Kasus Corona di Indonesia
Kasus Corona Meningkat, Pemerintah Batasi Turis dari 3 Negara Datang ke Indonesia
Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan, membatasi turis dari tiga negara 'bertandang' ke Indonesia.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan, membatasi turis dari tiga negara 'bertandang' ke Indonesia.
Tiga negara tersebut adalah Iran, Italia dan Korea Selatan.
Hal tersebut lantaran peningkatan kasus Covid-19 alias virus corona meningkat signifikan di tiga negara tersebut.
Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi, menyampaikan kebijakan tersebut mulai berlaku pada hari Minggu 8 Maret pukul 00.00 WIB.
Retno juga memastikan pihak pemerintah Indonesia akan terus terus memantau laporan perkembangan virus corona (Covid-19) di dunia yang disampaikan oleh World Health Organization (WHO).
• Sandiaga Uno Minta Anies Tunda Gelar Formula E, Fokus Virus Corona
• Tarif Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, Siapkan Kartu e-Toll untuk Pembayaran
• Daftar Gaji PNS Terbaru 2020, Daftar Gaji Golongan I, Golongan II, Golongan III, hingga Golongan IV
• Antisipasi Virus Corona, Pemerintah Arab Saudi Sterilisasi Kakbah
"Sesuai laporan terkini WHO, saat ini terdapat kenaikan signifikan kasus Covid-19 di luar Tiongkok, terutama di tiga negara yaitu Iran, Italia, dan Korea Selatan," kata Menlu, seperti dikutip dari Tribunnews.com, Sabtu (7/3/2020).
Retno menyatakan, demi kebaikan semua, untuk sementara waktu, Indonesia mengambil kebijakan baru bagi pendatang/travelers dan ketiga negara tersebut sebagai berikut:
Pertama, larangan masuk dan transit ke Indonesia, bagi para pendatang/travelers yang dalam 14 hari terakhir melakukan perjalanan di wilayah-wilayah, sebagai berikut:
Untuk Iran: Tehran, Qom, Gilan;
Untuk Italia: Wilayah Lombardi, Veneto, Emilia Romagna, Marche dan Piedmont;
Untuk Korea Selatan: Kota Daegu dan Propinsi Gyeongsangbuk-do.
Kedua, untuk seluruh pendatang/travelers dari Iran, Italia dan Korea Selatan di luar wilayah tersebut, diperlukan surat keterangan sehat/health certificate yang dikeluarkan oleh otoritas kesehatan yang berwenang di masing-masing negara.
Surat keterangan tersebut harus valid (masih berlaku) dan wajib ditunjukkan kepada pihak maskapai pada saat check-in.
Tanpa surat keterangan sehat dan otoritas kesehatan yang berwenang, maka para pendatang/travelers tersebut akan ditolak untuk masuk/transit di Indonesia.
Dalam kartu tersebut antara lain memuat pertanyaan mengenal riwayat perjalanan.
Apabila dari riwayat perjalanan, yang bersangkutan pernah melakukan perjalanan dalam 14 hari terakhir ke salah satu wilayah yang kami sebut tadi, maka yang bersangkutan akan ditolak masuk/transit di Indonesia.
Keempat, bagi WNI yang telah melakukan perjalanan dari tiga negara tersebut, terutama dari wilayah-wilayah yang disebutkan tadi akan dilakukan pemeriksaan kesehatan tambahan di bandara ketibaan.
"Kebijakan ini bersifat sementara, akan dievaluasi sesuai dengan perkembangan," kata Menlu.
Sumbang Rp 143,8 Miliar, Tapi Ditolak
Wabah virus corona yang bermula dari Kota Wuhan China, kini mulai merambah ke sejumlah negara di belahan dunia.
Salahsatunya negara Korea Selatan, dimana warganya banyak terinfeksi dengan viros corona atau Covid-19 terbanyak.
Virus Corona mulai mewabah di negeri gingseng tersebut dan terus bertambah setiap hari.
Seperti yang diberitakan oleh The Korea Times, Jumat, (6/3/2020) sebanyak 518 penderita Covid-19 baru bertambah di Korea Selatan.
Angka tersebut menambah total kasus virus corona di Korea Selatan yang kini menjadi 6,284 penderita.
Hingga saat artikel ini diunggah, jumlah kematian yang dikonfirmasi oleh otoritas kesehatan Korea Selatan adalah sejumlah 42 jiwa.

Sekitar 60 persen dari total kasus yang dikonfirmasi dimulai dari para pengikut sekte Sincheonji yang berpusat di Daegu, Korea Selatan.
Karena itu masyarakat Korea Selatan mulai menimbulkan gosip yang kurang baik bagi sekte yang dianggap sesat tersebut.
Hingga pada Senin (2/3/2020), Pimpinan sekte Shincheonji, Lee Man Hee bersimpuh memohon maaf pada publik.
Tak hanya itu sekte Shinchenji juga menyerahkan sumbangan dana sebanyak 12 Miliar Won (Rp. 143,8 Miliar) pada Kamis, (5/3/2020).
Sumbangan tersebut diserahkan pada badan amal lokal, Community Chest of Korea dengan harapan agar bisa membantu memfasilitasi penanganan penderita Covid-19.
Teutama di wilayah Daegu, Gyeongsang Utara yang menjadi pusat wabah SARS CoV-19 di Korea Selatan.
"Kami merasa sangat bertanggung jawab atas wabah Covid-19 di Korea Selatan," jelas perwakilan sekte Shincheonji melalui pesan singkat pada wartawan.
"Seperti yang telah disampaikan pemimpin kami (Lee Man Hee), kami akan terus berkontribusi baik secara tenaga manusia maupun finansial untuk melawan wabah corona," lanjut perwakilan tersebut.
Sumbangan dana dari sekte Shincheonji dikembalikan
Situs pengujian coronavirus darurat pusat medis di Gyeongsan, Provinsi Gyeongsang Utara, ramai dikunjungi warga ada Sabtu (22/2/2020).
Sebagian besar dengan penduduk provinsi Cheongdo provinsi itu, yang dekat kota di mana jumlah orang yang terinfeksi virus baru meningkat tajam dalam beberapa hari. Yonhap/Korea Times

Seperti yang diberitakan The Korea Times, Jumat (6/3/2020) Community Chest of Korea mengatakan pihaknya telah mengembalikan dana yang diberikan oleh sekte Shincheonji.
Pengembalian dana dilatarbelakangi sentimen negatif masyarakat Korea Selatan terhadap sekte Shincheonji.
Selain itu pihak badan amal juga merasa pihak sekte Shincheonji tidak melakukan konfirmasi langsung terhadap dana yang bernilai cukup besar tersebut.
"Kami telah berunding mengenai sumbangan dengan nominal fantastis tersebut dengan sekte Shincheonji," jelas pihak badan amal.
"Namun kami juga mempertimbangkan kontroversi negatif dan cukup sensitif mengenai sekte Shincheonji dan wabah Covid-19 yang terjadi saat ini dan memutuskan untuk mengembalikan sumbangan dari sekte tersebut," lanjutnya.
Mengetahui hal tersebut pihak Shincheonji mengatakan akan mencari cara lain untuk menebus kesalahan mereka.
"Community Chest of Korea menyarankan untuk mengembalikan dana dari kami karena adanya sentimen negatf masyarakat pada Shincheonji," ucap pihak sekte.
"Sekali lagi kami meminta maaf pada publik dan akan mencari cara lain untuk bertanggung jawab dan memberikan sumbangan sesegera mungkin, lanjutnya.
Bersimpuh meminta maaf pada publik

Lee Man Hee, pimpinan sekte di Gereja Shincheonji Yesus di Daegu meminta maaf pada publik Senin, (2/3/2020). Permintaan maaf tersebut karena lebih dari separuh pengikut sektenya menjadi satu dari sumber penyebaran virus corona yang kini mewabah di Korea Selatan. (AFP/POOL)
Sebelum kontrovesi sumbangan, pimpinan sekte Shincheonji, Lee Man Hee membungkuk meminta maaf, Senin (2/3/2020) sebagai wujut empatinya pada publik.
Hal tersebut lantaran otoritas setempat menyatakan sekitar 60 persen dari kasus virus corona yang tercatat menjangkiti para anggota sekte Shincheonji.
Konferensi pers kecil tersebut digelar di sekitar rumah ibadah sekte Shincheonji di Gapyeong, Provinsi Gyeonggi, Korea Selatan.
Dalam pidatonya, Lee Man Hee mengutarakan penyesalannya karena menjadi 'penyumbang' wabah corona di Korea Selatan.
"Sebagai pemimpin dan pendiri Shinchenji, saya meminta maaf atas semua yang terjadi. Kami tidak bermaksud membuat kekacauan (menimbulkan wabah corona) karena sebagian besar orang yang terinfeksi virus tersebut adalah pengikut sekte Shincheonji atau mereka yang melakukan kontak langsung dengan para jemaat," ucap Lee Man Hee.
"Saya telah melakukan segala upaya yang bisa saya lakukan. Namun saya tidak berdaya dan tidak bisa mengentikan wabah yang telah menyebar luas. Saya mohon maaf pada masyarakat semuanya," lanjutnya.
Lebih lanjut Lee mengatakan pihaknya siap membantu pemerintah Korea Selatan untuk mengembalikan kondisi kesehatan masyarakat dan pengikut sektenya.
"Pemerintah telah melakukan yang terbaik untuk mencegah virus daru rumah ibadah Shincheonji di Daegu. Dan kami akan selalu mengerahkan seluruh tenaga dan sumber daya untuk membantu pemerintah," kata Lee.
"Saya tidak pernah membayangkan hal ini bisa terjadi, saya masih belum mengetahui mengapa peristiwa ini bisa terjadi. Kami sadar atas kesalahan kami. Untuk itu kami mohon maaf," lanjutnya. (artikel ini sudah tayang tribunnewswiki.com dan tribunnews.com)