Memprihatinkan, Siswa SD di Lampung Belajar Sambil Kehujanan, Bangunan dari Papan hingga Bambu
Sejumlah Sekolah di Provinsi Lampung dalam kondisi memprihatinkan. Ada Bangunan Sekolah yang masih semi permanen dari papan hingga bambu.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Sejumlah Sekolah di Provinsi Lampung dalam kondisi memprihatinkan.
Ada Bangunan Sekolah yang masih semi permanen dari papan, bambu, atap Sekolah bolong, tidak berjendela, lantai tanah.
Ada pula Bangunan sudah permanen, namun kerusakan di mana-mana.
Tim Tribun melakukan penelusuran ke sejumlah Sekolah yang ada di Provinsi Lampung.
Tim terjun setidaknya ke-6 kabupaten/kota di Lampung untuk melihat langsung kondisi Sekolah-Sekolah yang rusak parah ini.
Kabupaten/kota itu yakni, Tanggamus, Lampung Tengah, Lampung Barat, Lampung Timur, Lampung Selatan dan Kota Bandar Lampung.
• VIDEO TEASER Sejumlah Sekolah di Provinsi Lampung dalam Kondisi Memprihatinkan
• Sekolah Rusak? Ajukan Proposal ke Disdik Bandar Lampung
• Kondisi Mengenaskan 4 Bocah Hidup di Gubuk Reyot setelah Ditinggal Ibunya, Videonya Viral
Hasil penelusuran, di Kabupaten Tanggamus, Tribun mendapati Bangunan SDN 2 Tanjung Betuah, Pekon Tanjung Batuah, Kecamatan Cukuh Balak, berdinding papan yang kondisinya sudah tua, terdapat bolong di mana-mana.
Tidak ada jendela dan pintu, atap pun bolong.
Saat hujan dipastikan air mengucur ke dalam kelas sehingga para Siswa terpaksa pulang lebih cepat.
Masih di kabupaten ini, Tribun juga mendapati sebuah Sekolah swasta Madrasah Ibtidaiyah Matlaul Anwar (MA) Baros di Dusun Way Kandis, Pekon Kampung Baru, Kecamatan Kota Agung Timur yang Bangunannya terbuat dari bambu.
Tempat belajar Siswa seperti Sekolah darurat, kursi belajar dari plastik, meja seadanya.
Tak ada pula sarana prasarana layaknya Sekolah umumnya.
Kondisi Sekolah memprihatinkan juga terlihat di SDN 2 Terbanggi Besar, Lampung Tengah.
Hampir 90 persen fasilitas belajar mengajar di Sekolah ini rusak, mulai dari ruang kelas yang atapnya bolong, lantai beralas semen yang sebagian besar sudah hancur, jendela rusak dan dipalang kayu.
Toilet, kantin, perpustakan juga rusak parah.
Di Lampung Timur, SDN 1 Labuhan Ratu Satu yang berdiri sejak 1974 masih berdinding papan, tidak berplafon, jendela terbuat dari kawat jaring, pintu banyak sudah jebol. Lantai Sekolah juga masih plur semen biasa.
Atap menggunakan asbes dan banyak sudah bolong. Saat hujan air menetes dari atas hingga Siswa belajar dalam kondisi becek dan kebasahan.
Saat hujan itu pula, Siswa akan belajar berdampingan dengan ember-ember yang menampung air hujan yang mengalir deras dari atas atap. s
Di Kabupaten Lampung Barat, kondisi Bangunan SD 1 Kagungan juga masih semi permanen berdinding papan, plafon usang sudah terkelupas, atap bocor, lantai keramik dalam kelas sudah hancur.
Sementara di SD Negeri 3 Hanakau, Kecamatan Sukau, Lambar, plafon ruang kelas bolong-bolong, meja dan kursi minim dan sudah rusak.
Kondisi tak jauh berbeda juga terlihat di SMPN 2 Sidomulyo Lampung Selatan, dan SDN 2 Keteguhan, Telukbetung Timur, Bandar Lampung.
Di dua Sekolah ini pun kondisi ruang belajar tak kalah memprihatinkan. Atap bolong dan saat hujan air masuk ke dalam kelas, lantai semen sudah banyak yang hancur, pintu dan jendela rusak.
Komentar Sekolah
Arifin, guru di SDN 2 Tanjung Betuah Tanggamus mengatakan, Bangunan Sekolah berdiri sejak 1986 silam.
Terdapat Bangunan semi permanan dan permanen. Semula statusnya SD kecil, kemudian naik menjadi SD mandiri.
Sejak saat itu tidak pernah ada perbaikan Bangunan Sekolah.
"Siswa kurang dari 100 orang tiap tahunnya. Karenanya, kecil pula dapat jatah dana BOS. Sementara, Sekolah tidak tega menarik dana dari wali murid, karena hidup mereka juga pas-pasan. Jadi kita hanya bisa manfaatkan Bangunan yang ada selagi masih bisa berdiri," jelasnya.
Ia mengatakan, kala hujan, air masuk ke dalam kelas. Karena itu, waktu belajar akan dipercepat, guna mengantisipasi jika Sekolah roboh akibat hujan atau angin.
"Adanya seperti ini, ya terima saja. Sebab, tugas guru mengajar. Mau bagaimana lagi, tempatnya bisa dilihat sendiri," kata Arifin sedih.
Sementara Syaifudin, guru Madrasah Ibtidaiyah Baros, Kecamatan Kota Agung Timur, Tanggamus mengatakan, Sekolah semi permanen itu hanya memiliki satu guru dan 30 Siswa.
"Beginilah Sekolahnya, yang Sekolah di sini juga anak-anak di sini saja. Kalau bisa ada pemBangunan permanen," harap dia.
Ia menjelaskan Sekolah ini adalah Sekolah swasta dan merupakan kelas jauh dari Sekolah induknya di Kota Agung.
"Khusus untuk kebutuhan ujian anak-anak kelas VI, dilakukan di Sekolah induknya," ujar Syaifudin.
Sekretaris Dinas Pendidikan Tanggamus Lauyustis mengungkapkan, ada beberapa Sekolah yang akan diperbaiki pada tahun 2020 ini dan tahun depan 2021.
SDN 2 Tanjung Betuah, Pekon Tanjung Betuah di Kec. Cukuh Balak, termasuk yang akan diperbaiki.
Perbaikan berupa perbaikan berat sampai pada pemBangunan ruang kelas baru. Sebab selama ini khusus perbaikan tahun ini kondisi Bangunan memang sudah tidak layak.
Sebab beberapa ruang kelas masih terbuat dari papan dan kondisinya sudah lapuk. Lalu atap bocor dan jendela tanpa daun jendela, begitu pun dengan pintunya.
"Kami minta, pihak Sekolah bisa memfaatkan dana BOS untuk kerusakan yang kecil, supaya tidak menjadi besar. Jangan sampai dibiarkan saja akhirnya kerusakan itu besar, lalu tergantung dengan dinas," terang Lauyustis.
Lamteng
Kepala SDN 2 Terbanggi Besar, Bertalina, menyebutkan Sekolah yang ia pimpin hampir tidak pernah mendapatkan bantuan perbaikan gedung Sekolah. Sekolah itu dibangun pada tahun 1970-an.
Namun begitu, ia tak menyerah dengan kondisi tersebut. Ia tetap mengajak seluruh guru menjalankan tugas mereka untuk mencerdaskan generasi seterusnya.
"Kami terakhir mengajukan (perbaikan ke Disdik Lamteng) pada Desember 2019 lalu, tapi ya belum juga mendapatkan perbaikan, kondisinya ya tetap seperti itu (rusak)," ujar Bertalina kepada Tribun Lampung.
Ia melanjutkan, dari total delapan kelas yang ada, sebanyak lima kelas kondisinya bocor dan rusak parah. Tak hanya kelas, tapi juga papan tulis, kursi dan meja juga banyak yang rusak.
Akibatnya, banyak orangtua yang tak mau menSekolahkan anaknya di sana. Saat ini tinggal 80-an Siswa.
"Kami juga kekurangan tenaga pengajar, guru hanya 6, 3 PNS dan 3 honorer. Kami gak ada guru agama dan guru olahraga. Kami sudah ngajuin penambahan juga (jumlah guru) tapi belum ditambah," imbuhnya.
Peni, Ketua Komite SDN 2 Terbanggi Besar mengatakan, pihaknya sangat berharap pemerintah dapat membantu renovasi Sekolah tersebut.
Ia menjelaskan, sudah lama guru dan Siswa belajar mengajar di lingkungan yang memprihatinkan.
"Kalau hujan ya kehujanan. Lelas becek, bocor dan Siswa belajar dengan fasilitas yang alakadarnya. Kami mohon supaya rencana perbaikan supaya dapat secepatnya direalisasikan," harap Peni.
Sementara guru kelas VI SDN 1 Labuhan Ratu Satu Lamtim Budi Santoso mengatakan, terakhir Bangunan Sekolah direhab 15 tahun lalu. Sehingga saat ini, kondisinya sudah banyak yang uzur.
"Kalau sudah hujan pasti akan bocor dan Siswa pasti kebasahan saat belajarnya. Terpaksa Siswa harus menadahkan air hujan yang jatuh ke bawah dengan ember," katanya.
Siswa di Sekolah ini ada sebanyak 112 orang dengan guru PNS sebanyak 6 orang dan honorer 5 orang.
"Berharap ada bantuan dari pemerintah sehingga Sekolah kami ini bisa dibaguskan lagi," katanya.
Bukan cuma di kabupaten, di Kota Bandar Lampung ternyata juga ada Sekolah yang kondisinya memprihatinkan. Yakni SDN 2 Keteguhan.
Meski tidak separah kondisi Sekolah di kabupaten-kabupaten di atas, namun Sekolah ini pun butuh perhatian.
Atap ruang kelas berbahan asbes dan triplek, saat hujan air masuk ke dalam kelas. Dinding Sekolah juga ada yang sudah terkelupas.
Kepala SDN 2 Keteguhan Kusrina mengakui jika Sekolahnya ini memang sangat memprihatinkan.
"Kalau sudah hujan memang ada air yang menetes di lantai dalam kelas. Dengan terpaksa harus ditadahkan air tersebut dengan ember dibawahnya," katanya.
"Jadi sangatlah mengganggu aktivitas Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bagi Siswa. Begitu juga dinding banyak yang mengelupas. Kami tidak bisa berbuat apa-apa dengan rusaknya Bangunan ini dan hanya menunggu bantuan saja dari pemerintah melalui DAK," katanya.
Dinas Pendidikan (Disdik) Bandar Lampung mengungkap, saat ada Bangunan Sekolah yang mengalami kerusakan maka pihak Sekolah bisa mengajukan proposal ke disdik.
Sekretaris Disdik Bandar Lampung Eka Afriana Novel membeberkan, pihak dinas akan mempelajari proposal yang diajukan termasuk melakukan pengecekan ke Sekolah terkait untuk melihat layak tidaknya mendapatkan rehab.(Tribunlampung.co.id/byu/lis/tri/ade/sam)