Sang Jenderal Dibunuh, Dirudal hingga Terbakar, Iran Siapkan Pembalasan ke Amerika Serikat
Setelah seorang jenderal dibunuh, sejumlah pejabat Iran termasuk pemimpin tertinggi mereka, bersumpah balas dendam.
Serangan yang terjadi Minggu (29/12/2019) itu disebut Washington merupakan balasan atas serangan roket yang menewaskan kontraktor sipil itu.
Kronologi
Pernyataan pertama terkait meninggalnya Qasem Soleimani, diumumkan Hashed al-Shaabi, kelompok paramiliter Irak yang mendapat sokongan dari Teheran, Jumat (3/1/2020).
"Wakil Kepala Hashed, Abu Mahdi al-Muhandis, dan Kepala Pasukan Quds Qasem Soleimani, terbunuh dalam serangan di jalanan Bandara Internasional Baghdad," ungkap Hashed.
Dilansir AFP, Hashed menuduh Amerika Serikat berada di balik serangan yang menewaskan Soleimani yang merupakan komandan top Iran.
Militer setempat mengungkapkan, bandara Baghdad itu diserang oleh serangkaian rudal pada tengah malam waktu lokal.
Sumber keamanan menerangkan, rudal itu menghantam konvoi Hashed al-Shaabi, dan menewaskan delapan orang termasuk "figur penting".
Dalam video yang muncul di media sosial, kendaraan tampak terbakar dengan ada beberapa benda seperti tubuh manusia terbaring di dekatnya.
Pejabat anonim AS kepada Reuters via BBC berkata, mereka menggelar serangan yang menargetkan sosok yang berhubungan dengan Iran.
Namun, pejabat anonim tersebut tidak memberikan detail.
Tidak juga dijelaskan, apakah serangan di bandara Baghdad ada hubungannya.
Muhandis memang merupakan wakil kepala, namun banyak kalangan meyakini dia sosok paling berpengaruh, di mana dia masuk dalam daftar AS.
Sementara, Soleimani merupakan komandan dari Pasukan Quds, sayap dari Garda Revolusi yang merupakan cabang elite militer Iran.
Serangan itu terjadi setelah Selasa (31/12/2019), massa pendukung Hashed menyerang Kedutaan Besar Amerika Serikat di Baghdad.
Mereka merespons serangan udara yang dilakukan AS terhadap Hashed pada pekan lalu, dan menewaskan hingga 25 orang.