Raja Keraton Agung Sejagat Ingin Jadi Youtuber, Kanjeng Ratu Menangis di Kantor Polisi
Bahkan di rumah kontrakan sempat dibangun bangunan ala kerajaan. Warga kemudian curiga dan melaporkan ke desa.
Dia juga mengetahui bahwa Totok sempat hendak membangun kerajaan serupa di Yogyakarta pada tahun 2016 silam. Kala itu, Totok membentuk Jogjakarta Development Committee atau Jogja DEC.
"Namun, warga di sana (Yogya) langsung menolak. Kemudian, dia melakukan hal serupa di Purworejo. Anggotanya sampai 450 orang," jelasnya.
• Keraton Agung Sejagat Terus Dibangun di Purworejo, TNI Akhirnya Turun Tangan
Kasi Pemerintahan Desa Sidoluhur Adi Arya Pradana menyebut Totok sempat mengaku berpakaian ala raja dan ratu demi sebuah konten Youtube.
Bahkan di rumah kontrakan sempat dibangun bangunan ala kerajaan. Warga kemudian curiga dan melaporkan ke desa.
"Alasannya shooting film kolosal di angkringan, seperti zaman Majapahit," ucap Arya. Ketika ditanya kembali, Fanni menjelaskan bahwa shooting film ini untuk kepentingan konten Youtube.
"Bu Fanni ini sangat canggih berkata-kata, waktu itu tren nya YouTube. Mereka mengatakan ingin menjadi YouTuber," tambah Arya.
Gaji Dolar
Kombes Pol Iskandar juga mengungkapkan, para pengikut Keraton Agung Sejagat di Desa Pogung, Kecamatan Bayan, Purworejo, Jateng, dijanjikan jabatan dengan gaji besar dalam bentuk dollar AS.
"Ada iming-iming jabatan dengan gaji besar dalam bentuk dollar bagi pengikutnya. Jabatannya tergantung berapa besaran iuran mereka, mulai dari Rp 3 juta hingga Rp 30 juta.
Seluruhnya mencapai 450 pengikut dengan latar belakang yang berbeda," ujar Iskandar.
Namun, para pengikut keraton ini juga diminta membayar iuran mencapai jutaan rupiah. Dari hasil penelusuran, polisi menemukan semua dokumen identitas yang dibuat di Keraton Agung Sejagat adalah palsu.
Bahkan penetapan raja dan ratu dipilih sendiri.
"Semua dokumen palsu dibuat sendiri dicetak sendiri. Yang menentukan raja dan ratu juga dari mereka sendiri. Atribut seragam dirancang sendiri oleh permaisuri," kata Iskandar.
Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Rycko Amelda Daniel mengatakan simbol-simbol yang dipakai di Keraton Agung Sejagat di Desa Pogung, Jurutengah, Kecamatan Bayan, Purworejo adalah palsu.
Hal tersebut terungkap saat dilakukan penyelidikan terkait fenomena eksistensi keraton yang membuat resah masyarakat Purworejo tersebut.
"Ternyata semua simbol-simbol yang dia pakai selama ini palsu. Termasuk identitas KTP dan surat dokumen lainnya," kata Rycko. (*)