Virus Corona
Istana Negara Disteril, Menteri dan Tamu Presiden Wajib Diperiksa Suhu Tubuh
Pasca pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo terkait dua warga Depok, Jawa Barat diduga terjangkit virus corona, Istana Negara disterilisasi.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Pasca pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait dua warga Depok, Jawa Barat diduga terjangkit virus corona, Istana Negara disterilisasi.
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin menjelaskan, mulai Selasa (3/3/2020), Istana menerapkan pengukuran suhu tubuh bagi siapa pun yang akan memasuki lingkungan Istana.
"Jadi sejak kemarin diputuskan oleh Kepala Sekretariat Presiden, Danpaspampres, juga Sekretaris Militer bahwa mulai hari ini dilakukan pencegahan penyebaran virus korona di Istana yaitu dengan pengukuran suhu tubuh," ujarnya.
Pengukuran suhu tubuh tersebut diberlakukan baik kepada pejabat (termasuk menteri), pegawai, juga tamu-tamu Presiden yang akan masuk ke lingkungan Istana.
• Dampak Virus Corona, Investor Beralih Investasi Emas dan Yen
• Seluruh Pasien Virus Corona di Vietnam Sembuh, Seperti Apa Cara Penanganannya?
• Total Aset Jiwasraya Disita Rp 11 Triliun, Termasuk Perhiasan Rp 250 Juta
• Kombes Polisi Asep Adi: Kita Tindak Tegas Penyebar Hoaks Virus Corona
"Untuk pejabat dan semua yang akan ke Istana, termasuk pegawai, paspampres, juga teman-teman wartawan. Semua yang masuk ke kompleks Istana akan diperiksa," ucap Bey.
Upaya pencegahan tersebut akan dijalankan setidaknya selama dua minggu ke depan sebagai bahan evaluasi.
Selain itu, pihak Istana juga akan memantau perkembangan wabah korona secara nasional untuk mempertimbangkan apakah upaya pencegahan tersebut dapat terus dilakukan.
Sementara itu, Juru bicara (jubir) untuk penanganan virus corona (Covid-19) Achmad Yurianto memastkan kondisi dua warga Indonesia yang positif terjangkit virus corona (Covid-19) dalam keadaan baik.
"Dua orang WNI kita yang confirmed positif, kondisinya bagus," kata Achmad Yurianto.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan ini resmi ditunjuk istana sebagai juru bicara (jubir) untuk penanganan virus corona.
Ia menjelaskan, kedua pasien tersebut tak mengalami gejala sesak napas sehingga tak diperlukan selang tabung oksigen untuk membantu penapasan.
Bahkan, kedua pasien tak mengalami sesak napas sama sekali.
"Tidak memerlukan infus karena memang tidak ada kedaruratan. Dan kemudian keluhan terakhir hanya masih batuk, tidak panas sama sekali. Ini yang kondisi fisiknya," ungkapnya.
Yurianto menambahkan, pihaknya juga melakukan pemeriksaan terhadap anggota keluarga pasien positif virus corona.
Pemeriksaan dilakukan terhadap kakak pasien dan seorang asisten rumah tangga keluarga tersebut. "Kita tracking dan dua-duanya negatif," jelasnya.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta kepada masyarakat luas agar tidak panik saat mengetahui virus corona sudah masuk ke Indonesia.
Wakil Ketua Umum MUI KH. Muhyiddin Junaidi mengatakan virus corona ini merupakan masalah biasa.
"Jangan kita seakan-seakan kehilangan pegangan besok seakan-akan kiamat. Frustrasi kan," kata Muhyiddin.
Muhyiddin menyebut yang menjadi tak biasa dari virus corona adalah penyerangan virus tersebut jika menyerang paru-paru.
"Itu biasanya manusia tidak memiliki kesempatann yang lama untuk bertahan hidup. Tapi kalau stadium awal masih bisa diobati," ujarnya.
Muhyiddin menyinggung soal maraknya pembelian besar-besar stok barang pokok dan masker di beberapa sentra perdagangan.
Dia mempertanyakan hal tersebut karena menurutnya itu juga wujud dari kepanikan.
"Sebaiknya kita meningkatkan daya tubuh dan imunitas kita. Cuci tangan dengan sabun. Berperilaku yang sehat dan higenis. Jadi itu semua sesuai aturan main dalam agama dan juga cocok dengan cara untuk menghindari corona," kata dia. (tribun network/yud/fik)