Pengacara Sebut Pernyataan Kapolda Sumut Jadi Kunci Kematian Hakim PN Medan
Kepemilikan bisnis yang dikelola keluarga Jamaluddin, diyakini tidak melanggar prosedur. "Kalau gak ada (jabatan) saya kita gak masalah," tuturnya.
Penulis: Romi Rinando | Editor: taryono
"Kemarin Pak Agus yang bilang bahwasanya pelakunya orang dekat, kenapa sampai sekarang diundur lagi diundur lagi. Ada pula isu yang menyebutkan pembunuhnya orang GAM, itu kan aneh. Kemarin orang dekat, kenapa sekarang ceritanya GAM padahal muka-muka orang yang datang ke rumah kakak (Maimunah) bukan orang Aceh," ujarnya.
"Harapannya kalau bisa pihak Poldasu memaparkan apa-apa saja yang sudah diterangkan para saksi. Jadi jangan disembunyikan," tambah Maimunah.
Sejauh ini, harta kekayaan hakim Jamaluddin sebesar Rp 48 miliar belum terkonfirmasi.
Namun, hakim Jamaluddin diketahui punya usaha juga. selain menjadi hakim.
Selain itu, Humas PN Medan Erintuah Damanik menyebutkan bahwa istri almarhum memiliki bisnis properti.
"Istrinya suka share di facebook punya perumahan. Dia juga punya bisnis penimbunan tanah jalan tol. Sawit juga," tutur Erintuah Damanik pada 4 Desember 2019 lalu.
Kepemilikan bisnis yang dikelola keluarga Jamaluddin, diyakini tidak melanggar prosedur.
"Kalau gak ada (jabatan) saya kita gak masalah," tuturnya.
Bagi Erintuah, yang menjadi masalah apabila hakim menduduki jabatan tinggi di perusahaan tersebut.
"Apakah dia (Jamaluddin) di perusahaannya menduduki jabatan, nggak selalu direktur, selaku komisaris kan gitu, kalau gak ada (jabatan) gak masalah. Namanya istrinya kan keluarganya," cetusnya.
Selain soal harta, Maimunah juga membeberkan terkait kedatangan hakim Jamaluddin ke rumahnya pada Kamis (28/12/2019) malam sekitar pukul 21.35 WIB, atau tepat pada malam sebelum hakim asal Aceh itu ditemukan tewas.
Namun, Maimunah tidak membukakan pintu meskipun hingga tiga kali dipanggil oleh hakim Jamaluddin. Menurut Maimunah, saat itu hakim Jamaluddin tidak sendirian.
Ia bersama tiga orang pria berbadan tegap.
"Dia manggil tiga kali, ”Maimunah” katanya dengan logat Acehnya. Pemanggilan pertama saya pergi ke ruang tamu mengintip. Rupanya bapak itu, tapi di situ dia sudah ada kawannya, waktu itu ada bertiga," ujarnya.
"Dia kan manggil 3 kali, tapi saya enggak keluar. Saya berpikir tidak ada kepentingan sama bapak ini. Janji saya Jumat mau ke kantor pengadilan. Di malam Jumat itu perasaan saya sudah enggak enak," tambah Maimunah.