Sumber Rahasia Ungkap 180 Tentara Kim Jong Un Tewas Karena Virus Corona, Ribuan Tentara Dikarantina
"Terlalu banyak jenazah (untuk dikremasi di pihak militer). Mereka jelas tidak ingin kabar ini bisa menyebar di luar militer," jelas si sumber.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Korea Utara negara yang dikenal tertutup apalagi menyangkut kasus Virus Corona dikabarkan 'diserang' wabah virus Corona
meski tidak ada laporan resmi berapa jumlah korban virus corona, dan apakah negara tersebut sudah terinfeksi virus corona.
Namun, beberapa sumber rahasia seperti Dong-a Ilbo dari Korea Selatan membeberkan beberapa hal tentang virus Corona yang terjadi dan bagaimana Korea Utara menangani virus corona.
Salahsatu kebijakan mengerikan yang diambil Korea Utara dalam menangani Virus Corona adalah menembak siapapun yang melanggar batas, dan memiliki risiko penyebaran penyakit mematikan tersebut.
Kemudian hingga saat ini Korut bersikeras belum melaporkan kasus virus corona.
• Korut Ancam Tembak Warga China Buntut Kasus Virus Corona
• Khawatir Ditembak Tentara Korut, Pemerintah China Tebar Brosur Larang Warganya Dekati Perbatasan
• Usai Uji Coba Rudal Keenam Pemimpin Korut Kim Jong Un Tersenyum Lebar Sambil Tepuk Tangan
Namun, Daily NK menyebut bahwa virus corona telah masuk ke negara itu dan jumlah korbannya pun tak main-main.
Laporan itu menyebut ada 180 tentara yang tewas sejak Januari hingga Februari akibat virus corona.
Terkait hal ini Korut mengirimkan 3.700 tentaranya ke karantina.
Sementara, kondisi tersebut dinilai cukup memprihatinkan.
Berdasarkan laporan Daily NK yang mengutip sumber internal militer, terdapat banyak sekali jenazah yang harus mendapat disinfektan dan dikremasi.
Berdasarkan keterangan sumber dikutip Daily Mirror Senin (9/3/2020), virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 itu sudah menyebar.
Rezim Kim Jong Un dilaporkan sudah mengeksekusi pejabat yang terbukti melanggar aturan karantina, setelah diketahui baru kembali dari China.
Pakar meyakini, sistem kesehatan di negara komunis itu tidak siap menghadapi SARS-Cov-2, dengan adanya ketakutan bahwa penyebarannya bakal berdampak destruktif.
Karena itulah, pakar memercayai otoritas Korut sengaja tidak mempublikasikan kemungkinan adanya Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh corona.
Kebanyakan dari pasukan yang meninggal akibat Covid-19 adalah mereka yang berjaga di perbatasan China. Adapun 3.700 lainnya dikarantina.
Laporan tersebut sudah diserahkan ke petinggi militer di Pyongyang, dan menyebabkan kegemparan terkait kebijakan penanganan mereka.
Sumber itu menuturkan karena kasus yang sudah terjadi, seluruh jenazah dan rumah sakit militer tempat mereka dirawat harus "mendapat disinfektan".
"Terlalu banyak jenazah (untuk dikremasi di pihak militer). Mereka jelas tidak ingin kabar ini bisa menyebar di luar militer," jelas si sumber.
Pejabat anonim itu mengatakan, para perwira tempat anggota mereka yang meninggal karena corona bakal "dimintai pertanggung jawaban".
Karena kabar tersebut, setiap tentara kini mendapat jatah 800 gram makanan setiap hari, dan diharuskan makan tiga porsi sup kedelai murni selama 24 jam.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dalam pertemuan partai dua pekan lalu menuturkan, bakal ada konsekuensi serius" jika virus corona sampai merebak.

Belakangan beredar tingkah laku Kim Jong-Un yang dinilai tidak prihatin dengan wabah virus corona.
Mengutip Daily Mirror pada Selasa (10/3/2020), Pemimpin Korut itu justru tampil saat latihan serangan rudal.
Menurut keterangan, nyaris semua orang disekitar lokasi tersebut mengenakan masker, namun Kim Jong-Un justru menolak mengenakan masker.
Pemimpin Korut itu terlihat mencengkeram teropong dengan tangannya, dan melihat bagaimana latihan penembakan rudal tersebut berlangsung.
Latihan itu tampaknya mencakup peluncuran rudal balistik jarak pendek untuk kedua kalinya pada minggu ini.
Negara Asia Timur tersebut sebelumnya telah meluncurkan beberapa proyektil ke laut sebagai bagian dari latihan militer negara komunis tersebut.
Ini telah menarik banding AS dan China agar Pyongyang kembali ke perundingan tentang pemberhentian program nuklirnya.
Kim bergabung dengan para komandan Tentara Rakyat Korea dan menyatakan "sangat puas dengan hasilnya," lapor kantor berita Korea Utara, KCNA.
"Tujuan latihan pemogokan senjata adalah untuk memeriksa kemampuan serangan balik militer tiba-tiba dari unit artileri jarak jauh di depan," kata KCNA.
Foto yang dirilis oleh KCNA, menunjukkan pasukan penembakan sejumlah artileri, serta rudal dari sistem roket multi-peluncuran (MLRS) dengan empat tabung peluncuran.
Rudal itu terbang hingga 124 mil dan mencapai ketinggian 50 km, kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS).
Hal itu telah membuat negara seperti Inggris, Jerman, Prancis, hingga Belgia berang, dan melaporkannya ke Dewan Keamanan PBB.
Mereka menyebutnya, tindakan yang dilakukan Korut adalah provokatif.
Meski demikian, Korea Utara justru menyebut Eropa bertindak sembrono, Adik Kim Jong-Un menyebut latihan ini tidak bermaksud untuk mengancam siapapun.
Hal ini terjadi karena Korut tidak mengakui pandemi virus corona telah masuk ke negaranya, jadi mereka tetap melaksanakan program nuklirnya karena merasa negaranya aman.
Korut masih bersikeras bahwa negaranya bebas virus corona, dan kini mereka memperketat perbatasannya dan memakasa kunjungan asing untuk melakukan karantina.
Namun, sumber rahasia menyebut virus corona telah masuk ke seluruh negeri dan Kim Jong-Un mengeksekusi seorang pejabat yang menolak dikarantina. (Artikel ini telah tayang serambinews.com dan Kompas.com)