Dokter-dokter Amerika Serikat Kirim Sinyal Merah S.O.S, Pasien Terinfeksi Corona Mulai Banjiri RS

Rumah sakit di New York City, New Orleans, Detroit dan tempat-tempat hotspot virus lainnya juga telah membunyikan alarm.

Editor: Romi Rinando
reuters
ilustrasi : Dokter-dokter Amerika Serikat Kirim Sinyal Merah S.O.S, Pasien Terinfeksi Corona Mulai Banjiri RS 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID  - Pandemi corona kini mulai menyerang negara adi kuasa Amerika Serikat. 

Bahkan jumlah korban akibat virus corona di negara adi daya tersebut dikabarkan cukup mengkhawatirkan 

Dokter dan perawat AS yang berdiri di garis depan krisis virus corona, pada hari Jumat, mengirimkan sinyal merah S.O.S.

Mereka meminta lebih banyak alat pelindung dan peralatan untuk mengobati gelombang pasien yang diperkirakan membanjiri rumah sakit.

Melansir Reuters, kini jumlah korban infeksi corona di AS diketahui melampaui 100.000, dengan angka kematian lebih dari 1.500 orang.

Jessica Iskandar Ketakutan Dekat Rumahnya Ada Orang Meninggal Akibat Corona

Pasien Positif Corona di Indonesia Jadi 1.155 Kasus

Kasus Positif Virus Corona Terbanyak di Dunia Berada di Amerika Serikat, Lampaui China dan Italia

 

Para dokter meminta pemerintah agar memberikan perhatian besar pada kebutuhan yang sangat besar akan ventilator tambahan.

Yakni mesin yang membantu pasien bernafas dan sangat dibutuhkan bagi mereka yang menderita COVID-19.

Rumah sakit di New York City, New Orleans, Detroit dan tempat-tempat hotspot virus lainnya juga telah membunyikan alarm.

Hal itu menandakan tentang kelangkaan obat-obatan, persediaan medis, dan staf terlatih ketika jumlah kasus yang dikonfirmasi meningkat 15.000 pada hari Jumat menjadi lebih dari 100.000.

Angka itu turun sedikit dari sebelumnya posisi 16.000 kasus baru yang dilaporkan pada hari Kamis.

Akan tetapi hal itu menjadikan Amerika Serikat sebagai negara dengan kasus infeksi terbesar dunia, setelah melampaui China dan Italia pada hari Kamis.

"Kami takut," kata Dr. Arabia Mollette dari Rumah Sakit dan Pusat Medis Universitas Brookdale di Brooklyn kepada Reuters.

"Kami berusaha berjuang untuk kehidupan orang lain, tetapi kami juga berjuang untuk hidup kami, karena kami juga berisiko paling tinggi untuk terpapar."

Menurut penghitungan data resmi Reuters, Amerika Serikat berada di peringkat keenam dalam jumlah korban jiwa di antara negara-negara yang paling terpukul, dengan sedikitnya 1.551 nyawa melayang.

Sedangkan Johns Hopkins Coronavirus Resource Center melaporkan, di seluruh dunia, kasus yang dikonfirmasi naik ke atas 576.000 dengan 26.455 kematian.

Sumber: Intisari Online
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved