Longsor di Bandar Lampung
Biner Siregar Hanya Bisa Pasrah Bengkel Tambal Ban Sekaligus Tempat Tinggalnya Amblas Disapu Longsor
Hujan deras menjadi pemicu longsor hingga mengakibatkan bangunan semi permanen seluas 4x16 meter milik Biner Siregar (40) terperosok ke dasar jurang
Penulis: joeviter muhammad | Editor: Reny Fitriani
Akses jalan yang menghubungkan dua desa di Kabupaten Pesawaran nyaris putus akibat banjir yang melanda Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Senin, 16 Maret 2020 malam.
Warga sekitar, Sadio (80), mengungkapkan, jembatan tersebut jebol karena air Kali Mati meluap.
Akibatnya, badan jalan empat meter tergerus air.
"Jalan ini menghubungkan ke Dusun Gunungrejo, Desa Wiyono," ungkap Sadio, Selasa, 17 Maret 2020.
Dia menceritakan, jebolnya badan jalan yang melintasi Kali Mati ini tidak kali ini saja.
Menurutnya, pernah juga terjadi pada puluhan tahun lalu.
Atas kejadian tersebut, dia berharap ada perbaikan konstruksi jembatan tersebut.
Selain ditinggikan, juga dibuat lebih besar.
Saat ini, warga sekitar bergotong royong membuat fondasi tepi badan jalan yang jebol.
Selain itu, petugas dari Dinas PUPR membantu dengan mengirim tanah untuk menimbun badan jalan yang jebol supaya tersambung kembali.
5. Tiga desa kebanjiran
Kepala BPBD Pesawaran Mustari mengungkapkan, daerah yang terdampak banjir ada tiga desa di Kecamatan Gedong Tataan, yaitu Desa Bagelen, Desa Wiyono dan Desa Kebagusan.
"Yang agak parah di Desa Wiyono," ungkap Mustari.
Ketinggian air, menurut dia, antara 1 meter sampai 1,5 meter.
Dia mengungkapkan, tidak banyak rumah yang terdampak genangan air.
"Jadi ada sekitar tiga-empat rumah yang tergenang cukup tinggi, yang jelas dokumen dan barang elektronik tidak bisa dipakai lagi," kata Mustari.
Selain menimbulkan genangan, tambah Mustari, banjir juga mengakibatkan pagar roboh.
Dia mengatakan, wilayah yang tergenang ini merupakan dataran rendah.
Mustari mengatakan, banjir di Desa Wiyono ini baru kali ini terjadi setelah puluhan tahun.
Banjir juga berdampak pada lalu lintas di ruas Jalan Lintas Barat.
Pasalnya, air menggenang hingga ke jalan raya.
Sejumlah pengendara tidak berani melintas akibat genangan air di jalan yang terlalu tinggi.
Rio, warga Kabupaten Pringsewu, mengaku berbalik arah dan menjauhi genangan di ruas Jalinbar tersebut.
Kendati begitu, beberapa pengendara masih ada yang nekat melintasi genangan air.(Tribunlampung.co.id/Joviter Muhammad/V Soma Ferrer)