Warga Sumsel Harus Angkat Kaki dari Desa Batu Belubang: Kami Cuma Cari Makan, tak Tahu Apa-apa
Ini bermula dari tambang timah. Di situ ada kesepatan, telah tercantum kalau tidak menaati peraturan di desa, angkat kaki dari sini
Kejadian bermula pada pukul 15.00 WIB. Saat itu pelaku yang mengendarai mobil sempat ditegur oleh warga lantaran melaju dengan kecepatan tinggi. Namun saat ditegur, pelaku yang diduga warga pendatang tak terima.
Alhasil sempat terjadi cekcok sesaat sebelum pelaku melakukan penusukan. Keluarga korban, Juadi mengatakan, pelaku tak terima dengan teguran tersebut.
"Pelaku itu marah. Dia bilang, kamu tidak tahu siapa saya ya. Terus dia manggil kawan, makai motor. Kejadian sekitar pukul 16.30 WIB, sekarang keadaan korban lah sadar, tadi Arpan sempat koma sekitar satu jam," ungkap Juadi.
3. Banyak Pendatang Cari Makan di Desa Batu Belubang

Nani dan suaminya, Adam Malik sudah satu tahun tinggal di Desa Batu Belubang. Selama ini, tidak ada masalah apapun, mereka dengan warga setempat.
"Kami cari makan, kami tidak tahu apa-apa," ucapnya lirih.
Serupa diungkapkan Dea, yang berasal dari Palembang, Sumatera Selatan. Sambil menggendong bayinya yang berusia sembilan bulan,
Dea menangis meratapi nasibnya. Dia mengaku hanya sekadar mencari nafkah di Desa Batu Belubang.
"Demi Allah, kami tidak berbuat macam-macam," kata Dea sedih.
Nani dan Dea bersama ratusan warga Sumsel lainnya, dievakuasi dari Desa Batu Belubang ke Polres Pangkalpinang. Langkah ini diambil untuk meredakan kondisi di Desa Batu Belubang, setelah dua warga setempat ditikam orang tak dikenal.
Masyarakat Desa Batu Belubang menduga, pelaku adalah warga pendatang sehingga menyulut amarah dan berujung pengusiran.
Kapolres Pangkalpinang AKBP Iman Risdiono mengatakan lebih dari 100 warga pendatang yang diangkut menggunakan mobil milik BPBD Babel, Brimob, dan Polres Pangkalpinang. "Masyarakat pendatang ini dibawa ke aula Polres Pangkalpinang," kata Iman.
Jalan ini ditempuh setelah pertemuan warga Sumsel yang bermukim di Desa Batu Belubang dengan masyarakat setempat. Tidak terjadi aksi anarkis dalam proses evakuasi tersebut.
Satu di antara warga pendatang, Guntur mengungkapkan hanya mengikuti instruksi dari pihak kepolisian untuk dilakukan pendataan. "Gak tahu kami, ikut saja apa kata polisi, biar aman juga. Kalau sama pelaku itu saya gak kenal," ujar Guntur.
4. Warga Pendatang Buat Kesepakatan