Tentara Bebaskan 2 Nelayan Indonesia dari Sandera Abu Sayyaf, Satu Marinir Tewas

Dua dari tiga warga negara Indonesia ( WNI) yang disandera selama 90 hari oleh kelompok gerilyawan Filipina, Abu Sayyaf, berhasil dibebaskan

Editor: wakos reza gautama
Facebook Philippine Marine Corps
2 Nelayan Indonesia yang disandera Abu Sayyaf dibebaskan marinir Filipina 

Setelah baku tembak tersebut, pasukan NTGS menyelamatkan dua korban penculikan Indonesia, yaitu Marahudin Bin Lunami dan Samiuin Bin Manue.

Sedangkan kelompok ASG kabur dan satu anggotanya tewas.

Namun satu orang Marinir Filipina gugur dan dua lainnya terluka selama pertemuan itu.

Marinir yang gugur adalah Corporal Romnick Estacio, yang ternyata juga berperang membebaskan Marawi yang dikuasai ISIS 2017.

Dalam pertempuran itu, Romnick Estacio, kehilangan adiknya Jethro Fil Estacio yang bertugas di Infrantri Angkatan Darat Filipina. 

Jethro Fil Estacio gugur dalam pertempuran 14 Oktober 2017. 

Marahudin Bin Lunani dan Samiuin Bin Manue diculik sekitar September 2019 lalu ketika sedang mencari ikan di perairan Lahad Datu, Malaysia.

Mereka berasal dari Baubau dan Wakatobi, Sulawesi Tenggara.

Penyanderaan ketiganya diketahui melalui rekaman video di laman Facebook.

Dalam penculikan itu, penyandera meminta tebusan sebesar Rp 8 miliar. 

Pembebasan dilakukan berkat kerja sama intensif antara Pemerintah Indonesia dan Filipina melalui berbagai langkah diplomasi. 

"Pemerintah Indonesia bekerja sama erat dengan pemerintah Filipina berhasil membebaskan dua WNI yang telah disandera selama 90 hari dari penyanderaan ASG pada 22 Desember 2019.

Satu WNI masih terus diupayakan pembebasannya," menurut Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) melalui siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (22/12/2019).

Langkah diplomasi yang dilakukan, menurut keterangan tersebut, antara lain melalui pembicaraan langsung Presiden Joko Widodo dan Presiden Rodrigo Duterte serta Menteri Luar Negeri (Menlu RI) Retno Marsudi dan Menteri Pertahanan Filipina.

Pembicaraan tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan koordinasi internal antara Pemerintah RI yang dilakukan oleh Kementerian Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam) RI melalui kerja sama intensif antara badan intelejen Indonesia dan militer Filipina.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved