Tribun Bandar Lampung
Banjir di Telukbetung Timur Makan Korban Jiwa, Satu Warga Meninggal Tertimpa Tembok
Ketua RT 06 lingkungan II, Ori menceritakan kronologis banjir terjadi pada saat sesudah magrib, dimana debit air itu paling rendah setinggi pinggang.
Penulis: Vincensius Soma Ferrer | Editor: Reny Fitriani
Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bandar Lampung Syamsul Rahman mengatakan untuk membantu warga yang terkena dampak banjir bandang, pihaknya menerjunkan ratusan personel.
"Kami juga mendapat bantuan dari kepolisian, TNI, PMI, dan lainnya," ujarnya.
Ia menjelaskan, hingga saat ini masih belum diketahui terkait jumlah korban dan kerugian materil yang terjadi akibat banjir bandang tersebut.
"Data sementara yang kami dapat ada satu korban yang meninggal akibat tertimpa tembok di rumah susun," katanya.
Berdasarkan informasi dari salah seorang warga saat dihubungi Tribunlampung.co.id, ia menjelaskan kondisi banjir sudah surut namun puing-puing reruntuhan akibat banjir masih berserakan di setiap pemukiman.
"Banjir sudah surut, namun puing-puing reruntuhan bangunan masih harus dibereskan," ujar Ari (30), salah seorang warga Umbul Asem, Telukbetung Timur, Selasa (31/3/2020).
Sungai Way Belau Meluap
Hujan deras yang mengguyur sebagian besar wilayah Kota Bandar Lampung membuat beberapa titik terdampak banjir, Senin (30/3/2020).
Bahkan, ada wilayah yang terkena banjir dengan ketinggian hampir sebahu orang dewasa.
Seperti yang terjadi di Kelurahan Sukamaju, Telukbetung Timur.
"Air sudah melewati tinggi jembatan. Setinggi orang dewasa," ucap salah seorang penduduk dalam rekaman video yang diterima Tribunlampung.co.id.
Bahkan dalam video tersebut terlihat beberapa warga tidak bisa berkutik akibat ketinggian banjir tersebut.
Diduga banjir tersebut merupakan kiriman dari Sungai Way Belau yang meluap.
Selain Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Telukbetung Timur, kondisi serupa juga dialami warga Kelurahan Umbul Asem, Telukbetung Timur.
"Kedalaman banjir di kelurahan ini sampai sedada orang dewasa," ujar Ari (30), warga Umbul Asem.
Ari menjelaskan, masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah Sungai Way Belau merasakan dampak yang serupa. (Tribunlampung.co.id/V Soma Ferrer)