Tegal Mas Lampung

Hiu Paus Sering Muncul di Perairan Pulau Tegal Mas, Thomas: Pertanda Ekosistem di Tegal Mas Terjaga

Hiu yang besarnya bisa tiga sampai lima kali tubuh manusia dewasa itu beberapa kali terlihat dari rumah apung di Pulau Tegal Mas.

Penulis: Andi Asmadi | Editor: Andi Asmadi

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PESAWARAN - Hiu Paus atas Whale Shark terlihat di perairan Pulau Tegal Mas, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, Minggu (1/12/2019).

Hiu yang besarnya bisa sampai 10 kali tubuh manusia dewasa itu beberapa kali terlihat dari rumah apung di Pulau Tegal Mas. Karena air di perairan tersebut jernih, maka Hiu Paus terlihat di kedalaman.

Ini bukan kali pertama Hiu Paus muncul di perairan Pulau Tegal Mas. Sebelumnya, hiu jenis jinak yang sudah langka ini kerap terlihat, datang berklompok yang jumlahnya bisa mencapai 12 ekor.

Owner Pulau Tegal Mas, Thomas Azis Riska, kepada Tribun, Selasa (3/12) malam, mengatakan, beberapa kali ia menyelam dan melihat langsung Hiu Paus tersebut. "Malah saya pernah berenang sangat dekat," katanya.

Thomas mengatakan, jika kita bisa menjaga ekosistem laut, maka Hiu Paus akan sering datang. "Ini membuktikan ekosistem bawah laut di Pulau Tegal Mas cukup terjaga," paparnya.

Beberapa waktu lalu, Hiu Paus pernah terlihat terdampar di Pantai Lempasing. Nelayan bersama Thomas Riska kemudian mengawal dan membantu hiu tersebut untuk kembali ke tengah laut.

Thomas Riska menunjuk hiu tutul sepanjang 15 meter yang sempat memasuki perairan Teluk Lampung. beberapa waktu lalu.
Thomas Riska menunjuk hiu tutul sepanjang 15 meter yang sempat memasuki perairan Teluk Lampung. beberapa waktu lalu. (Istimewa)

Dari laman wikipedia diperoleh informasi, Hiu Paus atau dengan nama latin Rhincodon typus adalah hiu pemakan plankton yang merupakan spesies terbesar.

Disebut Hiu Paus karena ukuran tubuhnya yang besar dan kebiasaan makannya dengan menyaring air laut menyerupai kebanyakan jenis paus.

Hiu ini mengembara di samudera tropis dan lautan yang beriklim hangat, dan dapat hidup hingga berusia 70 tahun. Spesies ini dipercaya berasal dari sekitar 60 juta tahun yang lalu.

Terlepas dari ukurannya yang meraksasa, Hiu Paus diketahui tidak berbahaya bagi manusia.

Meski bertubuh besar, hiu ini jinak dan kadang-kadang membiarkan para penyelam menungganginya, walaupun tindakan ini tidak dibenarkan oleh para peneliti hiu dan konservasionis.

Di Indonesia, hampir setiap tahun diberitakan adanya hiu tutul yang terdampar di pantai atau terjerat jaring nelayan.

IUCN, badan konservasi dunia, memasukkan populasi Hiu Paus ke dalam status Rentan (Vulnerable).

Kerentanan menghadapi penangkapan ikan komersial ini disimpulkan karena nilainya yang tinggi dalam perdagangan.

Juga, karena sifatnya yang selalu mengembara dan bermigrasi dalam jarak jauh, sifat hidupnya yang menurut pola seleksi-K, serta kelimpahan umumnya yang rendah.

Upaya konservasi dan perlindungan jenis ini juga telah dilakukan beberapa negara, terutama berupa larangan untuk memburu, menangkap, dan memperdagangkannya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved