Dokter Tangani Corona Curhat di Mata Najwa: Ini Perang tapi Kami Tak Diberi Senjata Lengkap
Dokter Tangani Corona Curhat di Mata Najwa: Ini Perang tapi Kami Tak Diberi Senjata Lengkap
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia dr Aman Bhakti Pulungan mengeluhkan kondisi dokter ketika menangani pasien Covid-19.
dr Aman Pulungan mengungkapkan hal itu dalam acara Mata Najwa, Rabu (18/3/2020) yang mengangkat tema 'Setop Corona'.
Saat itu, dalam acara Mata Najwa, tidak ada penonton dan bahkan diskusi berlangsung daring.
Salah satu dokter anak, dokter Pulungan turun langsung dalam aksi melawan corona ini.
Saat disinggung Najwa terkait lonjakan kasus corona Indonesia yang signifikan dalam kurun waktu dua minggu ini, Aman mengamini bahwa peningkatannya sangat besar.
"Peningkatannya sudah terlalu besar, dari awal bulan hanya dua kasus dan sekarang 200 lebih, tidak ada statistik seperti ini," jelas Aman.
Bahkan menurutnya, saat ini data yang dibutuhkan paramedis tidak transparan.
• Beredar Tarif Tes Pemeriksaan Corona Covid-19 Dijual Jutaan Rupiah Per Paket
• Bayi 9 Bulan di Sulsel PDP Virus Corona, Gejala Demam hingga Sesak Nafas Mirip Covid-19
• Bayi Dibungkus Plastik Ditemukan di Komplek PTPN Kondisinya Mengenaskan, Kini Jadi Rebutan
• Pasien di Solo Dijemput Petugas, Ngakunya Istirahat di Rumah Malah ke Pasar dan Rewang
"Sebetulnya secara statistik kita juga sulit membaca atau memprediksi karena datanya ini tidak transparan."
Tidak bisa dipungkiri bahwa dokter dan paramedis adalah garda terdepan dalam melawan wabah mematikan asal Wuhan ini.
"Tetapi kami para dokter saat ini, saya bisa katakan kamilah saat ini tentara khusus untuk perang ini," ungkap Aman.
Sayangnya, Aman mengibaratkan bahwa saat ini dokter dan paramedis seakan tidak bisa melihat siapa yang sedang diperangi ini.
Merujuk pada kasus yang menurutnya tidak transparan.
"Masalahnya musuhnya kami tidak tahu, berapa jumlah musuh kami tidak bisa melihat musuhnya di manapun saat ini."
Mirisnya dokter dan perawat yang bertugas ternyata tidak dilengkapi peralatan yang memadahi.
Seperti diketahui sebelumnya, dalam merawat pasien dengan virus tingkat penyebaran besar ini membutuhkan alat pelindung diri (APD).