Tribun Lampung Utara

Kisah 2 Siswa SD di Lampura Memulung Setiap Pulang Sekolah, Relakan Masa Kanak-kanak Demi Bantu Ibu

Setibanya di rumah, Ita bersama dengan adiknya langsung membawa sebuah karung yang dipakai untuk mengumpulkan barang bekas.

Penulis: anung bayuardi | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Anung
Ita Yuliana (9) dan Suryani (11). Kisah 2 Siswa SD di Lampura Memulung Setiap Pulang Sekolah, Relakan Masa Kanak-kanak Demi Bantu Ibu 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KOTABUMI - Langkah kaki dua bocah di Lampung Utara seolah tak pernah lelah dalam mengumpulkan barang bekas.

Ita Yuliana (9) dan Suryani (11) anak dari pasangan Haruni (41) dan Tresnawati (42) warga Kelurahan Tanjung Aman Kecamatan Kotabumi Selatan Lampung Utara (Lampura) terpaksa menjalani sebagai pemulung dikerenakan kehidupan yang serba kekurangan.

Padahal seusianya biasanya dihabiskan untuk belajar dan bermain, bukan bekerja.

Memulung atau mengambil barang bekas, dilakoni keduanya seusai pulang sekolah.

Setibanya di rumah, Ita bersama dengan adiknya langsung membawa sebuah karung yang dipakai untuk mengumpulkan barang bekas.

Jalan Rawa Enggal Disulap Jadi Kampung Tertib Lalu Lintas, Warga Antusias Mural Edukasi

Kisah Warga Balam Rawat Kucing Jalanan Sejak 1983, Rela Jual Harta Benda Demi Beri Makan Kucing

April Dipakai Paripurna, Dinas PUPR Langsung Perbaiki Lobi DPRD Pringsewu

Nelayan Tanggamus Dikabarkan Hilang di Tengah Laut, Hanya Ditemukan Kapal

Ita dan suryani yang masih bersekolah di SDN 5 Tanjung Aman harus merelakan masa kanak-kanak hanya untuk membantu kedua orangtuanya mencari sesuap nasi dengan memulung.

Pencarian “harta karun” biasanya di lakukan sekitar 2 kilometer dari rumahnya.

Hasil dari bekerjanya, sebagian diberikan kepada sang ibu, sisanya untuk jajan dan ditabung guna persiapan masuk ke SMP.

"Penghasilan yang didapat tidak menentu, kadang-kadang dapat uang Rp 15 ribu, tapi kalau lagi banyak barang bekas yang dikumpulkan paling banyak Rp 20 ribu. Biasanya Saya kasih ke Ibu sebanyak Rp 10 ribu, sisanya ditabung," Ungkap Ita diamini oleh Suryani, Sabtu (22/2/2020)

Pekerjaan sebagai pengumpul barang bekas digelutinya sejak 3 tahun yang lalu.

Pulang sekolah langsung berangkat ke perempatan lampu merah kebun empat mengumpulkan barang bekas.

Barang yang dipungut seperti botol air mineral dan kardus.

Tresnawati, Ibunya mengungkapkan, sebenarnya ia tidak tega melihat anaknya bekerja sebagai pemulung.

Namun, selaku orangtua tidak bisa berbuat banyak karena keterbatasan ekonomi yang membuat anaknya yang masih kecil harus berhadapan dengan kerasnya dunia.

"Saya terkadang merasa sedih, seharusnya Ita dan Suryani bermain dan belajar seperti anak anak lainnya. Tapi mereka harus berjuang membantu saya mencari nafkah untuk sehari hari,” jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved