VIDEO Komunitas Gajahlah Kebersihan Fokus di Bidang Pendidikan Lingkungan Sampah Laut
Isu lingkungan terutama sampah yang makin lama makin memprihatinkan membuat para pemuda tergerak.
Penulis: Wahyu Iskandar | Editor: Romi Rinando
Online dan Offline Gajahlah Kebersihan
Bertekad menjadi komunitas yang aktif di bidang pendidikan lingkungan sampah laut.
Gajahlah Kebersihan merumuskan programnya ke dalam dua format, yakni online dan offline.
Program offline meliputi workshop, training pemberdayaan masyarakat Lampung di bidang lingkungan, clean up pantai, roadshow ke universitas-universitas dan pembuatan project daur ulang sampah.
Sedangkan program online meliputi seminar online, membuat konten di sosial media, serta lomba-lomba menulis bertema lingkungan.
Program-program tersebut dipilih dengan pertimbangan fokus Gajahlah Kebersihan sebagai komunitas yang bergerak di bidang pendidikan lingkungan.
Salah satu program terbesar yang diselenggarakan Gajahlah Kebersihan adalah Lampung Youth Marine Debris Summmit (LYMDS).
Program adaptasi dari Indonesian Youth Marine Debris Summmit ini mempertemukan para pemuda Lampung yang peduli dengan isu lingkungan sampah laut.
Program yang dilaksanakan selama empat hari berturut-turut ini diisi dengan banyak rangkaian acara seperti presentasi mini project, seminar, clean up di Sukaraja Teluk Betung, praktik zero waste dan lain-lain.
Kini Gajahlah Kebersihan telah menjangkau lebih dari 12.500 peserta di bidang edukasi sampah baik secara online maupun offline.
Dengan jumlah sebesar itu, komunitas yang ditargetkan untuk memberdayakan para pemuda ini berharap ilmu yang disampaikan bisa terus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Gajahlah Kebersihan bahkan mengadakan monitoring keberlanjutan para pesertanya setiap tiga bulan sekali guna memantau progres mereka.
Didukung Ibu-Ibu
Meskipun target awal Gajahlah Kebersihan adalah para pemuda usia 17-25 tahun, tapi ternyata banyak ibu-ibu yang antusias untuk mengikuti rangkaian kegiatannya seperti seminar maupun praktik daur ulang sampah.
Praktik tersebut bentuknya bisa bermacam-macam, disesuaikan dengan potensi daerah yang sedang dikunjungi.