2 Politisi Kawakan dari Lampung Saling Tantang, Ini Fakta Sebenarnya yang Terjadi
Dua politisi kawakan asal Lampung, Henry Yosodiningrat dan Andi Arief berseteru. Awal mulanya gara-gara Rocky Gerung.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Dua politisi kawakan asal Lampung, Henry Yosodiningrat dan Andi Arief berseteru. Awal mulanya gara-gara Rocky Gerung.
Pernyataan yang dikeluarkan pengamat politik Rocky Gerung dalam acara Indonesia Lawyer Club atau ILC TV One pada Selasa (3/12/2019) malam, ternyata berbuntut panjang.
Namun, Perseteruan justru terjadi antara 2 politisi asal Lampung, yakni Andi Arief dan Henry Yosodiningrat.
Dalam kabar terbaru, politisi PDIP, Henry Yosodiningrat melaporkan akun Twitter politisi Partai Demokrat, Andi Arief, yakni @AndiArief_, ke Bareskrim Polri.
Andi Arief dilaporkan atas tuduhan dugaan pencemaran nama baik.
Laporan yang dilayangkan pada Rabu (11/12/2019) tersebut, diterima Piket Siaga Bareskrim Polri dengan nomor LP/B/1043/XII/2019/ BARESKRIM tertanggal Rabu, 11 Desember 2019.
Hal yang dilaporkan adalah unggahan akun itu yang menyebut bahwa Henry adalah seorang preman.
"Tweet itu merupakan penghinaan dan telah mencemarkan nama baik saya serta nama baik keluarga besar saya," ungkap Henry melalui keterangan tertulis kepada Kompas.com, Rabu (11/12/2019) malam.
• Kisah Rocky Gerung Diseruduk Babi Hutan di Lampung, Kini Henry Yosodiningrat Khawatir Rocky Dibacok
Berikut, cuitan yang dipermasalahkan Henry.
"Kawan-kawan PDIP yang sekarang ada dan mendapatkan posisi dalam partau dan kekuasaan -- mayoritas PDIP otot--. Faksi otak tersingkir. Itu penjelasan kenapa preman seperti Hendriyosodiningrat melaporkan Rocky Gerung".
Henry menyertakan sejumlah bukti seiring dengan laporannya itu.
Di antaranya, tangkapan layar kicauan pemilik akun, salinan pemberitaan terkait kicauan tersebut, serta hasil cetak arti kata "preman" dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Pemilik akun itu pun disangkakan Pasal 45 ayat 3 jo Pasal 27 ayat 3 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Pada hari yang sama, Henry Yosodiningrat juga melaporkan pemilik akun Instagram @rockygerungofficial_ ke Bareskrim Polri, dengan tuduhan pencemaran nama baik.
Laporan itu diterima polisi dan terdaftar dengan nomor LP/B/1042/XII/2019/BARESKRIM tertanggal Rabu, 11 Desember 2019.
Hal yang dilaporkan dalam akun itu, yakni keterangan foto atau caption yang menyebut Henry 'dungu'.
"Caption tersebut, yang menyebut saya sebagai orang dungu, merupakan penghinaan dan merupakan perbuatan yang sangat keji dan dilakukan dengan sengaja," ungkap Henry melalui keterangan tertulis, Rabu malam.
Pemilik akun, lanjut Henry, juga mengunggah foto yang menunjukkan pemberitaan mengenai penolakan laporan Henry sebelumnya oleh Bareskrim.
Foto itu adalah momen ketika Henry melaporkan mantan dosen filsafat Universitas Indonesia (UI) Rocky Gerung.
Namun, laporannya ditolak.
Unggahan itu disertai keterangan sebagai berikut:
"Yang nge-lapor Dungu sih. Reposted from @tempodotco – Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri menolak laporan politikus PDIP Henry Yosodiningrat terhadap Rocky Gerung. Henry mengaku kecewa karena laporannya tersebut tidak diterima...".
Awal Perseteruan 2 politisi asal Lampung
Dua politisi nasional asal Lampung, Henry Yosodiningrat dan Andi Arief terlibat Perseteruan.
Perseteruan dua politisi asal Lampung bermula dari komentar Politisi Demokrat Andi Arief.
Andi Arief mengomentari tindakan Politisi PDIP Henry Yosodiningrat, yang melaporkan Rocky Gerung ke pihak kepolisian.
Diketahui, pengacara asal Lampung, Henry Yosodiningrat marah terhadap pengamat politik Rocky Gerung.
Kemarahan Henry Yoso karena pernyataan Rocky Gerung, yang dianggap memfitnah Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pernyataan Rocky Gerung yang memancing emosi Henry Yoso adalah tentang Presiden Jokowi yang tak paham Pancasila.
Atas pernyataan itu, Henry Yoso melaporkan Rocky Gerung ke Bareskrim Polri.
Sayang, pihak kepolisian menolak laporan Henry Yoso.
Hal itu karena Henry Yoso tidak mengantongi surat kuasa dari Jokowi sebagai pihak yang dirugikan dari pernyataan Rocky Gerung.
"Saya menunggu 4,5 jam dengan rasa kecewa terhadap Polri karena tidak ada kepastian."
"Awalnya mereka menanyakan mana surat kuasa Joko Widodo selaku pribadi maupun presiden," kata Henry di gedung Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (9/12/2019).
"Saya menunggu 4,5 jam dengan rasa kecewa terhadap Polri karena tidak ada kepastian."
"Awalnya mereka menanyakan mana surat kuasa Joko Widodo selaku pribadi maupun presiden," kata Henry Yosodiningrat di gedung Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (9/12/2019).
Menurut Henry, dia melaporkan kasus tersebut atas nama pribadi, yang keberatan dengan pernyataan Rocky.
Sebaliknya, pelaporan itu tidak mewakili Jokowi sebagai Presiden RI.
Ia mengklaim, masyarakat Lampung banyak yang kecewa dengan pernyataan Rocky, yang dianggap menghina presiden Jokowi.
Apalagi, kata dia, eks Gubernur DKI Jakarta itu juga memenangkan perolehan suara sebesar 60 persen pada Pilpres 2019 lalu.
"Saya putra daerah Lampung, saya mantan anggota DPR dari Lampung, Rakyat Lampung kecewa sedih pedih melihat Presidennya dicaci maki dikatakan tidak paham Pancasila, tidak mengerti Pancasila hanya hafal Pancasila," jelas Henry.
Lebih lanjut, Henry mengkhawatirkan, penolakan tersebut membuat Rocky akan menjadi bulan-bulanan masyarakat Lampung.
Sebaliknya, ia menuding Rocky Gerung akan semakin besar kepala melihat penolakan atas pelaporan tersebut.
"Saya khawatir Rocky Gerung dibacok sama orang Lampung."
"Karena apa? Dia pasti akan besar kepala dengan peristiwa ini, dia pasti akan besar kepala."
"Dan dia akan mengulangi ini lagi akan menghina Presiden. Kemarin dia bilang presiden tidak paham Pancasila, tidak mengerti Pancasila hanya hafal Pancasila. Besok mau ngomong apa lagi? Serahkan saja ke dia," tukasnya.
Sebagai informasi, pernyataan Rocky Gerung yang menyatakan presiden tidak mengerti Pancasila disampaikan saat hadir di acara ILC TV One bertajuk "Maju Mundur Izin FPI" yang tayang pada Selasa (3/12/2019) malam.
Menurut Rocky, seandainya Presiden Jokowi paham Pancasila, Jokowi tidak akan melanggar sila-sila yang tertulis dalam Pancasila.
Berikut, penggalan pernyataan yang menjadi keberatan oleh Henry Yosodiningrat.
"...Presiden juga enggak ngerti Pancasila, kan? Dia hafal, tapi dia tidak paham. Kalau dia paham, dia tidak berutang."
"Kalau dia paham, dia gak naikin BPJS, kalau dia paham, dia enggak melanggar undang-undang lingkungan."
Hendry Yosodiningrat dan Andi Arief saling tantang
Ternyata, langkah Hendry Yosodiningkrat melaporkan Rocky Gerung tersebut dikomentari Andi Arief melaui akun twitter @AndiArief_.
Dalam cuitannya, Andi Arief menyebut Henry Yosodiningrat sebagai preman.
Berikut, kutipan cuitan Andi Arief.
"Kawan-kawan PDIP yang sekarang ada dan mendapatkan posisi dalam partau dan kekuasaan -- mayoritas PDIP otot. Faksi otak tersingkir. Itu penjelasan kenapa preman seperti Hendriyosodiningrat melaporkan Rocky Gerung," tulis Andi Arief di akun twiiternya
Cuitan Andi Arief tersebut ternyata mendapat reaksi Henry Yosodiningrat.
Di sebuah forum acara, Henry Yosodiningrat pun melontarkan ancaman kepada Andi Arief.
Dilansir dari akun Twitter @AndiArief_, Rabu (11/12/2019), Andi Arief mengunggah video pidato Henry Yosodiningrat di acara "silaturahmi wakil ketua MPR Bapak Zulkifli Hasan dengan forum komunikasi persaudaraan Lampung perantauan".
Dalam pidato tersebut, Henry menyayangkan pernyataan Andi Arief yang menyebutnya sebagai preman.
"Saya sayangkan lagi putra daerah lampung mencuit, mengatakan politisi PDI Perjuangan sekarang faksi otot, meninggalkan faksi otak sehat, makanya preman seperti Henry Yosodiningrat, Astafirullahazim, saya sempat istighfar, gue samperin ke rumahnya gua gebukin di depan anak bininya nih orang," ucap Henry Yosodiningrat dalam video yang diunggah Andi Arief.
Unggahan Andi Arief mengenai video Hendry Yosodiningrat tersebut disertai komentar langsung dari Andi Arief
• Satu Kata Rocky Gerung yang Kembali Buat Henry Yosodiningrat Panas
Berikut, cuitan Andi Arief yang dikutif dari akun twitternya.
"Saya tidak ahli baku hantam, tapi saya menanti kedatangan Henriyosodiningrat yang mengancam akan menggebuk saya di depan anak istri. Kabarkan saja jam berapa. Saya tunggu. Saya tidak akan lapor polisi."
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Gara-gara Kata "Preman", Politikus PDI-P Ini Laporkan Akun @AndiArief_
Perseteruan 2 politisi asal Lampung, Andi Arief dan Henry Yosodiningrat, kini memasuki babak baru, di mana Henry melaporkan Andi Arief ke polisi.