Tribun Tanggamus
11 Kecamatan di Tanggamus Rawan Banjir dan Longsor, BPBD Imbau Warga Jaga Kewaspadaan
BPBD Tanggamus mengungkapkan, ada 11 kecamatan di Tanggamus yang rawan segala bencana saat musim hujan.
Penulis: Tri Yulianto | Editor: Noval Andriansyah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, TANGGAMUS - Badan Penganggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanggamus mengungkapkan, ada 11 kecamatan di Tanggamus yang rawan segala bencana saat musim hujan.
Kabid Kedaruratan BPBD Tanggamus Adi Nugroho mengungkapkan, bencana yang sering terjadi di Tanggamus saat musim hujan adalah banjir dan longsor.
Keduanya, kata Adi Nugroho, bisa terjadi sekaligus dalam satu wilayah atau berbeda.
"Di sini (Tanggamus) ada kecamatan yang rawan banjir, ada yang rawan longsor dan ada juga yang rawan keduanya saat musim hujan," terang Adi Nugroho, Rabu, 11 Desember 2019.
Adi Nugroho merinci, untuk yang rawan banjir dan longsor, mulai dari Kecamatan Pematang Sawa, Semaka, Bandar Negeri Semong, Wonosobo, Kota Agung Barat, Kota Agung Timur, Limau, Cukuh Balak, Kelumbayan, Kelumbayan Barat, dan Ulu Belu.
"Untuk itu, kami minta seluruh masyarakat waspada, khususnya pada lokasi-lokasi tersebut, sebab tingkat kerawanan bencananya lebih tinggi dibanding lokasi lain," terang Adi Nugroho.
• Sulitnya Mengungkap Mafia Kayu di Tanggamus, Pelaku Sebar Mata-mata Awasi Aparat
Penyebab rawan bencana, kata Adi Nugroho, di antaranya karena topografi Tanggamus yang terdiri dataran tinggi dan rendah.
Untuk dataran tinggi, ucap Adi Nugroho, mudah longsor dan dataran rendah mudah banjir.
Kemudian, lanjut Adi Nugroho, ada juga alih fungsi lahan.
Semestinya, kata Adi Nugroho, dataran tinggi ditanami dengan pohon berkayu yang usia tanamnya lama.
Sehingga, akarnya bisa mempertahankan kekuatan tanah.
"Bukan tanaman musiman yang akarnya pendek karena pohon bakal ditebang," ucap Adi Nugroho.
Selain itu, imbuh Adi Nugroho, ada juga tanaman pertanian yang akarnya tidak kuat sama sekali mencengkram tanah, seperti jenis tanaman sayuran.
Sedangkan di lokasi dataran rendah, ujar Adi Nugroho, banyak sekali aliran sungai.
Maka, kata Adi Nugroho, sebaran air dan banjir lebih cepat dan merata.
Selain itu, kata Adi Nugroho, pada sungai-sungai besar terjadi pendangkalan akibat material yang longsor di dataran tinggi.
"Untuk masyarakat yang dekat sungai supaya waspada juga, sering-sering memantau ketinggian air. Jika air sudah tinggi segera untuk mengungsi untuk keselamatan diri," imbau Adi Nugroho.
Adi Nugroho juga mengimbau kepada masyarakat, untuk tidak membangun rumah di tepian sungai.
Sebab, kata Adi Nugroho, hal itu bisa merusak daerah aliran sungai.
Akibatnya, alur sungai tidak terarah dan juga demi keselamatan ketika tiba-tiba air sungai meluap.
"Imbauan juga ke masyarakat jangan biasakan buang sampah di sungai. Sebab itu mengakibatkan penyumbatan dan pendangkalan sungai. Sehingga air sungai lebih cepat meluap saat musim hujan," terang Adi Nugroho.
Adi Nugroho mengaku, di aliran sungai Way Semaka sudah dipasangi alat peringatan dini banjir hasil koordinasi dengan PMI.
Alat tersebut, jelas Adi Nugroho, akan kirimkan sinyal jika volume air tinggi, yang merupakan tanda untuk banjir.
"Kami juga rutin memantau pemberitahuan dari BMKG sebagai upaya kewaspadaan timbulnya banjir saat curah hujan tinggi," tandas Adi Nugroho.
BPBD, terus Adi Nugroho, sudah intensifikasi siaga bencana memasuki musim hujan ini untuk kesiapan penanganan bencana.
"Kami sudah adakan piket tim unit reaksi cepat (URC) yang siaga 24 jam, tim itu yang akan lebih dulu ke lokasi bencana. Tugasnya mengecek skala bencana dan berikan pertolongan pertama," ujar Adi Nugroho.
• Pria Tanggamus Lampung Obati Pria Kena Santet, Ternyata Modus untuk Perkosa Istri Korban
Selain persiapan personel, peralatan juga sudah disiagakan mulai dari sepeda motor, mobil operasional, truk serbaguna, alat berat eksavator, gergaji mesin, alat penyedot air, perahu karet, dan lainnya.
Nantinya juga, kata Adi Nugroho, BPBD berkoordinasi lintas sektoral untuk penanganan dan pemberian bantuan jika skala bencana besar.
"Untuk bantuan dalam skala kecil seperti makanan siap saji kami ada, tapi kalau bantuan lebih banyak nanti koordinasi dengan instansi lainnya," terang Adi Nugroho. (tribunlampung.co.id/tri yulianto)