CPNS 2020
Peserta CPNS di Lampung Sembunyikan Ponsel dan Modem di Celana Dalam
Peserta tersebut membawa ponsel saat ikut tes CPNS Kemenkumham Lampung di Graha Adora, Rajabasa, Bandar Lampung, Rabu (5/2/2020) lalu.
Penulis: Vincensius Soma Ferrer | Editor: Daniel Tri Hardanto
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Seorang peserta tes seleksi kompetensi dasar (SKD) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2020 di Kanwil Kemenkumham Lampung, kedapatan membawa ponsel dan modem.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribunlampung.co.id, peserta tersebut membawa ponsel saat ikut tes CPNS Kemenkumham Lampung di Graha Adora, Rajabasa, Bandar Lampung, Rabu (5/2/2020) lalu.
Peserta berjenis kelamin wanita itu diketahui berinisial REW.
REW mendaftar untuk formasi pengadaan barang atau jasa, di Kanwil Kemenkumham Lampung.
• 111 Peserta Gagal Lolos Tes SKD CPNS 2020 Lampung Selatan
• Telat Satu Detik Gagal CPNS, Ratusan Peserta Gugur di Hari Pertama
• Sempat Viral di Medsos, 3 Bajing Loncat Gasak 3 Karung Kopi Diringkus
• Pemilik WO Hidup Glamour Beli Rumah dan Mobil Mewah, Pesta Pernikahan Kliennya Kacau Balau
Humas Kanwil Kemenkumham, Lampung Erwin saat dihubungi Tribunlampung.co.id, membenarkan kejadian tersebut.
Ia menjelaskan, REW didapati membawa ponsel saat hendak memasuki ruangan.
"REW kedapatan membawa handphone Samsung dan modem, saat pengecekan dengan metal detector sebelum memasuki ruang SKD," jelasnya.
Erwin menambahkan, perempuan jebolan fakultas ekonomi salah satu perguruan tinggi negeri di Bandar Lampung tahun 2014 itu, sudah didiskualifikasi.
"REW kita diskualifikasi karena tidak mengindahkan peraturan yang ada," tambahnya.
Untuk mengelabui petugas, REW menyimpan ponsel dan modem di dalam celana dalamnya.
Namun, kata Erwin, saat panitia hendak dimintai keterangan, REW langsung kabur.
"Dia (REW) kabur saat hendak dimintai keterangan," katanya.
Bawa jimat
Sejumlah peserta tes CPNS di Jawa Tengah tepergok bawa jimat.
Mereka ketahuan membawa jimat saat diperiksa tim pelaksana seleksi CPNS.
Tim memeriksa para peserta tes CPNS sebelum memasuki ruang ujian.
Ketua Pelaksana Seleksi CPNS dari Universitas Dian Nuswantoro Semarang, Mohamad Sidiq, mengatakan, jimat yang dibawa selalu terdeteksi metal detector.
"Ada dua temuan jimat pada saat body checking, berupa koin yang dibalut kertas rapal dan bentuk ketapel dari kayu," jelas Mohamad Sidiq saat ditemui Kompas.com di Universitas Dian Nuswantoro Semarang, Kamis (6/2/2020).
"Kejadiannya hari Senin dan Selasa lalu. Terus jadi viral," lanjutnya.
Menurut Sidiq, jimat ditemukan saat berlangsungnya tahapan seleksi kemampuan dasar (SKD) untuk peserta dari Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
Para peserta itu bisa tepergok bawa jimat karena pemeriksaan untuk peserta seleksi CPNS sebelum masuk ke ruang tempat ujian, berlangsung cukup ketat.
Peserta hanya diperbolehkan membawa kartu ujian, kartu identitas, dan air mineral.
"Untuk tas dan yang lainnya dititipkan di tempat penitipan barang," sebut Sidiq.
Saat ini, seleksi CPNS sedang berlangsung tahapan SKD yang merupakan lanjutan setelah peserta dinyatakan lolos seleksi administrasi.
Mereka yang lolos tes SKD akan melanjutkan tes lanjutan yakni Seleksi Kompetensi Bidang (SKB).
Meski demikian, para peserta SKD yang lolos passing grade, belum tentu bisa mengikuti tahapan berikutnya.
Hal ini diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenpan-RB) nomor 23 tahun 2019.
Contohnya, kebutuhan formasi sebanyak 8 orang.
Maka, angka itu kemudian dikalikan 3 sehingga didapatkan 24 peserta terbaik yang berhak mengikuti tes SKB.
Melahirkan saat tes CPNS
Sebelumnya, persalinan tak disangka-sangka dialami seorang peserta tes CPNS Pesawaran membuat peserta itu tidak sempat ganti baju saat melahirkan.
Peserta tes CPNS asal Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran, Yesti Yulianti (36) mengatakan, proses persalinan yang dialaminya pada Selasa (4/2/2020) kemarin sangat cepat.
Yesti bahkan tidak sempat mengganti pakaian untuk bersalin.
Saat putra keduanya menghirup napas pertama, Yesti masih mengenakan seragam putih hitam yang dipakainya saat datang ke kampus Institut Teknologi Sumatera (Itera) Lampung pada pagi hari.
“Iya, kemarin itu pas melahirkan di IGD masih pakai seragam. Prosesnya cepat. Alhamdulillah dimudahkan,” kata Yesti, Kamis (6/2/2020).
Pada pelaksaan tes CPNS Pemkab Pesawaran, Yesti dan suaminya, Raga Irlanda sengaja tinggal di Bandar Lampung.
Karena, pelaksanaan tes yang dijadwalkan mulai Senin (3/2/2020) hingga Rabu (5/2/2020) diadakan di kampus Itera Lampung.
Lokasi tes CPNS berjarak lebih dari 30 kilometer dari tempat tinggal mereka, dan memakan waktu lebih dari satu jam.
“Terlalu jauh, apalagi kondisi saya sedang hamil,” kata Yesti.
Yesti mengatakan, kelahiran anak keduanya itu tidak disangka-sangka.
Meski saat tes, perempuan berjilbab yang mengambil farmasi Ahli I Guru Bimbingan Konseling di Pemkab Pesawaran itu, sudah hamil tua.
Dokter kandungannya pun mengatakan, hari perkiraan lahir (HPL) anak kedua Yesti itu sekitar akhir Februari.
Hari kedua tes CPNS pun dimulai pada pukul 8.00 WIB.
Karena sedang hamil, Yesti dipersilakan masuk duluan dibanding peserta lain.
Belum lagi sesi pertama tes dengan sistem Computer Assisted Test (CAT) itu dimulai, Yesti mulai merasakan sakit dan kontraksi.
“Sebenarnya, dari malamnya sudah sakit. Tapi dulu, waktu anak pertama juga begitu, tapi ternyata kontraksi palsu, baru lahiran seminggu kemudian,” kata Yesti.
Yesti baru duduk dan hendak memasukkan pin untuk login, rasa sakit dan kontraksi makin menjadi.
Panitia pelaksana yang melihat Yesti gelisah dan mengalami kontraksi, memutuskan untuk membawanya ke rumah bersalin terdekat.
Dengan ambulans yang sudah disiapkan Pemkab Pesawaran, Yesti dibawa ke rumah sakit ibu dan anak (RSIA) Puri Betik Hati di Jalan Pajajaran, Kelurahan Surabaya, sekitar 10 kilometer dari kampus Itera Lampung.
Bidan yang mendampinginya di ambulans mengatakan Yesti sudah pecah ketuban.
Ambulans tiba di RSIA Puri Betik Hati sekitar pukul 09.00 WIB.
Yesti diperiksa dokter dan dinyatakan sudah bukaan 10.
Yesti pun langsung dibawa ke Ruang IGD.
Sedangkan,l sang suami mengurus administrasi.
Baru sekitar 15 menit di Ruang IGD dan belum berganti pakaian ataupun dibawa ke Ruang Bersalin, anak keduanya telah lahir dengan sehat, berat 2,7 kilogram dan panjang 47 centimeter.
“Di IGD cuma 15 menitanlah, alhamdulillah cepat, suami saya aja masih di atas (mengurus administrasi), saya cuma ditemanin bidan,” kata Yesti. (Tribunlampung.co.id/V Soma Ferrer)