Konflik Bisnis Sriwijaya Air-Garuda Indonesia Berimbas Penumpang Telantar

Konflik Bisnis Sriwijaya Air-Garuda Indonesia Berimbas Penumpang Telantar

Editor: wakos reza gautama
Kompas.com/Deti Mega Purnamasari
Penumpang Sriwijaya Air menunggu kepastian di Bandara Soekarno Hatta 

Alhasil, Sriwijaya Air Group harus melayani sendiri proses ground handlingseperti layanan check-in dan aktivitas lainnya di bandara.

PT Gapura Angkasa adalah perusahaan patungan yang didirikan oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero), yang bergerak dibidang usaha jasa ground handling dan kegiatan usaha lainnya yang menunjang usaha penerbangan di bandar udara.

PT Gapura Angkasa menghentikan layanan jasa kebandarudaraan bagi maskapai di bawah Sriwijaya Air Group, yakni Sriwijaya Air dan NAM Air, sering putusnya kerja sama operasi maskapai tersebut dengan Garuda Indonesia.

Direktur Pemeliharaan dan Layanan PT Garuda Indonesia Tbk (Persero), Iwan Joeniarto, menyebutkan bahwa Sriwijaya tidak akan lagi menjadi anggota Garuda Indonesia Group.

”Hubungan antara Garuda Indonesia Group dan Sriwijaya Group akan dilanjutkan pada basis business to business,” kata Iwan.

Dalam pernyataan yang sama, Iwan menjelaskan sebelumnya pengoperasian Sriwijaya Air Group di bawah Garuda Indonesia Group merujuk pada status kerja sama manajemen antara PT Sriwijaya Air (Sriwijaya) dan PT Citilink Indonesia (Citilink) anggota Grup Garuda Indonesia (Garuda).

”Karena keadaan dan beberapa hal yang belum diselesaikan oleh kedua belah pihak, Kami menyesal memberi tahu Anda bahwa Sriwijaya sedang melanjutkan bisnis sendiri,” tulis Iwan.

Sepanjang menjalani kerja sama operasi sejak 9 November 2018, hubungan kedua maskapai itu mengalami pasang surut.

Sriwijaya Air yang dibelit masalah keuangan, sempat dicerai hubungannya oleh Garuda Indonesia.

Bahkan, Citilink menggugat PT Sriwijaya Air dan PT NAM Air atas dugaan wanprestasi.

Gugatan ini buntut dari sengketa kerja sama manajemen (KSM) antara grup maskapai pelat merah itu dengan Sriwijaya Air Group.

Tapi pada awal Oktober lalu, keduanya menyatakan rujuk alias menjalankan kerja sama kembali.

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved