Sosok Prajogo Pangestu, Taipan yang Menyatukan Sandiaga Uno dan Ahok di Imlek
Tidak hanya Ahok, Sandiaga dan Hotman, beberapa tokoh lain juga terlihat di rumah Prajogo Pangestu.
Penulis: Wakos Reza Gautama | Editor: wakos reza gautama
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Sandiaga Uno dan Basuki Tjahja Purnama alias Ahok selama ini dikenal sebagai sosok yang berseberangan secara politik.
Sandiaga Uno dan Ahok pernah bersaing dalam memperebutkan kursi DKI 1 dan DKI 2 pada pemilihan kepala daerah 2017.
Nama Ahok kembali viral setelah terpilih menjadi Komisaris Utama PT Pertamina.
Sementara, nama Sandiaga Uno sempat disinggung Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat pelantikan Badan Pengurus Pusat HIPMI di Hotel Raffles, Jakarta, Rabu (15/1/2020).
• Sandiaga Uno Hindari Jebakan Politik
• Gubernur Jenderal Sunda Empire Ancam Akan Menutup Negara Indonesia, Wakapolres Buka Suara
• Ayam Jago Lukai Pemiliknya hingga Tewas, Darah Korban Tak Berhenti Mengucur
Saat itu, Jokowi isyaratkan Sandiaga Uno bisa jadi capres di Pilpres 2024.
Ahok dan Sandiaga pernah saling berhadapan ketika mengikuti Pilkada DKI Jakarta.
Ahok yang mencalonkan diri sebagai gubernur, saat itu berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat.
Sementara, Sandiaga Uno mencalonkan diri sebagai wakil gubernur bersama Anies Baswedan.
Selama proses pilkada DKI Jakarta berlangsung, Ahok dan Sandiaga Uno selalu berbeda pandangan mengenai penyelesaian problem kota Jakarta.
Sebagai petahana, Ahok-Djarot tumbang di tangan pasangan Anies-Sandi.
Persaingan kedua pasangan cukup sengit hingga harus berlanjut ke putaran kedua.
Di putaran kedua, pasangan Anies-Sandi keluar sebagai pemenang.
Sandi nyatanya tidak melanjutkan posisinya sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Di tengah jalan, ia memutuskan mundur lalu maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto.
Keinginan Sandi merengkuh RI-2 tak terwujud.
Pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin yang terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI.
Kini baik Sandiaga maupun Ahok sama-sama berada di barisan pemerintah.
Ketika Ahok dinobatkan sebagai Komisaris Utama Pertamina, Sandiaga Uno pun sempat memberi komentar.
Sandiaga Uno mengaku tidak tahu track record Ahok dalam dunia bisnis.
"Saya tidak pernah ada kesempatan untuk mengkaji track record dari BTP di korporasi, saya pernah melanjutkan kerja beliau di DKI," tutur Sandi.
Dilansir dari tayangan Mata Najwa 4 Desember 2019, Sandiaga Uno mengaku memberi kesempatan Ahok selama 6 bulan untuk melihat kinerjanya di Pertamina.
Kini keduanya diketahui telah 'bersatu'.
Ahok dan Sandiaga Uno terlihat berada di satu tempat saat perayaan Imlek di tahun 2020.
Ini terlihat dari akun Instagram pengacara kondang Hotman Paris Hutapea.
Hotman memvideokan saat dirinya bersama Sandiaga Uno dan Ahok di tempat tersebut.
• Respons Prabowo Subianto Seusai Jokowi Isyaratkan Sandiaga Uno Bisa Jadi Capres di Pilpres 2024
• Wanita Tanpa Busana Lari Terbirit Saat Pintu Dibuka, Mengaku Kehabisan Uang Ketika Liburan di Padang
• Terungkap Sosok Nasri Banks Jenderal Bintang 5 di Sunda Empire, Belum Bayar Kontrakan
Mereka ketika itu sedang berada di rumah miliuner Prajogo Pangestu.
Tidak hanya Ahok, Sandiaga dan Hotman, beberapa tokoh lain juga terlihat di rumah Prajogo Pangestu.
Satu di antaranya adalah Menteri Pendidikan Nadiem Makarim.
Lalu siapakah sosok Prajogo Pangestu yang mampu menyatukan Ahok dan Sandiaga dan mampu mengumpulkan para tokoh di rumahnya?
Miliki Perusahaan Petrokimia Terbesar
Prajogo Pangestu adalah seorang pengusaha sukses di Indonesia.
Perusahaannya adalah Barito PT Barito Pacific. Barito grup bergerak di bidang petrokimia, minyak sawit mentah, perkayuan hingga properti.
Perusahaannya terus berkembang hingga mengakuisisi perusahaan Chandra Asri dan PT Tri Polyta Indonesia.
Kini Chandra Asri menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia.
Dilansir dari Kontan.co.id, Chandra Asri bekerja sama dengan Mubadala Investment Company, dan OMV Aktiengesellschaft menggarap proyek pembangunan pabrik petrokimia senilai US$ 2,5 miliar atau mencapai Rp 35 triliun.
Masuk Daftar Orang Terkaya Indonesia
Memiliki perusahaan besar tentu membuat Prajogo Pangestu memiliki pundi-pundi rupiah yang tak sedikit.
Ia bahkan masuk dalam daftar orang terkaya di Indonesia.
Data dari Forbes tahun 2019, Prajogo Pangestu merupakan orang terkaya ketiga di Indonesia.
Total kekayaannya mencapai 7,6 milliar dollar AS yang setara dengan Rp 106 triliun.
Peningkatan kekayaannya terjadi karena investor menaikkan saham Barito Pacific.
Pernah Jadi Sopir Angkot
Menjadi miliuner, siapa sangka Prajogo Pangestu memulai kariernya sebagai sopir angkot.
Dilansir dari Kompas.com dan cnbcindonesia.com, Prajogo Pangestu bukanlah seorang keturunan kaya raya.
Ayahnya hanyalah seorang penyadap karet di Sambas, Kalimantan Barat.
Hidupnya yang susah membuat Prajogo Pangestu harus pergi ke Jakarta untuk mengadu nasib.
Apa dikata keberuntungan belum memihak padanya. Di Ibukota, Prajogo Pangestu tidak mendapat pekerjaan.
Ia pun memutuskan kembali ke Sambas. Di tanah kelahirannya, Prajogo Pangestu menjadi sopir angkot untuk menyambung hidup.
Hidupnya mulai berubah ketika Prajogo Pangestu bertemu pengusaha kayu asal Malaysia Burhan Uray.
Prajogo Pangestu bekerja di PT Djajanti Group milik Burhan.
Berkat ketekunannya dalam bekerja, Prajogo Pangestu diangkat menjadi General Manager PT Plywood Nusantara di Gresik, Jawa Timur.
Dari situlah Prajogo Pangestu belajar dunia bisnis. Hingga akhirnya ia memutuskan keluar dan memulai bisnis mandiri.
Berbekal utang dari bank, Prajogo membeli perusahaan CV Pacific Lumber Coy, yang sedang mengalami kesulitan keuangan.
Prajogo mengganti CV Pacific Lumber Coy menjadi PT Barito Pacific Lumber.
Ia lalu kembali mengganti nama Pacific Lumber menjadi PT Barito Pacific.
Di era Orde Baru, Barito Pacific banyak bekerja sama dengan anak-anak Presiden Soeharto.
Bisnisnya terus berkembang hingga ia mengakuisisi Chandra Asri dan PT Tri Polyta Indonesia Tbk.
Dapat Penghargaan dari Presiden
Agustus 2019, Prajogo Pangestu mendapat penghargaan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ia memperoleh Bintang Jasa Utama yang merupakan suatu kehormatan dari Negara Republik Indonesia kepada warga sipil atas pelayanannya yang istimewa kepada negara.
Penghargaan tersebut ia dapatkan berkat dedikasihnya dalam mengembangkan dan meningkatkan Industri Petrokimia dan Panas Bumi di Indonesia.
(kompas.com/tribunlampung.co.id)