Video Berita
VIDEO Berapi-api, Emak-emak Orasi Keluhkan Harga Cabai dalam Aksi 212
Video Berita YouTube Pada Aksi 212, emak-emak sempat memberikan orasinya di depan massa yang datang di kawasan Monas, Jakarta Pusat pada Jumat (21/2/2
Penulis: Gusti Amalia | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Video Berita YouTube Pada Aksi 212, emak-emak sempat memberikan orasinya di depan massa yang datang di kawasan Monas, Jakarta Pusat pada Jumat (21/2/2020).
Dalam orasi yang disampaikan oleh emak-emak yang tidak diketahui sosoknya itu, ia sempat menyinggung Menteri Keuangan, Sri Mulyani.
Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Kompas TV, emak-emak itu awalnya menegaskan bahwa aksi 212 bukan aksi makar.
Menurutnya, apa yang diungkapkan merupakan bagian dari hak konstitusionalnya.
• VIDEO UPDATE Terbaru Korban Hanyut Sungai Sempor Sleman, 7 Meninggal 3 Belum Ditemukan
• VIDEO Viral Joget TikTok di Acara Pernikahan
• Melaney Ricardo Ungkap Pesan Terakhir Ashraf Sinclair ke Tim BCL
• Karni Ilyas Gebrak Meja di Acara ILC: Acara Malam Ini Memalukan
"Saya mengemukakan pendapat saya bukan sebagai tanda makar kepada pemerintah tidak."
"Perlu diketahui ini adalah hak konstitutisional lebih dari pada itu konsep makar tidak ada dalam Islam," ungkap Emak-emak tersebut.
Lalu ia mengeluhkan harga cabai yang naik hingga kenaikan iuran BPJS.
Tonton juga Video YouTube lainnya dibawah ini.
"Ada apa dengan negeri kami ini sampai sedemikian rupa jadinya emak-emak merana dengan harga cabe melangit."
"Semua tarif listrik, BPJS naik dua kali," keluhnya.
Emak-emak itu menduga Menteri Keuangan, Sri Mulyani sudah bingung mencari dana untuk biaya kehidupan rakyat Indonesia.
"Rupa-rupanya ada sebabnya ini, mungkin Menteri Keuangan kita ini kebingungan mencari dana dari mana lagi akan ditambah oleh usulan biaya kehidupan dari negeri ini," seru Emak-emak tersebut.
Menurut dia, aksi 212 sangat penting untuk pertanggunjawaban tiap warga negara pada Indonesia.
"Saya ingin menyatakan begini ya masing-masing ingin bertanggung jawab oleh negara jadi walaupun apa yang kita lakukan ini kecil tapi jangan dianggap kecil," lanjutnya.
Emak-emak itu menuduh bahwa sekelompok penguasa sengaja melemahkan KPK karena adanya tindak korupsi.
"Mengapa beberapa pejabat, sekelompok pejabat atau mereka yang berkuasa merasa sangat penting untuk melemahkan KPK dalam hal ini korupsi," kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, dalam orasi yang disampaikan oleh emak-emak itu juga sempat menyinggung tokoh-tokoh penting termasuk Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Sebelum membahas Ahok, emak-emak itu menyinggung Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Tonton juga Video YouTube lainnya dibawah ini.
Ia meminta pertanggungjawaban terkait APBD DKI Jakarta hingga dana insfrastruktur.
"Bapak Joko Widodo APBD DKI 2013 Rp 1,54 triliun kasus impor busway saat masih menjadi Gubernur DKI, pertanggung jawaban kartu KIS dan KIP."
"Pertanggungjawaban pengalihan anggaran subsidi BBM yang katanya dialihkan untuk pembangunan insfrastruktur," seru seorang emak-emak tersebut.
Dalam orasinya itu, emak-emak tersebut sempat menekankan kata berutang.
"Faktanya sampai hari ini kita masih terus berutang, berutang," imbuhnya.
Selain itu ada nama Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri hingga Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan yang disebut terlibat dalam beberapa kasus yang merugikan negara.
"Megawati Soekarnoputri, BLBI rugikan negara Rp 640 triliun kasus SKT, Surat Keterangan Lunas."
"Lalu siapa lagi, ada Luhut Binsar Pandjaitan di situ ya, Rp 45 miliar dana Bancarnas lalu apa kasus Pelindo II urusannya dengan Rini Soemarno (Mantan Menteri BUMN) dan sebagainya termasuk dengan Surya Paloh (Ketua Umum Partai NasDem)," tuturnya.
Kemudian, emak-emak itu menyinggung Ahok.
Ia menuduh agar Ahok bertanggung jawab dengan kasus kebocoran APBD DKI 2014 hingga Sumber Waras.
"Ahok tentu saja bocoran APBD DKI 2014 senilai Rp 2,16 triliun."
"Serta markat lahan Sumber Waras yang meerugikan negara Rp 191 miliar," ungkapnya.
Sehingga, emak-emak itu menganggap bahwa tokoh-tokoh tersebutlah yang ikut andil dalam pelemahan KPK.
"Jadi Bapak Ibu sekalian paham kan jika ada orang yang ingin melemahkan KPK, apa itu sudah terjadi? Kita bisa melihat ya," katanya.
Komentar anak-anak Peserta Aksi 212
Selain orang-orang dewasa, massa dari anak-anak di bawah 17 tahun juga terpantau mengikuti aksi demonstrasi 212.
Wartawan Tribunnews.com juga sempat mewawancarai sebagian anak-anak yang terlibat dalam aksi tersebut.
Ketika ditanyakan alasan mereka mengikuti aksi demonstrasi, anak-anak tersebut tidak begitu paham tentang isu yang diangkat pada aksi demonstrasi tersebut.
"Membela kebenaran kita mah. Karena banyak korupsi. Buat dianuin....," celoteh salah satu anak mengenakan Topi bertuliskan 'AHHA' tersebut saat berbincang di lokasi demonstrasi, Jumat (21/2/2020).
"Buat bayar utang. Gimana sih lu," saut temannya.
Diketahui anak-anak tersebut datang dari berbagai daerah, ada yang dari Bogor dan jawa Barat.
Sebelumnya diberitakan, kepolisian telah menyiagakan ribuan personel agar demonstrasi dapat berjalan aman dan kondusif.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus menjelaskan pengamanan juga dilakukan bersama aparat TNI. (TribunWow.com/Mariah Gipty/Anung Malik)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com
Videografer Tribunlampung/Gusti Amalia