Banjir di Bandar Lampung
Dosen Tata Ruang UBL Ungkap Penyebab Bandar Lampung Kerap Banjir, Ini yang Harus Dibenahi
Dosen Tata Ruang Magister Teknik di UBL IB Ilham Malik menilai, banjir yang terjadi secara umum disebabkan oleh tingginya aliran air permukaan.
Penulis: sulis setia markhamah | Editor: Noval Andriansyah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Dosen Tata Ruang Magister Teknik di Universitas Bandar Lampung IB Ilham Malik menilai, banjir yang terjadi secara umum disebabkan oleh tingginya aliran air permukaan.
"Banjir selalu disebabkan oleh tingginya aliran air permukaan, baik yang ada di koridor jaringan jalan ataupun di permukiman," ungkap Ilham Malik kepada Tribunlampung.co.id, Sabtu (18/1/2020) siang.
Khusus kasus genangan air yang terjadi di ruas Jalan ZA Pagar Alam depan Kampus STIE Satu Nusa, menurutnya merupakan dampak dari tingginya aliran air permukaan itu tadi.
"Penyebab pertama karena tingginya runoff atau aliran air permukaan yang menyebabkan tingginya volume debit air akibat intensitas hujannya cukup tinggi," kata dia.
Kedua, disebabkan oleh berkurangnya daerah resapan air hujan di kawasan tersebut.
• Banjir Depan Kampus Satu Nusa Surut, Arus Lalu Lintas Kembali Normal
• VIDEO Jalan ZA Pagar Alam Depan STIE Nusa Dua Masih Digenangi Air, Kendaraan Padat Merayap
• Tanggal Tes SKD CPNS 2019 dan Tempat Tes CPNS 2019 di Lampung
• Lions Club Bandar Lampung Gelar Baksos Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Sumur Putri
"Seperti yang kita tahu bahwa (dibangunnya) rumah sakit (Unila) dan (Mall) Robinson itu mengurangi bukaan lahan yang ada di daerah tersebut," beber Ilham Malik.
Ketiga, terjadi penutupan drainase jalan raya di daerah itu yang berdampak pada tersumbatnya aliran air oleh berbagai lumpur atau sampah.
"Tanah yang terbawa aliran air saat hujan deras turut masuk ke saluran drainase dan menumpuk di dalam saluran," paparnya.
Setiap kejadian banjir menurutnya membutuhkan penanganan yang komprehensif. Bukan hanya pada pembersihan saluran drainasenya saja.
"Harus dibenahi hulunya juga, jangan hanya hilirnya dengan memperbaiki sistem saluran drainase saja," paparnya.
Pembenahan di hulu seperti penyediaan daerah resapan air yang memadai di wilayah rawan banjir atau menyeimbangkan air yang terserap ke dalam tanah dan yang dialirkan ke saluran drainase.
"Jangan hanya menyelesaikan di titik A yang kemudian bakal muncul lagi kasusnya di titik B karena penanganannya tidak kompetensif. Kajian masalah hidrologi perkotaan perlu segera dilakukan mengingat seringnya terjadi banjir saat musim penghujan di kota ini," tandas dia.
Arus Lalin Kembali Normal
Genangan air di Jalan ZA Pagar Alam Rajabasa tepatnya depan STIE SATU NUSA kini telah surut dan bisa dilalui kendaraan, Sabtu (18/1/2020) sekira pukul 11.00 WIB.
Pantauan Tribunlampung.co.id, kemacetan sudah tidak terjadi lagi dari arah Tanjungkarang menuju Rajabasa karena arus lalu lintas sudah normal.
Namun begitu kemacetan justru terjadi dari ruas Rajabasa menuju Tanjungkarang karena masih ada pembagian lajur untuk kendaraan berlawanan arah.
Terlihat genangan air sudah bersih dari ruas jalan jalur dua ini, namun masih ada di bagian pinggir jalan dan menggenangi halaman kampus STIE Satu Nusa.
Nampak petugas kebersihan mengangkut material sampah yang memenuhi satu truk.
Masyarakat Rajabasa Deni berharap genangan air parah yang terjadi ini menjadi evaluasi dinas terkait untuk membetulkan saluran drainase termasuk melakukan normalisasi.
"Kalau sudah tergenang awet bener nggak surut-surut. Berarti kan saluran drainase nggak berfungsi lagi," keluhnya.
Rekayasa Lalin
Kemacetan kendaraan lalu lintas terjadi di sepanjang ruas jalan ZA Pagar Alam mulai dari Underpass Unila hingga Ramayana Robinson atau depan STIE SATU NUSA.
Untuk itu, Jajaran Satlantas Polresta Bandar Lampung mengalihkan arus lalu lintas kendaraan di Jalan ZA Pagar Alam.
Jajaran Satlantas Polresta Bandar Lampung dipimpin Kanit Turjawali AKP M Anis melakukan giat pengalihan arus lalu lintas tersebut.
Pengalihan lalu lintas itu dilakukan tepat di Jl ZA Pagar Alam depan Pintu Masuk Terminal Rajabasa Bandar Lampung dengan cara "contra flow".
Kasatlantas Polresta Bandar Lampung Kompol Reza Khoemeni mengatakan contra flow atau lawan arah di berlakukan untuk kendaraan yang dari arah Kota menuju arah Rajabasa.
Sementara untuk kendaraan dari arah Rajabasa menuju kota dimasukkan ke terminal Rajabasa dan menggunakan jalur paling kiri .
"Iya jadi sementara ini kami alihkan arus lalu lintas untuk mengurai kepadatan arus lalintas yang terjadi dikarenakan genangan air di Jalan ZA Pagar Alam tepatnya depan Pintu Keluar Terminal Rajabasa akibat tidak tersalurkannya air yang tergenang dari curah hujan tinggi," ungkapnya kepada Tribun, Sabtu (18/1/2020).
Menurutnya, genangan air terjadi akibat tidak adanya saluran pembuangan air dab tertutup nya gorong-gorong di median jalan.
Sehingga jajaran satlantas melakukan upaya pembongkaran aliran sementara agar air yang tergenang dapat tersalurkan.
"Iya dilakukan upaya pembongkaran sementara agar air dapat terselurkan, kemudian jalan dapat dilintasi kendaraan kembali," jelasnya.
Penyebab Macet di Depan Kampus Satu Nusa
Hujan yang melanda kota tapis berseri pada pagi hari ini menyebabkan Banjir dan menggenang jalan protokol.
Di antaranya Banjir tersebut tepat di depan kampus Satu Nusa di Jalan ZA Pagar Alam, Sabtu (18/1/2020) pagi.
Akibat Banjir yang menggenang jalan protokol tersebut menyebabkan kemacetan yang parah.
Kendaraan mengular panjang dan saling bersautan klakson pengendara yang melintas.
Endra warga perumahan Eldorado mengatakan kalau macetnya parah akibat Banjir ini.
Apalagi ada galian pipa PDAM itu yang belum selesai dan memang biang kemacetan.
Membuat badan jalan menjadi rusak, pemerintah diharapkan agar segera mencari jalan keluarnya agar tidak Banjir.
"Banjir ini menyiksa dan membuat macet, dan pastinya molor waktu saya kekantor," katanya
Pantauan Tribun Lampung juga terjadi di Jalan Sardana Lingsuh Labuhan Dalam Tanjungseneng membuat jalan putus akibat Banjir.
Drainase yang berdekatan dengan sawah tidak mampu menampung derasnya air hujan yang tumpah diareal sawah.
Hingga akhirnya Banjir terjadi, pengendara yang melintas harus berhati-hati karena air menggenang semata kaki.
Jalan ZA Pagar Alam Depan STIE Nusa Dua Masih Digenangi Air, Kendaraan Padat Merayap
Jalan ZA Pagar Alam Rajabasa tepatnya depan STIE Satu Nusa yang bersebelahan dengan Mall Robinson Ramayana masih digenangi air sisa hujan, Sabtu (18/1/2020).
Pantauan Tribunlampung.co.id, pukul 09.20 WIB kendaraan dari arah Tanjungkarang menuju Rajabasa dibagi menjadi dua lajur dimana satu lajur lainnya masuk ke jalan berlawanan.
Nampak aparat kepolisian membantu proses rekayasa lalu lintas ini.
Kendaraan roda empat terlihat padat merayap melewati titik genangan air yang hampir setinggi roda mobil ini.
Salah satu pengendara roda empat mengatakan, dirinya memilih melawan arus daripada mobil sarannya mogok melintasi genangan air depan STIE Satu Nusa.
"Ada yang tetap melintas di genangan air tapi mobil-mobil yang tinggi. Saya nggak mau ambil resiko mending ngambil jalur perlawanan," kata Mardi warga Natar ini kepada Tribunlampung.co.id.
Petugas terkait menjebol median tengah jalan untuk mengalirkan air genangan ke sisi jalan lainnya agar cepat surut.
Namun terlihat genangan air masih juga tinggi.
Banjir Selutut Orang Dewasa Picu Macet di Jalan ZA Pagar Alam
Sebelumnya hujan deras yang mengguyur Kota Bandar Lampung sekitar pukul 19.30 WIB, menyebabkan Banjir setinggi lutut orang dewasa tepatnya di ruas Jalan ZA Pagar Alam depan STIE Satu Nusa, Jumat malam (17/1/2020).
Berdasarkan panatauan Tribunlampung.co.id, Banjir membuat mobil dan motor berjalan perlahan, hingga menyebabkan kemacetan panjang hingga Underpass Unila.
Andi pemilik warga sekitar ditemui dilokasi Banjir mengatakan, Banjir mulai terjadi sejak hujan deras mulai mengguyur.

"Banjirnya mulai jam setengah 8 pasa hujan lagi deres-deresnya," ungkap Andi.
Sementara itu pengendara motor Afif Maryana, mengatakan, saat dia melintas didepan Ramayana Rajabasa Banjir sudah setinggi lutut orang dewas.
Warga asal Way Kandis Tanjung senang ini sempat kesulitan melintasi karena genangan air yang cukup tinggi hingga memcapai lutut orang dewasa.
"Agak sulit, agak tinggi ini Banjirnya takutnya motor mogok kalo kena air," ungkapnya.(Tribunlampung.co.id/Kiki Adipratama/Bayu Saputra/Sulis Setia M)