Bayar Persalinan Pakai Koin, Pasutri Miskin Ini Tolak Biaya Gratis di Puskesmas
Uniknya, mereka membayar biaya sebanyak Rp 500 ribu dengan menggunakan uang koin pecahan Rp 1.000.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, CIANJUR - Pasangan suami istri Yanto (30) dan Riska (27) patut diacungi jempol.
Meski masuk kategori keluarga miskin, Riska tak mau memanfaatkan program pelayanan gratis saat melahirkan di Puskesmas Cilaku, Jumat (10/1/2020) lalu.
Warga Kampung Mekarsari, RT 005/002, Desa Rahong, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, ini membayar biaya persalinan anak pertama sebesar Rp 1.450.000.
Uniknya, mereka membayar biaya sebanyak Rp 500 ribu dengan menggunakan uang koin pecahan Rp 1.000.
Riska mengaku uang koin sebanyak itu merupakan hasil menabung di celengan selama sembilan bulan, tepatnya sejak ia hamil.
• 10 Momen Jelang Persalinan Paula, Detik-detik Menegangkan Baim Wong Kelahiran Anak Pertama
• Istri Ahok Puput Melahirkan, Intip Nama Bayinya
• Beredar Foto Jenderal Polisi Pakai Sandal Jepit dan Celana Digulung, Sedang Duduk di Depan Meja
• Jokowi Resmi Pecat Wahyu Setiawan dari Komisioner KPU, Kandidat Penggantinya Masih di Bawaslu Bali
“Menabung setiap hari dari sisa belanja sehari-hari, kadang Rp 1.000, kalau sedang tidak punya, Rp 500. Seadanya saja karena suami pendapatannya juga tidak besar, Rp 900.000 per bulan,” kata dia.
Ia mengatakan, awalnya uang koin tersebut akan ditukarkan terlebih dahulu sebelum dibayarkan ke puskemas.
Namun, karena kondisi tidak memungkinkan saat itu, sehingga langsung dibawa ke puskesmas.
Selama di perjalanan, Riska khawatir pihak puskesmas tidak mau menerima uang koinnya itu.
“Alhamdulillah, ternyata mereka mau terima. Malah, keesokan harinya atau hari Senin, uang itu dikembalikan lagi. Saya malah dikasih uang Rp 200.000 sama puskesmas, katanya untuk dedek bayi,” ucapnya.
Riska melahirkan anak pertamanya yang berjenis kelamin laki-laki itu, Jumat (10/1/2020) di Puskesmas Cilaku.
Sebagai warga kurang mampu, Riska sebenarnya bisa mengakses pelayanan kesehatan gratis dari pihak puskesmas melalui program Jaminan Persalinan (Jampersal).
Namun, ia dan sang suami memilih membayar penuh atas biaya persalinan buah hati mereka.
“Kalau untuk menggratiskan pasien yang kurang mampu, kita ini sering, karena ada programnya. Bisa dimasukkan ke Jampersal,” kata Kordinator Bidan Puskesmas Cilaku Dida saat ditemui Kompas.com di ruang kerjanya, Jumat (17/01/2020).
“Sebagai pasien kurang mampu, mereka juga bisa (pelayanan gratis). Namun, salutnya kita, mereka lebih memlih membayar meski sebagian uangnya pakai koin,” sambung dia.
Karena itulah, pihak puskesmas memutuskan mengembalikan lagi uang koin mereka sebagai bentuk apresiasi.
"Kalau uang Rp 200.000 yang kita kasih itu, hanya bentuk kadeudeuh saja," ucap Dida. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com