Menjelajah Tempat-tempat Asyik di London, Sepuasnya Selfie Bareng Angsa di Hyde Park
Selain suhu yang dingin, London juga masuk di jajaran kota termahal di Eropa. Kurs mata uang poundsterling di kisaran Rp 18.200.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LONDON - Di sela padatnya jadwal mengikuti kegiatan delegasi Indonesia di acara sidang International Maritime Organization yang berlangsung mulai 25 November hingga 4 Desember, di London Inggris, Tribun berkesempatan mengunjung tempat‑tempat menarik di London.
Udara dingin langsung menusuk kulit setiap kali keluar ruangan di Kota London, Inggris.
Suhu di London pada akhir tahun ini berkisar 0-7 derajat Celsius.
Meski sudah mengenakan pakaian berlapis, hawa dingin terasa menyengat kulit wajah setiap kali angin berembus.
Perbedaan suhu di dalam dan di luar ruangan sangat terasa.
"Semua bangunan di sini menggunakan pasangan batu bata dobel. Di antara dua bata itu dipasang lapisan seperti plastik agar suhu di dalam ruangan makin hangat. Kalau tidak begitu tembok akan lembap dan mudah rusak," kata Dahlan, sopir yang biasa mengantar jemput delegasi Indonesia dari hotel ke Gedung Albert Embankment, lokasi sidang IMO (International Maritime Organization).
• Singgung Pariwisata, Rycko Sebut Telukbetung Jadi Destinasi Sampah
• Demi Layanan Baik ke Suami, Para Artis Ini Rela Kursus hingga ke London
Dahlan adalah warga Indonesia yang sudah lama menetap di London.
Selain suhu yang dingin, London juga masuk di jajaran kota termahal di Eropa.
Kurs mata uang poundsterling di kisaran Rp 18.200.
Alhasil, untuk sekali makan di London perlu merogoh kocek 10-12 poundsterling atau setara Rp 200 ribu.
Ya itu hanya untuk sekali makan.
Sebagai pembanding, harga satu botol air mineral ukuran sedang di London di kisaran 2 poundsterling atau Rp 36 ribu!
Cuaca cerah menghiasi langit London Sabtu (30/11/2019) pukul 08.00 waktu setempat. Matahari mulai muncul.
Berbeda dengan Indonesia yang dilintasi garis khatulistiwa, matahari di London tak melewati atas kepala di bulan November.
Matahari hanya terlihat mulai pukul 08.00 hingga pukul 15.00.
Kegiatan paling disukai warga London di pagi hari libur adalah berolahraga di taman kota.
Kebetulan Central Park Hotel tempat menginap sebagian delegasi Indonesia, tak jauh dari Hyde Park, taman kota terbesar di London.
Bagi penggemar film komedi asal Inggris, Mr Bean, taman ini muncul dalam adegan Mr Bean dibawa lari oleh penjahat.
Berbekal sarapan sepotong roti seharga 1,7 pounds atau Rp 30 ribu dari Simit Sarayi, toko sarapan di dekat hotel, Tribun Network berjalan kaki ke Hyde Park yang jaraknya sekira 1 kilometer.
Masuk di pintu pagar Hyde Park, seperti menembus pintu dunia lain di London.
Di tengah padatnya kota yang bangunannya nyaris tanpa halaman rumah, ada hutan berpohon besar yang mungkin usianya sudah ratusan tahun, seluas 142 hektare.
Di sela-sela pohon ada jalan-jalan aspal yang bersih.
Di sini mudah sekali membedakan warga lokal dan turis.
Warga London umumnya berolahraga joging, berlari, bermain bola, atau sekadar keliling taman membawa anjing.
Warga London selalu berjalan cepat.
Sedangkan para turis berjalan lebih pelan untuk melihat-lihat suasana taman.
Umumnya mereka sibuk foto selfie atau melakukan video call dengan keluarganya.
Beri makanan
Di dalam Hyde Park terdapat Danau Serpentine.
Bukan danaunya yang menarik, namun di tepian danau itu, ada ratusan angsa putih berukuran besar, angsa hitam berukuran sedang, burung merpati, burung gagak, dan burung‑burung yang lebih kecil.
Burung‑burung jinak itu terlihat nyaman berbaur dengan orang‑orang di sekitar taman.
Seorang turis perempuan asyik berselfie dengan angsa-angsa putih itu.
Melihat saya mendekat, Changying, nama turis asal China itu langsung meminta tolong untuk mengambil gambar menggunakan kamera ponselnya.
"Tolong saya difoto bersama angsa‑angsanya ya," kata Changying yang datang ke London untuk urusan bisnis sekaligus jalan-jalan.
Changying mengungkapkan kekagumannya pada banyaknya angsa dan burung‑burung yang hidup bebas di pusat Kota London.
"Mereka cantik dan jinak. Hebat sekali warga London bisa ikut menjaga hewan‑hewan ini hidup liar di sini," kata Changying.
Selain berolahraga, banyak juga warga lokal London yang memberi makan angsa-angsa liar itu.
Mereka membawa roti dan jagung. Petunjuk soal cara memberi makan dan menu yang sehat bagi burung juga tertulis di lokasi.
Berjalan kaki di London selalu terasa menyenangkan. Di semua sudut jalan Kota London, selalu saja banyak warga lokal maupun turis yang berjalan kaki.
Warga London yang terkenal modis berjalan cepat di pinggir-pinggir jalan.
Ya bagi penggemar fashion, jalanan di Kota London tak ubahnya seperti catwalk.
Selain lebih murah dibanding punya mobil sendiri, lengkapnya sarana transportasi umum di London memanjakan para pejalan kaki.
Berbekal sebuah kartu sakti bernama Oyster dan tentu saja Google map, kita bisa keliling London secara mudah.
• Oli London Operasi Plastik Ingin Wajahnya Mirip Jimin BTS, Malah Jadi Begini Hasilnya
Tinggal tempel kartu di stasiun kereta, pemberhentian bus, taksi, atau bahkan lokasi persewaan sepeda, orang bisa meluncur ke mana saja. Tarif untuk angkutan massal jauh lebih murah dibanding taksi.
Harga tiket kereta dan bus sekitar 2 pounds untuk antar stasiun. Kalau naik taksi bisa sampai 20‑30 pounds. Kartu bisa diisi ulang di setiap stasiun. Bisa dibayar pakai kartu ATM, kartu kredit, uang kertas, bahkan uang koin.(tribunnews/erwin ardian)