Abisa Ungkap Ada Perintah Pembina Lewat Rapat Online Jelang Tragedi Susur Sungai Siswa SMPN 1 Turi

“Saat itu mendung gelap, geludug (petir) tak henti-henti terdengar di utara (lereng Merapi). Saya tanya, Pak, cuaca begini apa tetep mau diteruskan?”

Editor: Romi Rinando
Instagram @undercover.id
Jelang Tragedi Susur Sungai, Siswa SMPN 1 Turi Ungkap Cerita ada Perintah Pembina Lewat Rapat Online 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID – Sepekan pasca tragedi Kali Sempor, Jumat (21/2/2020), seorang siswa SMPN 1 Turi, Sleman, mengungkap kisah lain jelang petaka yang merenggut 10 korban itu.

Menurutnya, acara susur sungai kegiatan Pramuka diputuskan diberitahukan lewat layanan pesan grup, Kamis (20/2/2020), atau malam sebelum acara digelar.

“Pemberitahuan oleh guru pembina, lewat grup WA, lalu dilanjutkan rapat online,” kata Abisa kepada Tribunjogja.com di sebuah tempat di bilangan Sidomulyo, Tegalrejo, Kota Yogya, Jumat (28/2/2020) malam.

Saat wawancara Abisa didampingi ayahnya, Kristianto Yonatan, serta dua sahabat ayah Abisa, Teddy Pitrasari dan Santhi Ratnaningsih.

Pasangan suami istri warga Condongcatur, Sleman, ini bahu membahu membantu Kristianto memulihkan psikologis Abisa yang sempat terguncang.

Dapat Uang karena Selamatkan Siswa Tragedi Susur Sungai, Mbah Diro: Saya Tidak Sanggup Menerima

VIDEO Lalai, Pembina Pramuka Jadi Tersangka Tragedi Susur Sungai Sempor

Anaknya Jadi Korban Tewas Susur Sungai, Suraji: Dia Anak Mahal

 

Kristianto mengizinkan wawancara dan publikasi hasilnya, setelah Abisa juga tidak keberatan. Kristianto terlihat antusias, karena ia juga ingin berbagi kisah dan melepas beban moral.

Obrolan di warung angkringan itu menguak banyak cerita yang selama seminggu terakhir belum banyak diketahui orang.

Tentang “rapat online”, Abisa menjelaskan itu istilahnya untuk mengatakan pembicaraan persiapan susur sungai dilakukan lewat aplikasi percakapan grup malam itu juga.

s
Evakuasi siswa SMP Negeri di Turi Sleman yang hanyut terbawa arus Sungai Sempor, Dukuh Donokerto Turi, Jumat (21/2/2020) (Dok.Pusdalops DIY)

Ia lalu menyodorkan ponselnya, memperlihatkan rekaman percakapan grup Pramuka sekolahnya. Terbaca pukul 18.57 WIB (Kamis, 20/2/2020), guru pembina menulis pesan berikut.

“Disampaikan aja kls 7 dan 8 bsk susur sungai. Wajib bersepatu, warna bebas” tulisnya disahut beberapa pertanyaan anggota grup. Terutama terkait lokasi susur sungai.

“Nanti kita bahas,” sahut sang guru pembina pukul 19.00 WIB. Beberapa anggota grup menyahutinya sembari bercanda dan saling ledek.

Suasana percakapan grup terlihat akrab. Pukul 20.58, atau hampir dua jam kemudian, sang guru pembina menuliskan pesan berikutnya. Kutipan ditulis sesuai aslinya.

“Besok rutenya mulai outbond sempor, naik sebelum bendungan kembangarum,” tulisnya. Abisa mengatakan, selain pesan itu, tidak ada lagi pembicaraan teknis lain terkait persiapan susur sungai.

Hanya perintah membawa tongkat, lalu anggota dewan penggalang sebanyak 16 orang diminta jadi pendamping regu. Masing-masing orang nanti mendampingi dua regu di lapangan.

Hari berikutnya, persiapan kegiatan Pramuka berlangsung sesudah pulang sekolah sekitar pukul 11.45. Abi pulang berganti sepatu, pamit ke ibunya, lalu kembali ke sekolah.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved