Ketua DPR ke Lampung

BREAKING NEWS - Puan Maharani Kunker ke Pemprov Lampung, Gelar Pertemuan Tertutup dengan Gubernur

Puan Maharani disambut Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, Sekretaris Daerah Fahrizal Darmanto dan jajarannya.

Penulis: Tama Yudha Wiguna | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Tama
BREAKING NEWS - Puan Maharani Kunker ke Pemprov Lampung, Gelar Pertemuan Tertutup dengan Gubernur 

Wanita yang juga menjadi Ketua DPR RI ini meminta agar jangan ada statement-statement tanpa dasar yang bisa memecah belah.

"Saya rasa jangan sampai menimbulkan riak-riak yang kemudian membuat ada yang sepertinya disalahkan atau menyalahkan," ungkap Puan.

Senada dengan Puan, Ketua DPP PDIP yang lain, Said Abdillah juga meminta agar semua pihak tak berkata sembarangan.

Said Abdullah meminta agar Andi Arief jangan asal bunyi mengeluarkan pernyataan tanpa adanya bukti yang kuat.

"Ya menurut saya yang pertama itu, letakanlah segala sesuatu sebagaimana porsinya, jangan Andi Arief jangan main politik asal bunyi, tidak beretika," ujar Said.

Menurut Said, penyusunan kabinet Jokowi sudah sesuai dengan konstituensi.

Jokowi lah yang sebagai presiden berhak menentukan siapa saja yang bisa masuk dalam kabinetnya.

Termasuk, AHY yang pada akhirnya tidak masuk dalam jajaran menteri Jokowi.

"Karena apa? Dalam konstruksi konstitusi kita, pemilihan menteri itu adalah wewenang penuh prerogatif presiden, sehingga tidak ada hubungan dengan bu Mega. Itu yang pertama," kata Said, Minggu, (27/10/2019) dikutip dari Tribunnews.com.

Megawati dinilai tak 'baper' dalam dunia politik.

Sehingga, Megawati tak mungkin menyimpan dendam pada SBY maupun AHY.

"Tidak mungkin lah seorang ibu Megawati, seorang negarawan, sudah makan asam garam politik Indonesia, tiba-tiba ditembak oleh Andi Arief seolah-olah dendamnya ibu Mega," jelas dia.

Ia lantas miminta agar tudingan itu tak diperpanjang.

Dan menegaskan bahwa istilah dendam itu tidak ada.

"Tidak ada itu, di kami semua tidak ada itu. Berakhir sudah itu, enough is enough. Tak boleh lagi kita mengembangkan istilah dendam dan sebagainya," lanjutnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved