Kasus Corona di Lampung

Warga Lampung Buru Klorokuin, Petugas Puskesmas Simpur Dikucilkan

Ini pasca Presiden Joko Widodo menyatakan jika Klorokuin dan Avigan bisa mengobati Covid-19.

Tribunlampung.co.id/Joviter Muhammad
Apotek di Bandar Lampung sudah lama tidak menyediakan Klorokuin. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Masyarakat Lampung mulai memburu obat Klorokuin ke apotek-apotek.

Ini pasca Presiden Joko Widodo menyatakan jika Klorokuin dan Avigan bisa mengobati Covid-19.

Meski begitu, obat ini tidak bisa dikonsumsi sembarangan.

Obat hanya bisa dibeli atau dikonsumsi melalui resep dokter.

Disebut Bisa Sembuhkan Corona, Klorokuin Tak Boleh Dikonsumsi Sembarangan

Hajatan Pernikahan Berujung Petaka, Tamu Undangan Terjangkit Virus Corona

Gubernur Arinal: Jangan Sebar Nama Pasien ODP

Imbas Virus Corona, Bisnis Wedding Organizer di Bandar Lampung Hancur Lebur

Bahkan orang yang positif tertular corona pun baru bisa mengonsumsi obat tersebut setelah diresepkan oleh dokter yang menanganinya.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto pun menegaskan hal ini.

Ia mengatakan, masyarakat tidak perlu membeli dan menyimpan obat Klorokuin.

Sebab, obat itu bukan untuk mencegah infeksi virus corona.

Klorokuin juga merupakan jenis obat keras yang tak boleh sembarangan dikonsumsi.

Klorokuin diberikan kepada pasien dengan resep dokter.

"Ini obat yang diberikan dengan resep dokter dan dengan pengawasan," kata Yuri.

Ia juga memastikan jika dalam waktu dekat obat Convid-19 akan tersedia.

Namun sekali lagi, obat-obat tersebut diberikan melalui resep dokter.

"Obat-obatan yang sudah akan kita gunakan pun sudah kita miliki. Namun sekali lagi, obat-obatan ini atas resep dokter atas indikasi yang diberikan dokter," kata Yurianto dalam konferensi penanganan virus corona, Minggu (22/3/2020).

Pakar Farmakologi and Clinical Research Supporting Unit dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr Nafrialdi mengatakan, obat Klorokuin bisa menimbulkan berbagai efek samping, mulai dari mual, gangguan pengelihatan, gangguan pendengaran, hingga gangguan irama jantung.

Klorokuin, seperti obat-obatan lainnya, juga bisa mematikan bila dikonsumsi pada dosis ekstrem.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa pemerintah akan memesan dua juta obat flu Avigan dan menyediakan 3 juta Klorokuin untuk mengobati pasien corona.

Kedua obat tersebut telah diuji klinis dan dinilai efektif dalam membantu penyembuhan pasien positif corona.

Belakangan salah satu obat tersebut yakni Klorokuin tersedia di toko online dengan harga dua kali lipat.

"Tidak dibenarkan untuk kemudian kita simpan sendiri atau kita minum dengan konteks pencegahan," kata Yuri.

Kosong

Pantauan Tribun, Minggu (22/3/2020), di sejumlah apotek di Bandar Lampung, hampir sebagian besar apotek tidak lagi menjual obat tersebut sejak dua tahun terakhir.

Pemilik Apotek Oka Farma di Jalan Imam Bonjol, Sari mengatakan, pihaknya sudah tidak lagi menjual obat Chloroquine.

"Mungkin ada setahun lebih tidak jual, karena memang sudah tidak diproduksi dari sananya. Itu obat bagi orang menderita penyakit malaria," katanya, kemarin.

Sari mengakui jika beberapa hari ini banyak konsumen menanyakan obat tersebut.

Padahal, obat yang hanya dijual seharga Rp 2.500 per kaplet itu, dulunya sangat sulit dipasarkan.

Menurutnya, Klorokuin merupakan obat sekelas warung yang memiliki dosis rendah. Obat serupa juga tidak lagi dijual yakni suldok dan primakuin.

Pegawai Apotek Centuri di Mall Bumi Kedaton Dwi juga mengatakan, jika obat tersebut sudah beberapa tahun tidak dipasarkan.

Menurutnya, jika obat tersebut jika diminum orang sehat tidak memiliki pengaruh apa-apa.

"Palingan cuma menghilangkan rasa nyeri di badan," jelasnya.

Pegawai apotek Prima, Reza mengatakan, beberapa hari ini banyak warga menanyakan obat Klorokuin ke apotek.

Namun obat tersebut sudah lama tak dijual.

Distributor tidak bisa memastikan kapan obat akan diproduksi kembali.

Obat Klorokuin ini juga terpantau kosong di apotek Kimia Farma dan K24 obat.

Kasir Apotek k24 Jalan Arif Rahman Hakim menyatakan stok Klorokuin kosong.

"Sudah lama kosong," katanya.

Pegawai yang enggan menyebutkan namanya ini menambahkan, obat tersebut dapat diperoleh masyarakat melalui resep dokter.

"Harus ada (resep) kalau gak kita gak sembarangan jual," katanya.

Suradi, warga Jalan Ki Agus, Garuntang, Bandar Lampung mencari Klorokuin seusai melihat postingan di sosial media yang menyatakan obat bisa mengobati virus corona.

Namun ia tidak mengetahui jika ternyata obat tersebut sudah tak dijual lagi di pasaran.

"Katanya obat buat Corona makanya saya cari, tapi semua apotek dan toko obat katanya kosong, gak tau kalau emang gak dijual lagi," jelas Suradi.

Pria yang biasa disapa Adi mengira jika obat malaria ini habis diborong pembeli.

"Saya pikir sama seperti masker, makanya buru-buru saya cari rupanya sudah gak jual," ujarnya.

Masih Satu Orang

Di Provinsi Lampung, sampai kemarin masih satu orang yang positif corona dari total 8 orang pasien dalam pengawasan (PDP).

Namun perkembangan terbaru, dari 7 orang PDP, 3 di antaranya dinyatakan negatif corona.

Sementara untuk orang dalam pemantauan (ODP) turun dari 1.823 kasus menjadi 694 kasus.

"Kita juga sudah mengambil swab tenggorokan dan darah 65 orang kontak dengan pasien 01 positif corona di Lampung. Hasilnya masih kita tunggu," jelas Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Lampung Reihana, kemarin.

Reihana mengatakan, jika sampai kemarin pihaknya masih menunggu obat Covid-19 dan rapid test dari pemerintah pusat.

"Kita masih menunggunya dari pemerintah pusat," kata dia, Minggu.

Ia mengingatkan jika Lampung sudah masuk daerah terjangkit. Sehingga ia meminta semua warga waspada namun tidak perlu panik.

"Cukup ikuti kebijakan pemerintah yang sudah dibuat," katanya.

Reihana juga sempat mengomentari soal warning zone yang menyebar di media sosial.

Dalam warning zone itu disebutkan sejumlah kelurahan/area terindikasi serta area/jalan yang dihindari.

Menurut Reihana, warning zone itu adalah hoaks.

Ia memastikan, tabel warning zone itu bukan berasal dari Diskes. Ia meminta masyarakat dapat menyaring informasi dan hanya mempercayai informasi yang berasal dari pemerintah.

Warga diminta untuk mengikuti kebijakan pemerintah seperti melakukan self monitoring, self isolation dan social distancing.

"Sekali lagi saya jelaskan warning zone itu sepertinya ada yang membuat karena ada PDP. Padahal PDP belum tentu positif, dan di Lampung PDP ada 3 hasil labnya negatif," katanya.

Saat ini, Pemprov Lampung juga terus melakukan persiapan di Rumah Sakit Bandar Negara Husada Kota Baru Jati Agung sebagai pusat penanganan virus corona di Lampung.

Pihaknya juga terus mendistribusikan alat pelindung diri (APD) ke rumah sakit rujukan.

"Jadi semalam (kemarin) kita dapat bantuan ADP dari orang dermawan. Penyerahan ADP itu diwakiili oleh Bidokes dr And. Ada 60 ADP yang telah didistribusikan melalui Polda Lampung dan langsung dikirim ke RSUDAM dan Diskes Lampung," tambah Reihana.

Dikucilkan

Di sisi lain, kerabat pegawai Puskesmas Simpur Ana mengungkapkan, sejak mencuatnya pemberitaan terkait pasien positif 01, termasuk riwayat pasien tersebut sempat mengunjungi Puskesmas Simpur, membuat tim medis dan keluarga dari pegawai Puskesmas Simpur dikucilkan oleh orang-orang di sekitarnya.

"Mereka juga pastinya nggak mau berada di kondisi seperti itu. Bahkan pesen ojek online kalau alamatnya ke Puskesmas Simpur, nggak mau diorder," papar Ana.

Dia berharap kondisi ini bisa menjadi perhatian pemerintah untuk memberikan penanganan tidak hanya dengan pegawai yang pernah ada riwayat kontak dengan pasien 01 tetapi juga pegawai yang kontak dengan pegawai yang sempat menangani pasien 01.

"Tujuh staf Puskesmas Simpur sudah ada yang kontak dengan pasien 01 sudah dirumahkan dan diminta karantina mandiri. Kami berharap ada kebijakan juga untuk pegawai yang kontak dengan pegawai lain yang kontak dengan pasien 01," sambung dia.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, Edwin Rusli membenarkan ketujuh staf Puskesmas Simpur itu telah dirumahkan untuk isolasi secara mandiri.

Para staf puskesmas itu diduga telah melakukan kontak dengan pasien positif 01 Lampung, ketika pasien itu memeriksa kesehatan di puskesmas tersebut. Ketujuh orang itu terdiri dari dokter yang memeriksa pasien, analis laboratorium, dan perawat. Namun kondisi mereka saat ini baik.

Diketahui, pasien positif 01 Lampung pernah memeriksa kesehatan di Puskesmas Simpur pada tanggal 13 Maret 2020 kemarin. Pasien itu cek kesehatan karena mengalami demam, panas, sesak dan susah menelan, usai kembali dari seminar GPIB di sebuah hotel.

ODP

Sementara Di Lampung Selatan, jumlah ODP awalnya 286 orang, namun 232 orang telah selesai dilakukan pemantauan selama 14 hari dan dinyatakan sehat. Saat ini masih ada 54 orang dalam pemantauan.

"Untuk PDP tidak ada termasuk pasien positif Corona di Lamsel juga tidak ada," jelas Jimmy B. Hutapea, juru bicara satgas percepatan penanganan pencegahan penyeberan virus covid -19 Kabupaten Lampung Selatan, Minggu (22/3).

Ia mengatakan, sebelumnya ada satu warga PDP dan dirawat di RSUD

A Dadi Tjokro Dipo Bandar Lampung. Namun pasien tersebut sudah sehat dan sudah pulang. Saat ini statusnya kategori ODP. Begitu juga dengan seorang pasien yang sempat masuk katagori ODP khusus di RSUD Bob Bazar juga sudah pulang ke rumahnya.

Untuk Kabupaten Pringsewu, per Sabtu kemarin, ada 157 ODP. Namun dari jumlah tersebut, sebanyak 146 ODP sudah selesai dipantau. Kini tersisa 11 orang dalam pemantauan.

Kepala Dinas Kesehatan Pringsewu Purhadi mengatakan, ODP adalah orang yang datang dari luar daerah atau luar negeri yang ditengarai sebagai daerah endemik Virus Corona atau Covid 19. "ODP itu harus melakukan isolasi diri selama 14 hari. Kalau dalam masa 14 hari tersebut sakit, segera ke tempat pelayanan kesehatan terdekat," katanya. (joe/byu/lis/dik/ded/tribun network)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved