Beda Flu Pada Covid-19 dengan Influenza dan Virus Saluran Pernafasan Lainnya

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID – Berikut, beda penyakit yang diakibatkan oleh virus corona atau Covid-19 dengan influenza dan virus saluran pernafasan lainnya.

Corona virus (CoV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan hingga berat.

Dokter Spesialis Paru Anggota Kelompok Staf Medik (KSM) Paru RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Dr. dr. Reviono, Sp.P (K), menerangkan, awalnya ada setidaknya dua jenis virus corona yang diketahui dapat menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat.

Kedua jenis coronavirus tersebut, yakni Middle East espiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Servere Acute Respiratori Syndrome (SARS-CoV).

• Daftar RS Rujukan Corona di Lampung, Termasuk RS Rujukan Corona se-Indonesia

• Perbedaan Penyakit Akibat Virus Corona dengan 7 Virus Saluran Pernafasan Lainnya

• Pandemi Global Virus Corona, Euro 2020 Terancam Diundur hingga Desember 2020

• Simak Pentingnya Karantina Mandiri untuk Cegah Penyebaran Virus Corona

Kemudian, pada 31 Desember 2019, World Health Organization (WHO) China Contry Office melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.

Pada 7 Januari 2020, China mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai jenis baru coronavirus yang kini dikenal sebagai Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

Selain pneumonia, Covid-19 diketahui bisa juga menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat lain, seperti brokiolitis.

Namun, menurut dokter yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo tersebut, gejala berat yang disebabkan oleh virus corona tergolong jarang.

Dia pun membandingkan dampak infeksi virus corona dengan virus saluran nafas lain terkait penyakit yang ditimbulkan, termasuk dari segi intenstiasnya.

Berikut daftar virus saluran pernafasan lainnya:

1. Virus corona

Sering: Commond cold atau batuk pilek

Jarang: Pneumonia, bronkiolitis

2. Rhinoviruses

Sering: Commond cold atau batuk pilek

Jarang: Pneumonia pada anak

3. Respiratory syncytial virus

Sering: Pneumonia, bronkiolitis pada anak

Jarang: Pneumonoa pada orang tua dan immunocompromised (masalah kekebalan)

4. Parainfluenza viruses

Sering: Croup atau infeksi pernafasan pada anak yang membuat saluran nafas terhalang, infeksi saluran pernafasan bawah pada anak

Jarang: Trakebronkitis atau nflamasi jalan nafas utama (trakea dan bronkus), infeksi saluran pernafasan bawah (ISPA) imunoc

5. Adenoviruses

Sering: Commond cold, faringitis atau penyakit peradangan yang menyerang tenggorok atau hulu kerongkongan (pharynx)

Jarang: Pneumonia pada anak, ISPA imunoc

6. Influenza A viruses

Sering: influenza

Jarang: Pneumonia pada orang sehat

7. Influenza B viruses

Sering: influenza

Jarang: Pneumonia

8. Enteroviruses

Sering: Acute undifferentiated illnes (gejala akut tidak spesifik)

Jarang: Pneumonia

Reviono berpendapat, penyebaran infeksi akibat virus bukan hanya merupakan ancaman yang berarti di bidang penyakit, tapi juga di bidang sosial dan juga ekonomi masyarakat.

"Fasilitas pelayanan kesehatan harus mengimplementasikan kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi pada kasus infeksi pernafasan ini," jelas Reviono saat diwawancarai Kompas.com belum lama ini.

Sementara, masyarakat harus mendapat sosialisasi dari sumber yang tepat agar proaktif dalam membantu mengendalikan penyakit akibat virus corona.

Demikian, beda penyakit yang diakibatkan oleh virus corona atau Covid-19 dengan influenza dan virus saluran pernafasan lainnya.(Artikel ini telah tayang di Kompas.com)