Fahri Hamzah Sebut Presiden Jokowi Kesepian hingga Tendang Orang Terdekatnya
Ada orang yang kita anggap sangat dekat sama dia pada periode yang lalu, dia tendang begitu aja dengan sangat ringan.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Mantan Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah menilai bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) kesepian dan kurang teman berpikir.
Hal itu diungkapkan Fahri Hamzah secara terang-terangan di depan Juru Bicara Jokowi, yakni Fadjroel Rachman saat acara Satu Meja Kompas TV, pada Kamis (30/1/2020).
Fahri Hamzah berkata demikian lantaran menilai orang-orang di sekitar Jokowi berpikiran feodal.
"Menurut saya, Pak Jokowi itu kurang teman berpikir."
"Pemimpin di Indonesia itu, di sekitarnya disergap oleh kultur feodal," kata Fahri Hamzah.
• Jokowi Diberi Rapor Merah, Jubir Presiden Singgung soal Orde Baru
• Istri Hamil 7 Bulan Tepergok Selingkuh, Suami Baku Hantam dengan Oknum Polisi di Dalam Kamar
• Alasan WNI dari Wuhan Dikarantina di Natuna
Fahri Hamzah menganggap bahwa Jokowi kesepian lantaran ia tipe orang yang independen.
"Nah itu, yang menurut saya, Pak Jokowi itu kesepian. Saya terus terang melihat Pak Jokowi itu kan sangat independen ya," ujarnya.
Satu di antara hal yang membuat Jokowi dianggap kesepian lantaran sang presiden dinilai dengan mudah membuang orang-orang yang berada di dekatnya
"Ada orang yang kita anggap sangat dekat sama dia pada periode yang lalu, dia tendang begitu aja dengan sangat ringan. Itu yang saya bilang, dia ini kesepian," ucap Fahri Hamzah.
Sehingga menurutnya, harus ada orang-orang seperti Fadjroel Rachman dan Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya alias Totok, menamani Jokowi untuk berdebat.
"Seharusnya orang-orang kayak Fadjroel, Totok, ini menjadi teman berdebat tadi," kata dia.
Lalu, Pendiri Partai Gelora ini menyinggung beberapa Staf Khusus Presiden, yang terdiri dari kaum milenial.
Fahri Hamzah menilai, kaum milenial tidak berani mengkritik maupun berdebat dengan Jokowi.
Sehingga, staf khusus yang terdiri dari kaum milenial hanya formalitas.
"Nah yang milenial-milenial itu dugaan saya agak gugup dia di depan presiden. Cuma simbolik dan akhirnya dia tidak bisa meng-advice presiden," ungkap dia.