Reaksi Susi Pudjiastuti Diserang Politisi Gerindra, Buntut Polemik Ekspor Benih Lobster

Susi Pudjiastuti diserang rekan sesama partai Edhi Prabowo, yaitu Sufmi Dasco Ahmad.

Penulis: Wakos Reza Gautama | Editor: wakos reza gautama
TRIBUN LAMPUNG/Okta Kusuma Jatha
Susi Pudjiastuti. 

Sufmi Dasco menduga ada orang dalam KKP yang membocorkan hasil rapat mengenai ekspor benih lobster ini.

"soal ekspor benih lobster itu kan sebenar nya masih wacana dan kajian di KKP belum menjadi kebijakan menteri , kenapa orang seberang laut jadi kepo ? karena hasil hasil rapat di KKP yg baru mau mengkaji dibocorkan sama telik sandinya , move on donk boss" kicau Sufmi Dasco.

Menurut Sufmi Dasco, apa yang ia sampaikan hanyalah memberi saran kepada rekannya Edhi Prabowo bukan untuk nyinyir.

"memang saya memberi saran kepada sahabat saya sebagai menteri untuk tetap merakyat setiap kunjungan dinas pake pesawat komersil jangan kunjungan kerja pake charter pesawat ,dan charternya jangan pesawat punya perusahaan sendiri, masak saran yg baik dibilang nyiyir" 

Samakan Ekspor Benih Lobster dengan Nikel

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhi Prabowo menyamakan ekspor benih lobster seperti ekspor nikel. 

Menurutnya, nikel dieskpor sejak tahun 2016 hingga 2019 untuk menunggu perusahaan siap membuka pengolahannya.

Begitu pun nantinya lobster yang diekspor guna menunggu industri pengolahannya siap.

Kemudian ekspor akan diberhentikan seperti bijih nikel yang akan berhenti diekspor mulai Januari 2020.

Ini disanggah Susi Pudjiastuti

Menurut Susi, nikel adalah benda mati yang sewaktu-waktu memang bisa habis.

Sedangkan lobster adalah benda hidup yang bisa terus ada jika dijaga.

" Nikel adalah SDA yg tidak renewable/ yg bisa habis. Lobster adalah SDA yg renewable, yg bisa terus ada & banyak kalau kita jaga!!!!!," kicau Susi Pudjiastuti dalam akun twitternya @susipudjiastuti, Selasa (17/12/2019), dikutip dari Kompas.com.

Lebih lanjut Susi menyebut, lobster sebagai SDA yang renewable, cara penangkapannya maupun pemeliharaannya pun harus diperhatikan.

Menurut dia, pengambilan tidak perlu menggunakan kapal besar atau alat modern lainnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved