Ikan Paus Mati Terdampar di Lamsel

BREAKING NEWS - Warga Pulau Sebesi Temukan Bangkai Ikan Paus Sepanjang 5 Meter

Warga Pulau Sebesi menemukan Bangkai Ikan Paus terdampar di dekat Pantai Dusun Segenom, Desa Tejang, Lampung Selatan, pada Senin (6/1/2020).

Penulis: Dedi Sutomo | Editor: Noval Andriansyah
Dokumentasi Warga
Warga sedang berupaya mengevakuasi bangkai ikan paus yang terjepit karang di Pulau Sebesi. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KALIANDA – Warga Pulau Sebesi menemukan Bangkai Ikan Paus terdampar di dekat Pantai Dusun Segenom, Desa Tejang, Lampung Selatan.

Bangkai Ikan Paus yang diperkirakan memiliki panjang sekitar 5 meter tersebut, ditemukan telah membusuk.

Seorang warga Pulau Sebesi, Robi mengatakan, Bangkai Ikan Paus tersebut ditemukan pada Senin (6/1/2020), sekira pukul 06.00 WIB.

Saat itu, kata Robi, warga mencium aroma busuk dari arah pantai.

“Pagi tadi (Senin) ditemukannya, sudah membusuk, warna badan Ikan Pausnya sudah mulai putih,” kata Robi kepada Tribunlampung.co.id, Senin (6/1/2020).

Kaya Mendadak! Dikira Limbah, Muntahan Ikan Paus yang Dipungut Nelayan Ini Ternyata Barang Langka

Ikan Paus Terdampar Kemungkinan Pengaruh Lingkungan yang Mulai Rusak

Nunik Pastikan Stok Bantuan Bencana Mencukupi

Penasihat Hukum Hendra Wijaya Serahkan Semua Keputusan Kepada Majelis Hakim: Kita Dengar Hari Kamis

Robi mengaku, ia tidak mengetahui pasti, jenis apa Bangkai Ikan Paus yang terdampar di dekat Pantai Dusun Segenom tersebut.

Saat ditemukan, Bangkai Ikan Paus tersebut terjepit di antara karang.

“Kalau jenisnya kami tidak tahu, apakah Paus biru, Paus beluga atau Paus bungkuk,” imbuh Robi.

Warga pun berupaya melepaskan Bangkai Ikan Paus yang terjepit karang tersebut, karena kondisinya menyebarkan aroma busuk.

Robi menuturkan, warga sendiri tidak mengetahui pasti, apa penyebab Ikan Paus tersebut mati hingga terdampar di dekat Pantai Pulau Sebesi.

“Kami tidak tahu apa penyebab Ikan Paus itu mati dan terdampar di dekat pantai,” kata Robi.

Kejadian seperti ini, ujar Robi, sangat jarang terjadi di Pulau Sebesi.

Bahkan, kata Robi, dalam 5 tahun terakhir tidak pernah terjadi ada Ikan Paus terdampar.

Kaya Mendadak

Kaya Mendadak! Dikira Limbah, Muntahan Ikan Paus yang Dipungut Nelayan Ini Ternyata Barang Langka.

Seorang nelayan Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, Sukadi, menemukan 200 kilogram benda mengapung di tengah Samudra Hindia yang diduga muntahan (Ambergris) ikan paus, 2 November 2017.

"Awalnya, saya sedang melaut bersama empat rekan. Tepatnya antara Pulau Dua dan Pulau Enggano saya melihat muntahan itu berserak di tengah laut," kata Sukadi saat dihubungi Kompas.com, Senin (13/11/2017).

Sukadi menjelaskan, awalnya ia tidak tahu bahwa benda yang mengapung itu adalah muntahan paus.

Ikan paus terdampar di Pantai Ujong Kareung, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar, Senin (13/11/2017).
Ikan paus terdampar di Pantai Ujong Kareung, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar, Senin (13/11/2017). (SERAMBINEWS.COM/M ANSHAR)

Sukadi mengira benda yang bertebaran itu adalah limbah.

"Saya cek GPS, saya kira itu limbah, lalu saya pungut dengan harapan membersihkan laut dari limbah," ucapnya.

Namun, saat benda tersebut ia kumpulkan di perahu lalu dibawa ke darat, baru diketahui jika itu adalah muntahan paus.

Sukadi juga tidak mengetahui bahwa benda tersebut bernilai mahal. 

Ia tahu setelah ia mengecek di video Youtube.

"Saya baru sadar, yang saya temukan itu adalah muntahan ikan paus bernilai mahal, maka hebohlah. Kalau saya biasa saja tidak heboh, tetapi orang lain banyak yang heboh," ujarnya.

Sejauh ini benda yang diduga muntahan paus tersebut masih ia simpan di rumah dan belum ada yang terjual.

"Masih ada di rumah. Saya simpan sekitar 200 kilogram. Belum ada yang terjual, tetapi kalau ada yang berminat serius dengan harga yang cocok, maka saya jual," ucapnya.

"Sudah banyak yang menghubungi saya namun belum cocok harga. Saya ingin di atas Rp 22 juta per kilogramnya, minimal Rp 30 juta per kilo lah," ujar Sukadi, seperti dilansir dari harianrakyatbengkulu.com

Ia menjelaskan, warna muntahan paus itu putih bercampur kekuningan.

Jika dirasa, seperti memegang lilin.

Saat dipanaskan, ia akan meleleh dan dapat digunakan untuk menghidupkan api.

Dalam beberapa literatur, muntahan paus berharga cukup mahal per kilogramnya, puluhan hingga ratusan juta.

Ambergris merupakan zat yang menumpuk di dalam usus paus. Lama menumpuk dalam perut paus, zat tersebut menjadi padat seperti lilin dan berbentuk bongkahan.

Ambergris berbentuk solid seperti lilin dan mudah terbakar.

Zat ini sangat baik digunakan sebagai bahan pembuat parfum.

Sebuah akun twitter @alamayucos memposting satu botol parfum mengandung Ambergris.

Ambergris yang terbuat dari muntahan ikan paus dijual seharga Rp 200 juta/Kg.

Mahalnya harga parfum dari muntahan ikan paus ini karena jadi favorit kalangan selebritis dunia.

Karena wangi Ambergris bertahan lama sehingga harganya pun sangat tinggi.

Harga Miliaran

Seperti dilansir Mirror.co.uk pada Agustus 2016, pasangan dari Lancashire, Inggris, Gary dan Angela pernah menemukan muntahan ikan paus.

Mereka menemukan muntahan paus di pinggiran Pantai Middleton tak jauh dari tempat tinggal mereka sekitar April.

Awalnya Gary-Angela jijik melihat benda lembek dengan bau tak sedap.

"Seperti bau kotoran manusia bercampur dengan muntahan," ujarnya.

Tapi ia menyadari benda itu bukan sekadar kotoran.

Ia kemudian membawanya pulang.

Benda itu rupanya Ambergris seharga 930 pound sterling atau setara hampir Rp 1 miliar rupiah.

Kenapa Ambergris dibanderol dengan harga yang mahal?

Konon, muntahan paus banyak dicari oleh produsen parfum ternama lantaran ambergris mampu menghasilkan wewangian yang dapat bertahan hingga sangat lama.

Untuk memastikan batu lembek dengan bau tak sedap itu adalah muntahan paus, Anda harus mengujinya apakah mudah terbakar atau tidak.

Ikan paus terdampar di Pantai Ujong Kareung, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar, Senin (13/11/2017).
Ikan paus terdampar di Pantai Ujong Kareung, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar, Senin (13/11/2017). (SERAMBINEWS.COM/M ANSHAR)

Jika mudah terbakar, kemungkinan itu adalah muntahan paus yang terdampar di pantai.

Setiap paus memiliki ambergris yang berfungsi melindunginya dari memakan-makanan yang tak semestinya dimakan.

Jadi, cobalah kenali ambergris. Karena jika beruntung menemukan muntahan paus, Anda akan menjadi miliarder dadakan.

Ada Fenomena Lain

Dosen kelautan pengasuh mata kuliah Oseanografi dan Istiologi (ilmu tentang ikan) Universitas Bengkulu, Zamdial Sj, saat dihubungi Kompas.com mengatakan tidak ada dalam kebiasaan (habit) ikan paus muntah.

Ikan paus, menurut dia, ada yang memakan ikan kecil, udang, dan plankton. Sepanjang pemahaman yang dimilikinya, kebiasaan sehari (daily activity) paus tidak ada muntah. Jika muntah, diperkirakan ada fenomena lain dari paus.

"Bisa jadi ia muntah karena salah makan. Misalnya termakan sampah plastik, tetapi itu jarang terjadi," katanya.

Terkait muntahan paus berharga ratusan juta, dirinya menyebutkan belum mengetahui.

"Saya tidak tahu muntahan paus itu apa dan memiliki nilai jual tinggi. Yang harus dipastikan apakah benar yang ditemukan nelayan itu muntahan paus? Mungkin itu limbah dari fenomena alam lain, dibutuhkan penelitian lebih lanjut," pungkasnya.(Tribunlampung.co.id/Dedi Sutomo)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved