Ciputra Meninggal Dunia
Total Kekayaan Rp 18,2 Triliun, Inilah Warisan Karya Ciputra, di Lampung Ada Investasi Rp 500 Miliar
Di Lampung Group Ciputra memiliki dua perumahaan dengan konsep hunian modern untuk kelas menengah keataas yakni Citra Garden dan Citra Land.
Penulis: Romi Rinando | Editor: Reny Fitriani
Ciputra berkata, untuk sampai pada pencapaian ini tidak dilalui dengan mudah. Terlebih saat dia memulai pembangunan proyek reklamasi skala jumbo bertajuk Taman Impian Jaya Ancol pada 1966.
"Banyak tentangan dari aktivis lingkungan, dari masyarakat sekitar terutama nelayan. Dan yang paling keras menentang tentu dari media," ujar Ciputra memulai kisahnya dalam perbincangan selama 30 menit dengan Kompas.com, di DBS Tower, Jakarta, Kamis (24/3/2016).
Aksi mereklamasi Ancol menjadi kawasan wisata terpadu, aku Ciputra, tidak dilakukan serampangan. Persiapan dan studi kelayakan dilakukan dalam waktu lima tahun.

Selama waktu lima tahun itu, Ciputra dan tim PT Pembangunan Jaya sebagai Badan Pelaksana Pembangunan (BPP) Proyek Ancol melakukan studi banding ke Perancis, dan Belanda.
Dalam pelaksanaan reklamasinya pun BPP Proyek Ancol menunjuk supervisor Witteveen+Bos untuk melakukan pengawasan langsung.
"Walaupun kontraktor reklamasinya terkenal tapi kalau tidak diawasi, tidak disupervisi akan kacau jadinya," cetus Ciputra.
Pembangunan pulau rekayasa, lanjut Ciputra, sejatinya berdampak positif dan membawa manfaat dari segi ekonomi.
Hanya jika pelaksanaannya prosedural, taat izin, dan tentu dengan kajian-kajian mendalam.
Selain itu, menurut dia, reklamasi adalah jawaban atas masalah kelangkaan lahan dengan harga yang sudah tidak masuk akal. Singapura yang lahannya terbatas, juga melakukan ekspansi ke laut.
"Sekarang lihat, Ancol jadi kawasan modern, kawasan rekreasi, hiburan dan wisata terpadu. Sebagian orang Jakarta mungkin pacarannya di Ancol," seloroh Ciputra.
Hal ini pula yang kelak dilakukan Ciputra di Kota Makassar Sulawesi Selatan, melalui CitraLand City Losari.
Ciputra melalui tentakel PT Ciputra Surya Tbk menggandeng PT Yasmin Bumi Asri membentuk KSO Ciputra Yasmin untuk merealisasikan megaproyek senilai Rp 3,5 triliun tersebut.
"Kami akan melakukan reklamasi seluas 106,41 hektar dari total area pengembangan Center Point of Indonesia 157,23 hektar. Seluas 50,47 hektar di antaranya diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan," papar Direktur Utama PT Ciputra Surya Tbk, Harun Hajadi.
Dalam pandangan Ciputra, Makassar punya potensi besar untuk sejajar dengan Jakarta, Surabaya, bahkan Singapura. Kota ini bisa dirancang lebih modern, sebagai gerbang Indonesia Timur. Makassar itu kaya. Makassar itu, masa depan Indonesia.
"Kami punya empat proyek di sana. Setiap tahun penjualannya selalu meningkat, Rp 1 triliun, Rp 1,5 triliun," ungkap Ciputra.