Tribun Bandar Lampung

Kadiskes Bandar Lampung Ungkap 800 Kasus DBD Terjadi di Bandar Lampung Sepanjang 2019

Kadis Kesehatan (Kadiskes) Bandar Lampung Edwin Rusli mengungkapkan, sepanjang Januari hingga Desember 2019, setidaknya ada 800-an kasus DBD terungkap

tribunlampung.co.id/sulis setia m
Kadiskes Bandar Lampung Edwin Rusli Ungkap 800 Kasus DBD Terjadi di Bandar Lampung Sepanjang 2019 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Dinas Kesehatan (Diskes) Bandar Lampung terus melakukan antisipasi penyakit terutama penyebaran demam berdarah dengue (DBD) sejak masa pancaroba hingga memasuki musim penghujan ini.

Kadis Kesehatan (Kadiskes) Bandar Lampung Edwin Rusli mengungkapkan, sepanjang Januari hingga Desember 2019, setidaknya ada 800-an kasus DBD terungkap.

"Meskipun ditemukan sekitar 800-an kasus sepanjang 2019, Alhamdulillah tidak ada yang meninggal. Itu kasusnya positif semua," terang Edwin diwawancara media usai hadir di ruang rapat Semergou Bandar Lampung, Senin (9/12/2019).

Edwin menerangkan, kasus ini juga mengalami penurunan dibandingkan 2019 lalu. Termasuk di tahun lalu ada temuan penderita DBD yang meninggal dunia.

"Dulu ada yang meninggal satu orang, tapi kalau sekarang Alhamdulillah tidak ada," jelasnya.

Lanjut Edwin menyatakan bahwa penurunan kasus tersebut dinilai lantaran kesadaran masyarakat di Bandar Lampung sudah mulai tinggi.

Kenali Perbedaan Demam Dengue dan DBD, Gejala dan Pencegahannya

"Dan dengan adanya puskesmas kelurahan siap membantu. Jadi ada apa-apa langsung lapor ke kita dan langsung ditanggapi," ucapnya.

Diskes melalui puskesmas-puskesmas juga menurutnya telah meminimalisasi penyebaran DBD melalui mengoptimalkan pelaksanaan fogging (pengasapan) di kecamatan-kecamatan.

Terutama di kelurahan yang dinilai endemis DBD.

"Kita sudah laksanakan fogging untuk mengantisipasi itu, tersebar di 20 kecamatan. Jadi sebelum masyarakat ada yang mengadu memang kita laksanakan fogging," beber dia.

Selain fogging, pihaknya juga melakukan upaya dengan abatesasi yang diberikan secara gratis kepada masyarakat.

"Ya bubuk abate bisa diambil di puskesmas-puskesmas yang tersebar di seluruh wilayah Bandar Lampung," tuturnya.

Ketika ditanya apakah terdapat wilayah yang dominan pada kasus DBD tersebut?

Edwin mengatakan kasus DBD bukan berdasarkan wilayah seperti penyakit malaria karena sifatnya merata.

Kelurahan Rawalaut Kecamatan Enggal Menggelar Acara Sosialisasi Pencegahan DBD

"Selain DBD, penyakit malaria perlu diwaspadai memasuki musim penghujan. Untuk faktor penyebabnya sebenarnya hampir sama dengan DBD," katanya.

Oleh karenanya, Edwin menyatakan, langkah utama untuk mengantisipasi penyakit-penyakit tersebut dengan selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

"Untuk itu mulai pergantian peralihan musim ini kita sudah mulai melakukan antisipasi seperti fogging dan lainnya," tukas Edwin. (tribunlampung.co.id/sulis setia m)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved