Tribun Bandar Lampung
Megaproyek The Bay Apartement Segera Dibangun di Bandar Lampung
Megaproyek superblok dengan nama The Bay Apartment merupakan karya dari Sungai Budi (BW) Group yang merupakan perusahaan nasional asal Lampung.
Penulis: ahmad robi ulzikri | Editor: Noval Andriansyah
Pihaknya pun cukup yakin Grand Mercure potensial untuk berkembang. Terlebih, Lampung sudah sangat jauh berkembang ketimbang kondisi tiga atau lima tahun lalu.
"Pintu masuk (Lampung) sudah mulai terbuka. Sebut saja ada Dermaga Eksekutif Pelabuhan (Bakauheni), lalu Jalan Tol (Trans Sumatera). Dari pelabuhan maupun dari arah Palembang, itu jadi pintu masuk yang diperhitungkan untuk bisa mendatangkan market baru," jelas Lalu Aswadi.
Menurutnya, saat ini orang-orang dari Jakarta lebih mudah mengakses ke Lampung daripada ke Bandung.
Waktu dan jarak tempuh dari Jakarta ke Lampung, beber Lalu Aswadi, kini sudah lebih singkat dengan penyeberangan laut dan adanya jalan tol.
"Jakarta ke Bandung bisa memakan waktu 9 sampai 10 jam (perjalanan darat). Sementara kalau ke Lampung, melalui Dermaga Eksekutif dan jalan tol bisa hanya lima jam," paparnya.
Kondisi tersebut, jelas Lalu Aswadi, merupakan kekuatan yang dimiliki Lampung.
Belum lagi potensi objek dan pesona alam di Lampung yang menjamur, menurut dia, bisa dikemas menjadi nilai jual untuk mendatangkan banyak pengunjung.
"Selama ini, ketergantungan tingkat hunian (hotel) masih sangat tinggi pada belanja pemerintah dan corporate (perusahaan). Sehingga, saat kuartal pertama di mana anggaran belum berjalan, ya kami (pelaku bisnis hotel) situasinya low atau tingkat huniannya rendah," ungkap Lalu Aswadi.
"Jadi, saat ada market dari sektor pariwisata dan kunjungan untuk berlibur, tentu akan menambah potensi market yang masuk ke Lampung," tandasnya.
RS dan Apartemen
Di Jalan Yos Sudarso, Telukbetung Selatan, pembangunan rumah sakit sekaligus apartemen terus berjalan.
Pantauan Tribunlampung.co.id, pengerjaan gedung RS yang bakal bernama RS Budi Medika serta apartemen milik Grup Bumi Waras ini telah mencapai 7 lantai.
Sejumlah pekerja konstruksi tampak menyelesaikan pengerjaan di beberapa bagian di lantai 1.
Sebagian dari mereka memasang kaca pada dinding bangunan. Sementara beberapa pekerja lainnya berkutat pada besi-besi dengan mesin gerinda.
Di sekitar lokasi pembangunan juga terdapat scaffolding dan alat berat untuk keperluan konstruksi.
Project Marketing Lampung City & The Bay Apartment, Rico, menyatakan progres pembangunan RS swasta tersebut sudah mencapai tahap penyelesaian.
Pihaknya menargetkan pembangunan selesai pada awal 2020.
"Sekarang sudah tahap finishing. Kami targetkan awal tahun depan sudah selesai dan bisa beroperasi," kata Rico, Sabtu.
Selain berfungsi sebagai tempat pengobatan dan perawatan, khusus lantai 2 di bangunan 9 lantai tersebut akan beroperasi menjadi mal dan apartemen.
"Kami bakal grounbreaking Desember. Nanti di lantai 2 akan dilanjutkan buat mal dan apartemen," ujar Rico.
Sinergi soal Dampak
Pembangunan gedung-gedung tinggi alias pencakar langit khususnya di Bandar Lampung bisa menimbulkan dampak positif.
Founder komunitas Skyscraper City Indonesia (SSCI) Lampung Andreas Evando menjelaskan dampak positif itu antara lain membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat serta meningkatkan perekonimian daerah.
"Ada beberapa dampak dengan berdirinya bangunan-bangunan pencakat langit. Dari segi positifnya, nama Lampung bisa terangkat, membuka ruang pekerjaan, meningkatkan ekonomi," katanya, Sabtu.
Kendati demikian, komunitas gedung pencakar langit ini juga menilai bakal ada dampak negatif dari hadirnya gedung-gedung tinggi.
Di antaranya hilangnya penghijauan lingkungan serta bisa menyebabkan kemacetan lalu lintas.
Terkait potensi dampak negatif ini, pihaknya mengimbau pemerintah daerah serta para investor segera bersinergi.
"Ini untuk meminimalisir dampak-dampak yang bisa terjadi. Kita sangat berharap hadirnya bangunan-bangunan tinggi di Bandar Lampung bisa berguna dan berdampak baik bagi masyarakat," ujar Andreas. (Tribunlampung.co.id/Ahmad Robi/Sulis Setia Markhamah/Kiki Adipratama)