Video Berita
VIDEO Kekayaan Suami Nia Ramadhani Ardi Bakrie Hilang Rp 1,5 Triliun
Sosok artis Nia Ramadhani semakin hari semakin dikenal oleh masyarakat Indonesia. Berbagai hal dalam hidup Nia
Penulis: Bambang Irawan | Editor: wakos reza gautama
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Sosok artis Nia Ramadhani semakin hari semakin dikenal oleh masyarakat Indonesia.
Berbagai hal dalam hidup Nia tak luput dari sorotan media, baik itu berupa kekayaan, kehidupan rumah tangga, hingga soal kemampuan memasaknya.
Maklum, Nia sempat menjadi sorotan karena tak bisa mengupas buah salak, bahkan sempat pamer di dunia maya hanya untuk unjuk kemampuan memecahkan telur mentah.
Alhasil, oleh sebagian warganet Indonesia Nia mendapatkan julukan sebagai "Nyonya Sosialita yang Tak Bisa Apa-apa".
Tentu saja kehidupan mewahnya menjadi hal lain yang paling disorot, hingga hartanya disebut-sebut tak akan bisa habis.
• VIDEO Tutorial Hijab Segi Empat Nevis Nainda I.D
• VIDEO Pengakuan Pasien Suspect Virus Corona saat Tes Swab, Sebut RS Kewalahan
• VIDEO Beredar Potret Noah Sinclair Khusyuk Jadi Imam Salat
• Mampir ke Rumah Prajurit, Jenderal Andika Temukan Fakta Pilu
Tentu saja harta tersebut sebagian besar berasal dari suaminya, Ardi Bakrie yang tak lain merupakan putra dari konglomerat Aburizal Bakrie.
Namun, benarkah harta suami Nia Ramadhani tak akan habis? Faktanya, baru-baru ini muncul laporan yang menyatakan kekayaannya menguap Rp1,55 triliun.
Bagaimana itu bisa terjadi? Simak uraiannya berikut ini.
Penurunan kekayaan suami Nia Ramadhani, atau lebih tepatnya keluarga besar suami Nia Ramadhani, yaitu Grup Bakrie, terjadi seiring denagn merosotnya harga saham beberapa perusahaan di bawah grup tersebut.
Ya, gara-gara penurunan harga saham, kapitalisasi pasar saham Grup Bakrie ambyar cukup dahsyat.
Bila dihitung sejak awal tahun, kapitalisasi pasar saham-saham terafiliasi Grup Bakrie turun sekitar Rp1,55 triliun.
Penurunan ini terjadi akibat penurunan harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS).
Harga saham kedua emiten tersebut turun ke level gocap tahun ini.
Di akhir tahun lalu, harga BRMS masih Rp52 per saham.
Sementara harga saham BUMI masih sebesar Rp66 per saham.
Kapitalisasi pasar BRMS merosot Rp124,65 miliar sepanjang tahun 2020 berjalan ini.
Di periode yang sama, kapitalisasi pasar saham BUMI merosot Rp967,28 miliar.
BUMI merupakan emiten Grup Bakrie yang kehilangan kapitalisasi pasar paling besar.
Selain itu, harga saham PT Visi Media Asia Tbk juga jatuh ke Rp50 per saham dari Rp75 di akhir tahun lalu.
Alhasil, kapitalisasi pasar emiten media ini merosot Rp411,61 miliar.
Kapitalisasi pasar PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk (UNSP) juga merosot Rp42,50 miliar.
Harga saham emiten perkebunan ini turun dari Rp 101 di akhir tahun lalu jadi Rp84 per saham per Rabu (26/2/2020).
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com
Videografer Tribunlampung.co.id/Bambang Irawan