11 Pucuk Senjata Api Milik TNI AD Hilang di Pegunungan Mandala Papua, Ada Pelontar Granat

Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal TNI Herman Asaribab, 11 pucuk senjata api yang dibawa oleh personel tidak ditemukan.

Kompas.com/Jhon Roy Purba via Tribunnews.com
Wakil Kepala Penerangan Kodam Cenderawasih Letkol Inf Dax Sianturi. 11 Pucuk Senjata Api Milik TNI AD Hilang di Pegunungan Mandala Papua, Ada Pelontar Granat. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Senjata api milik personel TNI hilang di Pegunungan Mandala Papua.

Diduga, senjata api yang berjumlah 11 pucuk tersebut hilang karena diambil warga sekitar.

Sebanyak 11 pucuk senjata api yang dibawa para personel TNI di helikopter Mil Mi-17V5 yang jatuh di Pegunungan Mandala Papua, hilang.

TNI menduga senjata-senjata tersebut diambil oleh warga desa di sekitar jatuhnya heli tersebut.

Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal TNI Herman Asaribab, 11 pucuk senjata api yang dibawa oleh personel tidak ditemukan di antara puing-puing helikopter.

 Helikopter Rombongan Jenderal TNI Alami Kecelakaan, Ini Nasib Sang Jenderal

 Helikopter TNI Hilang di Pegunungan Papua, TNI AD Kerahkan Drone Sampai Gelar Upacara Adat

 Menkes Terawan Bantah Keras Pernyataan Ahli Harvard Virus Corona Tak Terdeteksi di Indonesia

 Ada Tulisan Bahasa Indonesia di Toilet Jepang, Ternyata Gara-gara Ini

Hanya ditemukan 12 jenazah awak dan penumpang dari puing-puing helikopter yang hilang sejak delapan bulan lalu itu.

"Pada saat pengambilan jenazah, senjatanya sudah tidak ada," ujar Herman di Jayapura, Sabtu (15/2/2020).

Pada 28 Juni 2019 lalu, helikopter MI-17 yang tergabung pada Pusat Penerbangan TNI AD mengangkut 12 awak dan penumpang termasuk lima anggota Batalion Infanteri 725/WRG yang akan melaksanakan pergantian pos.

Heli tersebut terbang dari Bandara Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang pukul 11.44 WIT menuju Bandara Sentani Jayapura.

Namun, heli itu tidak sampai ke tujuan dan hilang kontak.

Para personel di heli itu membawa 7 jenis senapan serbu SS-1, 3 pistol, dan 1 pelontar granat alias GLM.

Baru pada Senin, 11 Februari 2020, muncul petunjuk keberadaan helikopter TNI itu dengan adanya unggahan foto warga di antara puing helikopter di media sosial.

Herman optimistis senjata-senjata tersebut akan segera dikembalikan.

"Sementara ada informasi, ada masyarakat yang berburu sehingga sementara kita lakukan pendekatan supaya masyarakat kembalikan. Mungkin dalam 1 sampai 2 minggu dikembalikan karena itu masyarakat yang berburu," kata Herman.

Kodam Cendrawasih menggandeng pemda dan tokoh masyarakat sekitar lokasi jatuhnya pesawat untuk membantu pengembalian senjata api tersebut.

"Info dari para tokoh masyarakat di Distrik Oksop, kemungkinan besar senjata tersebut diambil oleh masyarakat kampung terdekat dari lokasi jatuhnya heli. Para tokoh masyarakat setempat telah menyatakan kesediaannya membantu Pangdam agar senjata tersebut dikembalikan," kata Wakil Kepala Penerangan Kodam Cenderawasih Letkol Dax Sianturi.

Dax mengatakan TNI AD akan melakukan pendekatan kultural. Dia mengatakan upaya ini efektif dijalankan selama ini.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved