Prabowo Tunduk Sampai Hormat ke Mahfud MD, Menko Polhukam Tak Takut Marahi Sang Jenderal
Najwa Shihab ingin tahu apakah Mahfud yang dulu dikenal garang masih mempertahankan kegarangannya dalam pemerintahan.
Penulis: Wakos Reza Gautama | Editor: wakos reza gautama
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Banyak kalangan meragukan kinerja Prof Mahfud MD ketika masuk ke dalam pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.
Mahfud MD yang biasa kritis terhadap kinerja pemerintahan kini diragukan kekritisannya.
Mahfud MD menjawab keraguan publik itu di acara Mata Najwa.
Jawaban Mahfud MD bisa disaksikan di channel Mata Najwa dengan judul "Debut Mahfud Luhut - Mahfud: Menhan Prabowo itu Sportif (Part 1) | Mata Najwa" yang tayang pada 29 Januari 2020.
• Mahfud MD Tolak Bantuan Amerika Soal Polemik di Perairan Natuna
• Tukang Becak dan PSK Mengaku Raja dan Ratu asal Lampung, Tipu Presiden di Istana Negara
• Detik-detik Polisi Lompat dari Flyover Setinggi 10 Meter di Medan, Sempat Senyum ke Tukang Sapu
Awalnya, Najwa Shihab menanyakan mengenai Mahfud MD yang sudah lama tidak masuk dalam pemerintahan.
Najwa penasaran apakah Mahfud perlu penyesuaian, untuk bekerja sebagai Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan.
"Masuk lagi ke eksekutif bang Mahfud setelah sekian lama ada di luar, dan setelah sebelumnya jadi yudikatif. Merasa Perlu membiasakan diri lagi atau seperti naik sepeda sekali bisa sudah biasa?" tanya Najwa.
"Sudah biasa rasanya," jawab Mahfud MD.
Di era Jokowi ini, bagi Mahfud lebih mudah menjalankan tugas sebagai menteri.
Setidaknya, ada dua hal yang menurut Mahfud menjadi faktor utama yang menjadi arah bagi dirinya dalam bekerja.
Pertama adalah sosok Jokowi yang memahami secara detail kinerja para menterinya.
Mahfud MD mengutarakan, Jokowi tahu data sekalipun data angka di kementerian.
Dengan begitu, kata dia, Jokowi sangat menguasai bidang tugas para menterinya.
Sehingga Jokowi sangat tahu menterinya melakukan apa begitu juga sebaliknya.
Jokowi juga tahu menterinya yang tidak melakukan apa-apa.
"Jadi ga boleh ada menteri main-main atau berbohong. Beliau tahu data, data angka sekalipun tahu tentang apapun," ujar Mahfud.
Kedua menurut Mahfud MD, Jokowi orang yang sungguh-sungguh mempunyai tekad memperbaiki Indonesia di semua bidang.
Mahfud MD mencontohkan di bidang hukum yang menjadi bagian tugasnya sebagai Menko Polhukam.
Menurut Mahfud MD, Jokowi sangat sungguh-sungguh dalam bidang hukum.
Mahfud menceritakan, Jokowi mengangkat dirinya sebagai Menko Polhukam untuk menegakkan hukum tanpa pandang bulu.
Selama ini kata Mahfud, Jokowi sudah berusaha membuka pintu-pintu penegakkan hukum.
Namun jika ada yang tidak jalan, Mahfud diminta untuk menyelesaikannya.
Hanya saja, Mahfud menegaskan, ada batasan seorang presiden dalam bidang penegakan hukum.
"Kan batas seorang presiden itu menegakkan hukum sampai pada membuat keputusan bukan pada tingkat eksekusi," ujarnya.
Menurut Mahfud, justru di tingkat eksekusi ini kadangkala yang tidak berjalan.
Ini semua kata dia, tergantung lembaga lain bukan pada presiden.
"Terakhir misalnya soal Jiwasraya, Asabri. Itu prestasi luar biasa bisa dibuka pemerintah sendiri," sebut Mahfud.
Adanya isu di luaran yang mengatakan bahwa Jiwasraya untuk biaya kampanye pilpres, Mahfud mengatakan tidak benar.
Bahkan, kata Mahfud, Jokowi meminta dirinya untuk membongkar kasus Jiwasraya tanpa pandang bulu.
"Pak Jokowi bilang ke saya bongkar itu semua siapapun pelakunya apa ada orang di sekitar saya bongkar semua pokoknya hukum harus ditegakkan," kata Mahfud MD.
Najwa Shihab lalu berbicara mengenai persepsi publik secara umum mengenai Mahfud MD yang masuk dalam pemerintahan.
Najwa ingin tahu apakah Mahfud yang dulu dikenal garang masih mempertahankan kegarangannya ketika sudah masuk dalam pemerintahan.
"Dulu anda disebut garang di luar. Sekarang sudah masuk ke sistem. Sudah tidak mungkin garang atau sebetulnya anda masih garang di dalam tapi kita tidak tahu?" ulik Najwa.
"Saya kira masih garang juga," jawab Mahfud.
"Ke siapa garangnya pak? ke menteri-menteri bawahan?" cecar Najwa.
Menurut Mahfud ia garang ke siapapun termasuk menteri atau pejabat negara yang menjadi bawahannya.
"Ke siapa saja. Ke menteri keuangan juga. Siapa saja. Kejaksaan Agung saya panggil. Kapolri saya panggil anda harus begini begini," beber Mahfud MD.
"Ke Menteri Pertahanan garang juga?" timpal Najwa Shihab.
Secara spontah Mahfud menjawab, "Oh Menteri Pertahanan bagus. Garang juga. Begini begini. Saya ceritakan."
Menurut Mahfud, selama ini orang ragu apakah dirinya bisa bekerja sama dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Keraguan ini muncul karena latar belakang Prabowo sebagai jenderal TNI senior dan memiliki partai besar yaitu Gerindra.
Tapi, lanjut Mahfud, yang harus diingat, Prabowo adalah seorang militer.
Sikap prajurit militer menurut dia, pada umumnya sportif.
Mahfud menceritakan ketika ia bertemu Prabowo.
Saat itu Mahfud mengutarakan niatnya mau berkunjung ke kantor Prabowo untuk diskusi mengenai beberapa hal.
Sikap Prabowo ketika itu membuat Mahfud MD kaget.
Prabowo berdiri sambil memberi hormat kepada Mahfud.
Prabowo justru mengungkapkan dirinyalah yang akan menghadap Mahfud karena Mahfud adalah atasannya kini.
"Dia (Prabowo) berdiri hormat. Saya yang menghadap bapak. Bapak atasan saya. Dan dia betul datang ke kantor saya dan diliput media. Artinya dia sportif juga," beber Mahfud MD.
Najwa lalu mencecar.
"Jadi Pak Mahfud mau memarahi (Prabowo) kalau ada kesalahan tidak ada rasa sungkan?"
"Ga ada rasa sungkan," jawab Mahfud mantap.
"Oh jadi pernah memarahi (Prabowo)?" timpal Najwa lagi.
"Tidak pernah karena memang belum ada kesalahan. Kalau ada saya marahi. Kan belum ada. Kalau ada saya marahi besok," kata Mahfud MD.
(tribunlampung.co.id)