsi ke kebun.
"Saat itu untuk sekolah harus berjalan 8 kilometer sampai tamat SD," katanya.
Pendidikan SMP dan SMA terus diselesaikan di sana.
Karena tergolong siswa cerdas dan aktif, Wahrul mampu masuk Universitas Lampung melalui jalur tanpa tes.
"Saat tamat tahun 2015, saya tidak pernah melamar kerja. Saya langsung masuk ke LBH dan pernah menjabat Direktur LBH Lampung," beber alumnus Fakultas Hukum Unila ini.
Sama seperti saat SMA, di kampus pun Wahrul sangat aktif berorganisasi.
Ia tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Karena itu, seusai tamat kuliah ia memutuskan langsung bergabung dengan LBH.
Di LBH, Wahrul kerap bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Dari sana, ia sering mendengar banyak aspirasi, masukan, dan keluhan dari masyarakat.
Karenanya, ia bertekad memperjuangkan hak-hak rakyat terkhusus rakyat kecil seperti petani, buruh, tambak, nelayan dan lainnya.
Dengan niat tersebut, ia memutuskan terjun ke dunia politik dengan bergabung pada Partai Nasdem.
"Saya ingin memperjuangkan hak-hak hukum mereka, hak ekonominya, dan hak akses untuk memperjuangkan hidup mereka," paparnya.
Pada tahun 2016 Wahrul menjabat sebagai Wakil ketua Badan Advokasi Hukum dan HAM di Partai Nasdem.
Wahrul merasa LBH dan partai politik tidak jauh berbeda.
Sebab pada prinsipnya LBH dan partai sama-sama membela kepentingan rakyat.
"Hanya waktu dan wadahnya saja yang berbeda," ucapnya.
Setelah berkiprah di dunia politik, ia pun memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Provinsi Lampung.
Keterbatasan dana membuat Wahrul sempat kesulitan untuk turun lapangan menyosialisasikan pencalonannya.
Bahkan ia sempat tidak keluar rumah sama sekali karena tidak pegang uang sama sekali.
• Lesty Putri Utami, Pengusaha Muda yang Beralih Jadi Anggota DPRD Lampung
"Istri ngeliat dompet udah kosong. Akhirnya dikasih sama istri Rp 500 ribu jalan lagi," sebut dia.
Dengan semua keterbasan yang ada, Wahrul yang memang dikenal vokal ini berhasil menarik hati masyarakat.
Ia kini berhasil menjadi salah satu anggota DPRD Lampung.
Ia pun berjanji akan memperjuangkan hak-hak rakyat. (Tribunlampung.co.id/Kiki Adipratama)