Viral Patung Gajah Buta dan Tak Ada Telinga di Gresik, di Lampung Pernah Viral Patung Gajah Kurus
Sekretaris Perusahaan PT Petrokimia Gresik Yusuf Wibisono mengatakan proyek landmark itu adalah kerjasama antara Pemkab Gresik dan PT Petrokimia Gresi
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID- Beberapa hari belakangan ini ramai di media sosial terkait Patung gajah di Simpang Lima Sukorame, Gresik Jawa Timur.
Pasalnya patung gajah tersebut tak memiliki mata dan dan telinga. Warga Gresik menilai filosofi pembuatan patung gajah itu terlalu jauh dari bentuk gajah pada umumnya.
Patung gajah yang berada di simpang lima Sukorame disebut-sebut menghabiskan anggaran Rp 1 miliar.
"Kok ya cuma gitu. Nggak ada mata dan telinga, cuma kaki dan belalai saja. Lucu saja melihatnya," ucap Dian Nuraini (28), salah seorang pengendara yang lain.
Patung gajah tersebut kemudian menjadi perbincangan di media sosial.
• Patung Pangeran Harry dan Meghan Markle Disingkirkan dari Museum Madame Tussauds London
• Kisah 5 Petugas Hadapi Amukan 12 Gajah Liar di Register 31 Semaka
• Kalahkan Liberty, Inilah Patung Tertinggi di Dunia yang Dibangun di Atas Penderitaan Rakyatnya
Simpang lima Sukorame tempat patung gajah menghubungkan lima jalan raya yang berada di tengah kota Gresik.
Mulai dari Jalan Raya Jaksa Agung Soeprapto, Jalan Proklamasi, Jalan Dr Soetomo, Jalan Ahmad Yani dan Jalan Usman Sadar.
Rp 900 Juta untuk Dua Landmark, Dibiayai Petrokimia Gresik
Sekretaris Perusahaan PT Petrokimia Gresik Yusuf Wibisono mengatakan proyek landmark itu adalah kerjasama antara Pemkab Gresik dan PT Petrokimia Gresik.
Ia menjelaskan pembangunan keseluruhan dari proyek tersebut menelan biaya hampir Rp 1 miliar atau sekitar Rp 900 juta.
Biaya tersebut tak hanya digunakan untuk membangun patung gajah di Simpang Lima Sukorame, tapi untuk pengerjaan proyek landmark di dua spot di daerah tersebut.
Proyek pembangunan ada di antara Jalan Raya Dr Soetomo dan Proklamasi. Sedangkan pembangunan lainnya ada di antara Jalan Raya Achmad Yani dan Usman Sadar.
Anggaran Rp 900 juta digunakan untuk tenaga dan material, tanpa pembelian lahan karena pembangunan dilakukan di atas lahan milik Pt Petrokimia Gresik.
"Kemarin itu habis sekitar Rp 900 jutaan lebih, hampir Rp 1 miliar," kata Yusuf saat dihubungi Kompas.com, Selasa (11/2/2020).
Sementara itu Asisten II (Perekonomian dan Pembangunan) Sekda Pemkab Gresik Ida Lailatussa'diyah mengatakan pembiayaan pengerjaan proyek itu semuanya dilakukan oleh Petrokimia Gresik.