Dampak Corona, Restoran Warga China Sepi, Sehari 2 Pengunjung, Turis China Pakai Toilet Pun Dilarang

Bagaimanapun, 1000 meter dari restoran milik Veronica Li, berdiri Hotel Palatino, tempat tinggal dua turis asal China yang terinfeksi virus corona.

Editor: Romi Rinando
kompasiana/tjiptadinata Effendi
Suasana kota Roma yang kerap penuh dengan pengunjung. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Virus Corona yang melanda China telah membuat sejumlah negara di belahan dunia khawatir. 

Bahkan beberapa negara mulai merang penerbangan baik datang maupun menuju negara China. 

Bukan hanya larangan terbang ke negara China, dampak  virus Corona di Negara Tirai Bambu juga berdampak pada aksi-aksi penolakan terhadap restoran China di negara-negara dunia. 

Terbaru adalah sebuah restoran milik Veronica Li warga China  yang ada di dekat bersejarah Colosseum, sudut ibu kota Italia, Roma.

"Biasanya 50 atau 60 orang datang ke sini untuk makan malam," ungkap Veronica Li seraya menunjuk ke tumpukan kertas bukti pembayaran di salah-satu meja di restoran miliknya.  

"Tapi Sabtu lalu hanya ada dua orang. Saya harus memberhentikan tiga orang karyawan. Jika terus seperti ini, saya harus menutup restoran ini bulan depan."

22 Ton Masker Diekspor Efek Corona,  YLKI Minta Dugaan Penimbunan Masker Diusut

Li Wenliang Meninggal Dunia, Dokter yang Pertama Kali Deteksi Virus Corona Dianggap Sebarkan Hoaks

Kepergok Rekam Mayat-mayat Korban Corona Seorang Warga Ditangkap, Polisi China Tuduh Pelaku Dibayar

Di Italia dan di tempat lain lainnya, kepanikan menyebar jauh lebih cepat ketimbang virus corona itu sendiri.

Kegiatan bisnis milik orang-orang asal China kosong, pemilik menutup tokonya dan warga negara China menjadi sasaran.

Di sebuah bar di samping air mancur Trevi, Roma, ditempel pengumuman yang isinya melarang pelanggan orang-orang China.

Sebuah sekolah musik di Roma memberitahu para siswanya yang keturunan Asia Timur agar tidak menghadiri kelas karena insiden rasisme.

Empat gubernur di wilayah Italia utara meminta agar anak-anak yang kembali dari perjalanan ke China supaya tidak bersekolah selama 14 hari.

Kecaman

Berbagai insiden telah memicu kecaman dari pihak berwenang Italia.

Perdana Menteri Giuseppe Conte menegur empat gubernur tersebut dan mengatakan mereka tidak berkompeten untuk mengeluarkan kebijakan seperti itu.

Tindakan mereka menyebarkan ketakutan juga tidak dapat dibenarkan.

Namun demikian, pernyataan pemerintah tentang keadaan darurat selama enam bulan, setelah dua kasus virus corona di Italia, merupakan keputusan pertama karena alasan kesehatan dalam sejarah negara itu - dan telah meningkatkan kekhawatiran.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved