VIDEO Satpol PP Bandar Lampung Razia 5 Bocah Silver

Manusia silver ini dirazia di beberapa lokasi yakni lampu merah Jalan Sudirman, lampu merah Tugu Adipura, dan lampu merah Satelit.

Penulis: ikhsan dwi nur satrio | Editor: Noval Andriansyah

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Sebanyak lima anak jalanan (anjal) bertubuh serba silver atau disebut manusia silver ditangkap Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Bandar Lampung di beberapa tempat berbeda.

Kepala Bidang Ketertiban Umum (Kabid Tibum) Satpol PP Bandar Lampung Jan Roma membeberkan, total anjal dan pengemis yang ditertibkan sebenarnya sepuluh orang.

Di mana, lima di antaranya berbadan silver.

Manusia silver ini dirazia di beberapa lokasi.

Yakni, lampu merah Jalan Sudirman, lampu merah Tugu Adipura, dan lampu merah Satelit. Usianya mulai 10 tahun hingga 15 tahun.

"Lalu dua lainnya merupakan orang yang kemungkinan tugasnya ngecet-ngecet anak-anak berbadan silver ini," beber Jan Roma di kantor Satpol PP Bandar Lampung, Kamis (12/12/2019).

Kasi Operasional Satpol PP Bandar Lampung Heliansah menambahkan, ada tiga orang pengemis yang juga ditangkap dan tidak berbadan silver.

Mereka digerebek di sebuah rumah kosong yang dijadikan markas di daerah Pahoman dekat SMPN 4 Bandar Lampung. Yakni Juanda (25), Randi (22), dan Monik (50).

Heboh Mobil Satpol PP Lawan Arus hingga Bikin Macet, Kasatpol PP Buka Suara

Mobil Polisi Pecah Ban Saat Bawa Tersangka, Pelaku Pembunuhan Sadis Tertembus 3 Peluru Saat Kabur

"Jadi tidak hanya ditertibkan di lampu merah saja tetapi kita gerebek juga rumah kosong yang dijadiin markas di daerah Pahoman, makanya dapet dua orang yang nggak berbadan silver itu," beber Heliansah.

Bersama satu orang lainnya yang merupakan pengemis yang bermodus membawa kemoceng.

Menurut Jan Roma, penertiban anjal dan pengemis merupakan bagian dari menjaga kenyamanan dan ketertiban masyarakat yang dilakukan di seluruh Bandar Lampung.

Penertiban ini juga dilakukan menurutnya tidak terlepas dari aduan masyarakat melalui hotline public service Tribun Lampung.

Selain memang, petugas satpol PP kerap melihat langsung keberadaannya di lapangan.

"Kalau masalah rumah (persembunyian anjal) baru ini kita temukan."

"Terus kita sering liat sendiri dan sering liat aduan masuk di surat pembaca," terangnya.

Hanya saja diakuinya, yang terkadang lengah dari pantauan petugas adalah anjal pengemis di daerah lampu merah Way Halim waktu sore hari.

Serta, operasional anjal pengemis di hari Sabtu dan Minggu.

"Kalau yang di Way Halim mereka itu beroperasi sore hari saat kita sudah jam pulang kantor."

"Sementara kalau manusia silver ini beroperasinya nggak kenal waktu, kapan aja, siang juga," ungkap dia.

Mengatasi ini, pihaknya membentuk tim yang bekerja di hari libur Sabtu-Minggu dan jam malam hari untuk melakukan operasional.

Ada 10 anggota yang keliling rutin membawa mobil dalmas.

"Ada satu regu yang patroli. Harapannya nggak ada kesempatan anjal untuk berkeliaran."

"Itu bawa satu mobil dalmas," tambahnya.

Sanksi sementara yang diberikan adalah peringatan, lalu membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi lagi perbuatannya.

"Kalau pembinaan ada di dinas sosial."

"Kami hanya melakukan penertiban saja temuan di lapangan," kata Jan Roma.

Menurutnya, anjal dan pengemis ini memiliki koordinator di lapangan.

Namun sampai saat ini, pihaknya belum berhasil mengungkap.

Pihaknya masih berupaya untuk bisa menangkapnya.

"Kami juga mengimbau masyarakat untuk tidak memberikan uang kepada peminta-minta ini, supaya tidak melakukan aktivitas mengalirnya lagi. Karena saat dikasih, jadi ya merasa mendingan kayak gini (minta-minta)," imbaunya.

Dua Jam Raup Rp 100 Ribu

Bocah silver bernama Bagas yang diwawancara terpisah mengaku membeli alat untuk mewarnai tubuh dari seseorang yang juga berprofesi sebagai manusia silver di Garuntang. Modalnya membeli bahan untuk mengecat tubuh Rp 25 ribu.

"Ada minyaknya, tinernya, bedak bayi dan bahan lainnya. Buat modal minta-minta (ngemis) di jalan," ungkap bocah yang tak lagi sekolah ini.

Bocah 10 tahun itu dengan polos mengatakan dalam dua jam bahkan bisa mengumpulkan uang Rp 100 ribu. "Ibu saya kerjanya cuman nyuci baju. Uang dapet ngemis dikasih ibu," beber dia.

Bocah silver lainnya mengaku sekolah di salah satu SMP swasta di Bandar Lampung. Aktivitas mengemisnya ini dilakukan di jam pulang sekolah.

Puluhan Satpol PP Serbu Kantor KONI Akibatkan Kaca Pecah, Sosok Teriak Seribu Kali Masih Misteri

Tangan Anak 10 Tahun Dibakar di Atas Kompor Menyala oleh Ibu Tiri, Pelaku Kesal Kerap Dimarahi Suami

"Pulang cepet karena abis ujian. Class meeting," papar dia.

Menurutnya lima orang yang tertangkap ini merupakan satu rombongan mengemis. Diakuinya masih banyak teman-temannya di luar sana. Namun saat ditanya lebih jauh adakah yang mengkoordinasi mereka, dia menjawab tidak ada.

"Ya kepengen aja (liat manusia silver lainnya) karena liatnya enak (nyari uang), terus ikutan," ungkap dia.(Videografer Tribunlampung.co.id/Ikhsan Dwi Nur Satrio)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved