Ratusan Siswa SMP Diterjang Banjir hingga hanyut di Sungai, 4 Orang Tewas
Ratusan siswa SMP diterjang banjir dan terseret arus sungai saat melakukan kegiatan susur sungai. Ada sekitar 250 siswa yang ikut kegiatan tersebut.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Ratusan siswa SMP diterjang banjir dan terseret arus sungai saat melakukan kegiatan susur sungai.
Kegiatan berlangsung di wilayah Outbound Valley Sempor Dukuh, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (21/2/2020).
Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Makwan mengatakan, ada sekitar 250 siswa yang ikut kegiatan tersebut.
Susur sungai itu bagian dari kegiatan Pramuka di SMP tersebut.
• Pasca Siswa SMP Tewas Tenggelam, Embung di Negri Katon Langsung Dipagar
• Dokter Muda Meninggal Terjangkit Virus Corona, Tunda Nikah Demi Obati Pasien Corona di Rumah Sakit
• Nasib Dokter Muda Asal Palembang Dilaporkan Hilang di Lampung, Ayah Ungkap Isi SMS Terakhir
• Polisi Nikahi Adik Kandung Istri, Maskawinnya Uang Tunai Rp 100 Juta
Ketika sejumlah siswa SMP mulai turun ke sungai, hujan belum turun.
Arus sungai juga masih normal.
"Namun ternyata, di hulu sungai hujan," kata Makwan saat dihubungi.
Adanya air deras dari hulu membuat ratusan siswa SMP itu terseret arus sungai.
Dilansir Tribunjogja.com (grup Tribunlampung.co.id) dalam artikel berjudul Kronologi Sementara Siswa SMP di Turi Sleman Hanyut saat Susur Sungai Menurut BPBD, Supervisor Pusdalops DIY, Mas'ud Rofiqi mengatakan, seorang anak berjenis kelamin perempuan sudah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
"Sementara ditemukan satu korban yang henti napas dan henti nadi, saat ini sudah dievakuasi dan dalam perjalanan ke RS Bhayangkara," kata Mas'ud.
Namun laporan lain menyebut, sudah ada empat orang siswa yang ditemukan tewas.
"Sampai pukul 17.30 ada empat orang murid yang MD (meninggal dunia)," kata Kanit Lantas Polsek Turi, Nur Hasan di Klinik Swa Pratama.
Nur Hasan mengatakan, empat korban yang MD tersebut masing-masing atas nama Risma, Nur Azizah, Latifa, dan Sophia.
Mereka merupakan murid kelas 7D, 8C, 8A, dan satu belum teridentifikasi.
Hingga berita ini ditayangkan, proses pencarian korban masih berlangsung.
Tidak semua ikut
Nur Hasan menambahkan, total murid yang akan mengikuti kegiatan tersebut yakni 257.
Namun, tidak semua yang berangkat mengikuti kegiatan.
Sementara, dari jumlah tersebut baru 146 murid yang melakukan presensi.
"Yang belum ketemu, kami belum tahu ya," tambahnya.
Dari jumlah murid yang datang dievakuasi ke klinik Pratama Swa.
Dikatakan, ada empat korban selamat dan telah diantar ke rumah masing-masing.
Bocah 11 tahun terseret arus sungai
Sebelumnya di Lampung, korban hanyut Akbar (11) warga Kupang Teba yang dikabarkan hanyut terbawa arus sungai saat hujan lebat di aliran sungai Tirto sari, Teluk Betung Utara ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa, Rabu (8/1/2020).
Lurah Kupang Teba jasad korban telah ditemukan dan saat ini sedang dibawa ke puskesmas Panjang.
"Sudah ketemu oleh sekarang sedang dibawa ke puskesmas Panjang,"
Adapun titik penemuannya berada di sekitar perairan Kampung Fery, Srengsem, Kecamatan Panjang.
"Ketemu di Serengsem, kami sedang bawa kendaraan menuju ke puskesmas," jelasnya singkat.
Korban diketahui ditemukan pada pukul 14.45 WIB oleh nelayan yang bernama Nursum (56) dan Robinson (45).
Kedua nelayan tersebut mengaku sedang memancing dan melihat mayat terapung mengeluarkan darah di hidung dan mulut.
Bocah (11) bernama Akbar warga Kupang Teba dikabarkan hanyut terbawa arus sungai saat hujan lebat di aliran sungai Tirto Sari, Telukbetung Utara, Selasa (7/1/2020).
Habib selaku Lurah Kupang Teba kepada Tribunlampung.co.id lampung menyampaikan kronologis kejadian.
"Warga saya RT 035 Lingkungan 2. Awalnya pas hujan mereka main perosotan di tangga dekat aliran sungai sekitar jam 16.30 WIB jadi pas dia hujan besar dia mandi di pinggir tangga awalnya," jelasnya.
Korban merupakan anak laki-laki dari orangtua atas nama bapak Tulus dan Ibu Puryati.
"Tadinya bertiga mereka ada perempuan juga. Usia sekitar 10 tahun anak dari ibu Puryati dan bapak tulus. Kebetulan ibunya kader posyandu," lanjutnya.
Habib mengaku sudah berkoordinasi dengan BPBD dan Tim Sar untuk melakukan pencarian korban.
"Sampai saat ini kita sudah turunkan tim BPBD cuman belum ketemu. Katanya ada warga yang melihat di pinggir laut di pintu muara sini tapi sudah gelap tidak kelihatan lagi," katanya.
Camat Telukbetung Utara Dentaria mengaku telah berkoordinasi dengan tim sar dan kepolisian setempat untuk membantu proses pencarian korban.
"Saya camat Telukbetung Utara ditelpon ada warga Kupang Teba RT 35 anak bapak tulus itu hanyut dibawa arus air karena hujan segera menghubungi timsar," jelasnya.
Dentaria berharap korban dapat segera ditemukan meski keadaan sudah malam dan gelap.
"Mereka segera turun ke lapangan. Menyisir kelurahan kupang teba samapai muara kunyit. Semoga dapat ditemukan segera. Muaranya kemari karena alirannya kesini," jelasnya.
Semantara Tulus selaku orangtua korban mengaku segera bergegas ke lokasi kejadian setelah diberitahu anaknya hanyut di sungai.
"Dia anak bungsu dari 4 bersaudara. Keseharian memang anaknya ga bisa diem. Saya ngeliat dua orang yang ngabarin tapi di TKP banyak anak kecil. Itu kali kecil. Main tidak ijin dari sebelum hujan deres. Temannya bilang Pak Akbar hanyut saya langsung keluar," katanya sambil berkaca-kaca.
Di Sleman, ratusan siswa SMP diterjang banjir dan terseret arus sungai saat melakukan kegiatan susur sungai. (Tribunjogja.com/Tribunlampung.co.id)