Kasus Corona di Lampung
Gara-gara Virus Corona, Beli Gula Maksimal 2 Kg, Supermarket di Bandar Lampung Batasi Pembelian
Sejumlah supermarket di Bandar Lampung mulai memberlakukan pembatasan pembelian bahan pokok.
Penulis: ahmad robi ulzikri | Editor: Noval Andriansyah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Sejumlah supermarket di Bandar Lampung mulai memberlakukan pembatasan pembelian bahan pokok.
Hal itu setelah Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri meminta pedagang di seluruh Indonesia membatasi penjualan kebutuhan pokok.
Kebijakan itu tertuang dalam surat bernomor B/1872/UII/Res.2.1/2020/Bareskrim.
Pembatasan dilakukan demi menjaga stok bahan pangan di tengah wabah virus corona atau Covid-19.
Tribunlampung.co.id pun melakukan penelusuran di beberapa supermarket yang ada di Bandar Lampung, pada Rabu (18/3/2020).
• Kadiskes Reihana Benarkan 1 Pasien Positif Covid-19 di Lampung: Saya Lapor Pak Gubernur Dulu
• BREAKING NEWS Juru Bicara Achmad Yurianto: Kami Temukan 1 Kasus Positif Covid-19 di Lampung
• Rumah Sakit di Bandar Lampung Tiadakan Jam Besuk, Antisipasi Sebaran Covid-19
• Pasien Dalam Pengawasan Covid-19 di Metro Berangsur Pulih, Nasir AT: Selang Infus Sudah Dicabut
Salah satu supermarket yang sudah menjalankan tersebut edaran tersebut adalah Chandra Superstore Tanjungkarang.
"Kami sudah berlakukan (pembatasan pembelian) mulai hari ini (Rabu 18/3/2020) maksimal pembelian beras 10 kilogram, gula 2 kilogram, dan mie instan 2 kardus," kata Apriati selaku Staf Promosi Chandra Superstore, Rabu (18/3/2020).
Pihaknya juga telah melakukan instruksi kepada kasir untuk memantau tingkat pembelian customer.
"Semua kasir kami sudah briefing, jadi kasir juga ikut memantau," lanjutnya.
Sejauh ini, kata Apriati, aktivitas belanja masyarakat di Chandra Superstore masih normal dan wajar.
"Dari awal belum ada (panik buying) dan kondisi masih normal. Sejauh ini masih wajar. Kalau untuk sembako kita sesuaikan dengan peraturan dan kita batasi," kata Apri.
Pihaknya juga telah menyiapkan pendeteksi suhu tubuh dan menyediakan hand sanitizer di beberapa titik vital Chandra Superstore Tanjungkarang.
"Untuk pencegahan setiap customer yang masuk ke Chandra, kami cek suhu tubuh di pintu masuk, sedangkan untuk hand sanitizer kami siapkan di tiga titik di informasi, foodcourt, dan cafetarian," terangnya.
Tidak hanya Chandra, Transmart Lampung juga sudah menerapkan dan mensosialisasikan kebijakan pembatasan pembelian bahan pokok.
"Transmart sendiri sudah dijalankan, sudah ada surat edaran dari kantor pusat juga dan kita harus menjalankan itu. Karena memang sudah ada pembatasan," terang Atan Ifan Selaku Head Customer Service.
Pembatasan tersebut meliputi bahan pokok seperti beras, gula, minyak, dan mie instan.
"Pembatasannya untuk beras maksimal 10 kilogram, gula maksimal 2 kilogram, minyak goreng yang 1 liter maksimal 4 potch dan yang 2 liter maksimal 2 potch atau total maksimal 4 liter, dan mie instan maksimal 2 dus," terang Atan.
Tidak ada kendala terkait pembatasan pembelian bagi pembeli reguler di Transmart.
"Respon masyarakat sejauh ini kalau yang reguler tidak jadi kendala, yang memang niat menimbun mungkin keberatan kalau untuk reguler emang ukurannya," jelasnya.
Sejauh ini aktivitas belanja masyarakat di Transmart sendiri masih normal dan terkendali.
"Sejauh ini di Transmart masih terkendali dan aman," pangkas Atan.
Nurlaila salah seorang pengunjung di Chandra Superstore Tanjungkarang mengaku, sudah mengetahui informasi terkait pembatasan pembelian tersebut.
"Iya sudah tahu beli minyak juga dibatasi maksimal dua kemasan gula juga maksimal dua kilo ga boleh berlebih. Stok kebutuhan pokok di sini juga masih ada," jelasnya.
Dirinya mengaku berbelanja bahan pokok untuk kebutuhan sehari-hari.
"Ini belanja minyak, gula, dan bahan pokok lainnya. Ini belanja kekurangan bulanan saja," kata Nur.
Sementara itu untuk di pasar Tradisional pedagang mengaku belum mengetahui informasi tentang pembatasan pembelian.
Kendati demikian masyarakat yang berbelanja masih kondusif dan belum ada pembelian yang diluar batas normal.
"Sejauh ini belum ada imbauan, untuk penjualan seperti biasa. Pembeli yang memborong ekstrim juga tidak ada masih seperti biasanya," kata Jae pedagang pasar Way Halim.
Tidak hanya Jae pedang lainnya juga mengaku belum mengetahui hal tersebut.
"Sejauh ini kami belum ada himbauan apa-apa," kata inggil Devrina pedagang di Pasar Way Halim.
Meski begitu aktivitas pembelian masyarakat di Pasar Way Halim masih normal seperti biasanya.
"Kalau beberapa hari ini tidak ada kalau pembeli belanja masih normal tidak ada sampai yang borong seperti di tv," kata Inggil Devrina pedagang di pasar Way Halim.
Seperti di Pasar Way Halim, para pedagang di pasar Untung Surapati juga mengaku belum mengetahui informasi tersebut.
Walau begitu aktivitas belanja masyarakat masih terpantau normal.
"Sejauh ini belum ada (panic buying), cuma yang terasa di omset Belanja masyarakat masih stabil," kata Agus Gianto.
Terkait himbauan pembatasan pembelian, dirinya mengaku belum mengikuti informasi tersebut.
Hanya saja isu terkait Covid-19 ini berdampak pada omset.
"Belum ada himbauan itu (batasan belanja), seperti di Kampung Baru karena mahasiswa diliburkan jadi ngaruh ke pendapatan karena akses belanjanya ke Pasar Untung ini," sambungnya.
Pembeli juga mengaku berbelanja untuk kebutuhan sehari-hari. Masyarakat juga mengukur kemampuan daya beli nya.
"Ini belanja untuk keperluan masak harian aja. Kalau belanja banyak engga juga kita ukur kemampuan kita juga," kata Khusni Salah satu pembeli di Pasar Way Halim.
Terkait batasan pembelian, dirinya mengaku belum mengetahui hal tersebut.
"Kalau itu nggak tau ya (batasan pembelian), iya kita beli secukupnya aja buat sehari-hari," sambungnya.
Sama seperti Khusni, Nur Khafifah salah seorang pembeli di Pasar untung juga belum mengetahui informasi tersebut.
"Belum, belum tau (pembatasan pembelian). Saya belanja buat harian aja. Kalau semua dibeli kan bagaimana buat kebutuhan yang lain," kata Nur Khafifah. (Tribunlampung.co.id/Ahmad Robi)