Polisi Gugur di Lampung Tengah

Tewas Dikeroyok Massa, Ternyata Brigadir Ahmad Jamhari Anggota Polres Lampung Timur

Ternyata Brigadir Ahmad Jamhari bukan berdinas di Polsek Way Bungur, Lampung Timur. Ia tercatat sebagai anggota Polres Lampung Timur.

Penulis: syamsiralam | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id /Syamsir Alam
Polres Lampung Tengah menggelar ekspose kasus tewasnya Brigadir Ahmad Jamhari, Rabu (5/2/2020). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, GUNUNG SUGIH - Sejumlah fakta terungkap di balik tewasnya Brigadir Polisi Ahmad Jamhari (41).

Ternyata Brigadir Ahmad Jamhari bukan berdinas di Polsek Way Bungur, Lampung Timur.

Ia tercatat sebagai anggota Polres Lampung Timur.

"Korban adalah anggota kepolisian dari Satuan Sabhara Polres Lampung Timur. Pangkat terakhirnya brigadir polisi," terang Kapolres Lampung Tengah AKBP I Made Rasma kepada awak media dalam ekspose, Rabu (5/2/2020).

Selain itu, kata Made, saat tewas dikeroyok massa di Kampung Restu Buana, Kecamatan Seputih Banyak, Senin (3/2/2020), Brigadir Ahmad Jamhari sedang tidak bertugas.

Brigadir Ahmad Jamhari Dikeroyok hingga Tewas karena Ayunkan Parang ke Pengendara Motor

BREAKING NEWS 18 Orang Jadi Tersangka Tewasnya Polisi di Lampung Tengah

Puluhan Siswa SPN Kemiling Keracunan, Pandra: 13 Orang Dirawat Intensif

Lawan 2 Begal Bersenpi, Kepala Joko Dipukul Pakai Pistol

Made juga memastikan Brigadir Ahmad Jamhari tidak mengenakan pakaian dinas.

Soal adanya kemungkinan Brigadir Ahmad Jamhari dalam pengaruh minuman keras, Made menyatakan, hal itu masih dalam penyelidikan.

"Kita masih lakukan pengembangan dengan melakukan visum, apakah korban terpengaruh minuman keras atau tidak. Kalau alasan mengapa korban juga bawa senjata tajam, itu pun masih dalam penyelidikan," terangnya.

Sebelum meregang nyawa, Brigadir Ahmad Jamhari (41) sempat dilarikan ke puskemas.

Hal itu dikatakan Kapolres Lampung Tengah AKBP I Made Rasma dalam ekspose kasus pengeroyokan yang berujung tewasnya anggota Polres Lampung Timur itu, Rabu (5/2/2020).

Brigadir Ahmad Jamhari tewas setelah dikeroyok massa di Kampung Restu Buana, Kecamatan Seputih Banyak, Senin (3/2/2020).

Made menerangkan, setelah aksi pengeroyokan itu, Polsek Seputih Banyak langsung menuju tempat kejadian perkara (TKP).

"Saat anggota (Polsek Seputih Banyak) ke TKP, kondisi korban sudah terkapar dan bersimbah darah lalu dilarikan ke puskemas terdekat. Sempat mendapatkan perawatan, akhirnya korban dinyatakan meninggal dunia di puskesmas," kata Made.

Aksi pengeroyokan itu, lanjut Made, terjadi sekitar pukul 02.30 WIB.

Korban saat itu berada di pinggir jalan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved