Virus Corona

Bukan Lockdown, Pakar WHO Ungkap Cara Cegah Penyebaran Virus Corona

Pakar WHO mengatakan, negara-negara di seluruh dunia tidak bisa begitu saja menerapkan lockdown untuk mengalangkan virus corona.

Editor: wakos reza gautama
GOH CHAI HIN/AFP
Seorang pengemudi becak mencari penumpang di Penang pada hari pertama lockdown sebagian di Malaysia pada 18 Maret 2020. Malaysia Lockdown Akibat Virus Corona, Pemerintah Turunkan Tentara Hadapi Masyarakat Tak Patuh. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Beberapa negara menerapkan lockdown untuk mencegah penyebaran virus corona covid-19.

Ternyata lockdown dianggap tidak bisa begitu saja mencegah penyebaran virus corona.

Ini diungkapkan Pakar darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pakar WHO mengatakan, negara-negara di seluruh dunia tidak bisa begitu saja menerapkan lockdown untuk mengalangkan virus corona.

Pejabat WHO itu menambahkan, ada banyak langkah-langkah kesehatan masyarakat yang harus diterapkan untuk menghindari kebangkitan virus di kemudian hari.

Malaysia Lockdown, Warga Miskinnya Dikabarkan Mulai Kelaparan, LSM Hentikan Bantuan Makananan  

Tegas Lockdown dan Antisipasi Sejak Dini, Virus Corona di Benua Ini Nol Kasus

Saran SBY untuk Cegah Penyebaran Virus Corona di Indonesia

Italia Sempat Catatkan Rekor 793 Korban Jiwa akibat Corona, Kini Turun Jadi 651 Korban

"Yang harus kita fokuskan adalah menemukan pasien Covid-19, mereka yang memiliki virus dan mengisolasi mereka. Kemudian menemukan orang yang telah kontak dengan mereka (pasien positif Covid-19) dan mengisolasi mereka," kata Mike Ryan dilansir Reuters, Minggu (22/3/2020).

"Bahayanya lockdown adalah, jika kita tidak menerapkan langkap kesehatan masyarakat yang kuat, ketika aturan pembatasan gerak dan lockdown dihentikan, maka bahaya penyakit akan muncul lagi," imbuh dia.

Sebagian besar Eropa dan AS mengikuti China dan negara-negasa Asia lainnya melakukan lockdown untuk melawan virus corona baru.

Semua orang diminta bekerja dan belajar dari rumah.

Seluruh sekolah, restoran, dan tempat hiburan ditutup.

Ryan berkata, kasus di China, Singapura, dan Korea Selatan yang menggalakkan pengujian pada setiap kemungkinan pasien Covid-19 telah berhasil menekan angka pertumbuhan khusus.

Kini justru Eropa yang menggantikan posisi Asia sebagai pusat pandemi.

"Setelah kami menekan transmisi, kami harus mencari virusnya. Kita harus berjuang melawan virus," tegas Ryan.

Italia saat ini adalah negara yang paling parah terkena virus SARS-CoV-2 di seluruh dunia.

Hingga Senin (23/3/2020) siang, jumlah terinfeksi di negara itu adalah 59.138 dan total kematian 5.476.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved