Hari Guru 2019

Peringatan Hari Guru 2019, Mendikbud Nadiem Makarim Lantik Rektor Unila Terpilih di Sini

Mendikbud Nadiem Makarim dijawalkan melantik Rektor Unila terpilih, Karomani, hari ini, Senin (25/11/2019).

Tribunnews.com/Jeprima
Peringatan Hari Guru 2019, Mendikbud Nadiem Makarim Lantik Rektor Unila Terpilih di Sini 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim dijawalkan melantik Rektor Universitas Lampung (Unila) terpilih Karomani hari ini, Senin (25/11/2019).

Rencana pelantikan Rektor Unila tersebut bertepatan dengan Hari Guru Nasional 2019, yang jatuh setiap tanggal 25 November.

Kepala Biro Umum dan Keuangan Unila Sariman menjelaskan, pelantikan rektor Unila digelar di ruang Ki Hajar Dewantara lantai tiga Gedung Kemendikbud pukul 15.00 WIB.

Selain Karomani, mantan bos Gojek juga melantik rektor Universitas Andalas (Unand) Padang dan Universitas Pattimura Ambon.

"Jadi besok rencananya secara bersamaan Pak Karomani bersama Rektor Unand dan Rektor Patimmura diresmikan sebagai pimpinan kampus negeri tersebut," katanya saat dikonfirmasi Tribunlampung.co.id, Minggu (24/11/2019).

Selain rektor imbuh Sariman, ketua Panitia Kerja (Panja) beserta sekretaris Panja dan tim akan menghadiri pelantikan.

Rektor beserta tamu undangan diwajibkan menggunakan pakaian sipil lengkap (PSL).

Nadiem Makarim Besok Lantik Karomani sebagai Rektor Unila

Rektor Karomani menyatakan, siap mengikuti pelantikan sebagai rektor Unila terpilih menggantikan Hasriadi Mat Akin.

"Alhamdulillah besok saya akan dilantik, kalau persiapan biasa saja," katanya.

Program kerja akan dilakukannya pasca pelantikan adalah menjadikan Unila menjadi top ten university yang merupakan visi dan misi kampus ini.

Teks Pidato Viral

Teks pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyambut Hari Guru Nasional 25 November viral di media sosial.

Teks pidato tersebut diunggah melalui akun Twitter resmi milik Kemendikbud, @Kemendikbud_RI, Sabtu (23/11/2019).

Tak lama setelah disuguhkan di dunia maya, tweet tersebut viral hingga memperoleh 1.329 komentar, 1.800 like, dan di-retweet 1.200 warganet.

Bukan hanya itu, tanda pagar alias tagar 'Pak Nadiem Makarim' pun menjadi trending di Twitter.

Hingga pukul 15.00 WIB, tagar tersebut masih bertengger di posisi 8 trending Indonesia dan dicuitkan 7.617 tweet oleh warganet.

Dalam teks pidato yang dirilis tersebut, Mendikbud Nadiem Makarim menyatakan akan membuat pidato yang berbeda.

 Menteri Nadiem Makarim Akui Gugup Saat Rapat Bersama Komisi X DPR

"Biasanya tradisi Hari Guru dipenuhi oleh kata-kata inspiratif dan retorik. Mohon maaf, tetapi hari ini pidato saya akan sedikit berbeda" tulisnya dalam teks pidato.

Nadiem Makarim menyatakan tugas guru di Indonesia adalah yang termulia sekaligus yang tersulit.

Nadiem Makarim lantas menyoroti beberapa tugas sulit guru, seperti membentuk masa depan bangsa.

Tugas sulit guru lainnya adalah membantu murid untuk tidak ketertinggalan di kelas.

Namun, semua tugas guru tersebut dibarengi oleh beban mengurusi aturan dan tugas administratif.

Ditambah lagi dengan desakan kurikulum yang padat, ukuran kemampuan berkarya, hingga tidak adanya kepercayaan untuk berinovasi.

Hingga akhirnya, Mendikbud Nadiem Makarim mengajak semua guru di Indonesia dari Sabang hingga Merauke untuk melakukan perubahan kecil.

Ada lima perubahan kecil yang ditekankan oleh Mendikbud Nadiem Makarim untuk dilakukan di dalam kelas.

Mulai dari mengajak kelas untuk berdiskusi, bukan hanya mendengar.

Kemudian, memberikan kesempatan kepada murid untuk mengajar di kelas.

Selanjutnya, mencetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas.

Lalu, menemukan suatu bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri.

Terakhir, menawarkan bantuan kepada guru yang sedang mengalami kesulitan.

Menurut Nadiem Makarim pada akhir pidatonya, apapun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukannya secara serentak, maka kapal besar bernama Indonesia pasti akan bergerak.

Banjir Komentar

Banyak pihak mengomentari pidato Mendikbud Nadiem Makarim.

Satu di antaranya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Ganjar Pranowo memberi tanggapan melalui akun Twitter pribadi @ganjarpranowo hingga mendapat 3.794 komentar, 3.100 retweet, dan 6.500 like dari warganet.

Ganjar Pranowo meminta warganet menyimak baik-baik isi pidato Mendikbud Nadiem Makarim.

Isinya, menurut Ganjar Pranowo, menjelaskan langsung pada persoalan yang selama ini ada dalam dunia pendidikan.

"Pidato pak Mendikbud ini 2 lembar... isinya langsung pada persoalan. Kalau dibacakan dalam upacara pasti cepat selesai. Simak baik2 isinya! Apa komentarmu?" cuit Ganjar Pranowo pada Sabtu siang.

Menurut pengamat pendidikan Darmaningtyas, poin-poin yang disampaikan Nadiem Makarim memang merupakan hal-hal yang dibutuhkan bagi guru untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia.

Darmaningtyas menjelaskan, saat ini, kurikulum pendidikan terlalu padat dan tuntutan administrasi terlalu besar.

Akhirnya, guru terjebak pada rutinitas mengerjakan hal-hal yang bersifat administratif.

Namun demikian, Darmaningtyas menilai dengan adanya poin-poin yang disampaikan Nadiem Makarim bukan berarti perubahan bisa dilakukan dengan mudah.

Ada tantangan yang harus dihadapi untuk melakukan perubahan yang diimbau oleh Nadiem Makarim.

"Tantangannya, kalau antara dinas pendidikan, pengawas, kepala sekolah, dan guru tidak sejalan. Guru penginnya seperti yang dikehendaki oleh menteri, tapi pengawas masih berpedoman pada pola-pola kerja lama," jelas Darmaningtyas.

Darmaningtyas menilai selama tidak ada sinkronisasi antara apa yang diinginkan guru dan apa yang direstui kepala sekolah, pengawas, dan dinas.

"Pengawas itu, yang saya rekomendasikan dulu, fungsinya lebih pada pembimbingan. Oleh karena itu, pengawas bukan ke administrasi administrator, tapi substansi pembelajarannya. Itu yang benar kalau mau meningkatkan mutu pendidikan," tutur Darmaningtyas.

Darmaningtyas mengungkapkan beberapa langkah awal yang dapat diupayakan untuk mewujudkan perubahan yang disampaikan Nadiem Makarim.

 Pidato Tak Biasa Mendikbud Nadiem Makarim Makarim di Hari Guru Nasional Viral

"Langkah awal, ujian nasional harus dihapuskan. Yang kedua ya benahi kurikulumnya. Jangan terlalu banyak mata pelajaran yang membuat anak bosan. Mata pelajaran-mata pelajaran yang sifatnya pilihan mestinya lebih banyak diberikan," ungkap Darmaningtyas.

Menurut Darmaningtyas, mata pelajaran-mata pelajaran yang sudah ada harus disederhanakan.

"Yang wajib mungkin hanya beberapa. Dulu kalau yang saya usulkan ya, kalau SD itu ya membaca, menulis, berhitung. Jadi SD kelas 1 sampai 3 sebenarnya ya itu aja, membaca, menulis, berhitung, olahraga, kesenian. Baru kelas 4 mulai belajar matematika, IPA. Jadi itu harus disederhanakan," jelas Darmaningtyas. (Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra/Tribun Network/Kompas.com)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved