Kasus Corona di Indonesia

Virus Corona 'Tak Sambangi' 2 Provinsi di Indonesia, 32 Provinsi Konfirmasi Kasus Covid-19

Tercatat, hanya tinggal 2 provinsi lagi di Indonesia yang tak ditemukan kasus virus corona atau Covid-19.

covid19.go.id
Peta sebaran kasus Corona di Indonesia per provinsi. Virus Corona 'Tak Sambangi' 2 Provinsi di Indonesia, 32 Provinsi Konfirmasi Kasus Covid-19. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Tercatat, hanya tinggal 2 provinsi lagi di Indonesia yang tak ditemukan kasus virus corona atau Covid-19.

Dari total 34 provinsi di Indonesia, 32 provinsi sudah terjangkit virus corona.

Tetapi, dua provinsi ini masih bebas, mana saja?

Pada Selasa (31/3/2020) sore, pemerintah Indonesia mengumumkan jumlah orang yang terinfeksi virus corona.

Angkanya mencapai 1.528 kasus positif. 

Jumlah pasien meninggal karena virus corona di Indonesia 136 orang.

Saat virus corona telah menyebar ke hampir semua negara di dunia, virus ini juga hampir menyebar di seluruh provinsi di Indonesia.

Hingga Selasa (31/3/2020), terdapat 32 provinsi yang melaporkan adanya kasus positif virus corona di daerahnya.

Sementara itu kini tersisa 2 provinsi yang tidak mempunyai kasus virus corona atau positif corona, yaitu NTT dan Gorontalo.

1. NTT

Ilustrasi virus Corona menyerang Indonesia
Ilustrasi virus Corona menyerang Indonesia (Kompas.com)

Hingga Selasa (31/3/2020), provinsi NTT masih nol kasus Covid-19 atau virus corona.

Dilansir Kompas.com (25/3/2020), sebelumnya ada 186 warga Nusa Tenggara Timur ( NTT) berstatus orang dalam Pemantauan (ODP) Covid-19.

Dari jumlah tersebut sebanyak 21 orang sudah selesai dilakukan pemantauan. Sementara sisanya masih menjalani perawatan medis di rumah sakit maupun isolasi di rumah masing-masing.

Kemudian sampai 31 Maret 2020, jumlah ODP di NTT hari ini sebanyak 558 orang dengan kasus terbanyak di Kota Kupang, seperti dilansir laman Tribun News (31/3/2020).

2. Gorontalo

Hingga Selasa (31/3/2020), Gorontalo juga masih nol kasus Covid-19.

Berdasarkan laman Pemerintah Provinsi Gorontalo, per 21 Maret 2020 terdapat 174 orang yang dinyatakan sebagai ODP dengan 66 di antaranya telah selesai dipantau.

Sementara itu, 12 orang berstatus PDP dengan satu orang di antaranya telah selesai proses pengawasan.

Selain itu, provinsi yang baru-baru ini mengumumkan kasus positif corona adalah ada dua provinsi yaitu Bangka Belitung dan Bengkulu.

1. Bangka Belitung

Saat ini telah ada 2 kasus yang dilaporkan dari Bangka Belitung.

Dilansir Kompas.com (30/3/2020), Bupati Bangka Belitung Sahani Saleh mengumumkan satu pasien positif terjangkit virus corona kemarin.

Pasien bernomor 034 itu berusia 54 tahun. Saat ini dia diisolasi di RSUD Marsidi Judono Belitung.

Pasien tersebut telah menjalani tes swab sebanyak 2 kali, yaitu pada 23 Maret dan 25 Maret.

2. Bengkulu

Bengkulu melaporkan kasus pertamanya pada hari ini (31/3/2020).

Dilansir Kompas.com (31/3/2020), Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengumumkan adanya satu pasien terinfeksi corona.

Pria asal Lampung yang dinyatakan positif tersebut meninggal beberapa saat sebelum konferensi pers.

Dia merupakan anggota jemaah tabligh yang usdah lama tinggal di Bengkulu.

Sebelumnya dia berstatus PDP dan dirawat di RS kota lalu dirujuk ke RSMY.

Adapun provinsi yang sudah mengonfirmasi kasus virus corona adalah sebagai berikut:

  • Aceh
  • Bali
  • Banten
  • Bangka Belitung
  • DIY
  • DKI Jakarta
  • Jambi
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur
  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Selatan
  • Kalimantan Utara
  • Kepulauan Riau
  • Nusa Tenggara Barat
  • Sumatera Selatan
  • Sumatera Barat
  • Sulawesi Utara
  • Sumatera Utara
  • Sulawesi Tenggara
  • Sulawesi Selatan
  • Sulawesi Tengah
  • Lampung
  • Riau
  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua Barat
  • Papua
  • Sulawesi Barat
  • Bengkulu 
Pernyataan Jubir pemerintah khusus penanangan virus corona, Achmad Yurianto Soal 19 orang positif corona di Indonesia.
Pernyataan Jubir pemerintah khusus penanangan virus corona, Achmad Yurianto Soal 19 orang positif corona di Indonesia. (Tangkap Layar akun YouTube KompasTV)

Skenario Terburuk Virus Corona di Indonesia

Jumlah pasien terinfeksi virus corona SARS-CoV-2 terus bertambah, baik di dunia maupun Indonesia.

Menurut data Worldmeters Senin (30/3/2020) pukul 15.31 WIB, jumlah pasien Covid-19 yang terkonfirmasi di seluruh dunia ada 724.565 kasus.

Juru bicara pemerintah Indonesia untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto mengatakan, terdapat 1.414 kasus Covid-19 hingga Senin siang pukul 12.00 WIB.

Dari total kasus tersebut, jumlah kematian mencapai 122 kasus, dan 75 pasien dinyatakan sembuh.

Ilustrasi virus Corona
Ilustrasi virus Corona (Shutterstock via Tribunnews)

Jika tidak ada intervensi dari pemerintah pusat, diprediksi jumlah korban corona terus meningkat dan mencapai jutaan pada pertengahan Mei.

Di mana hampir 2,5 juta kasus memerlukan perawatan intensif di rumah sakit.

Itu merupakan skenario terburuk dari pemodelan penyebaran Covid-19 di Indonesia, yang dibuat oleh tim Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indoensia (FKM UI) yang ditujukan kepada Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Covid-19 Modelling Scenarios Indonesia

Pandu Riono, Iwan Ariawan, Muhammad N. Farid, dan Hafizah Jusril merupakan ahli yang menyusun draf skenario pemodelan penyebaran Covid-19 di Indonesia atau Covid-19 Modelling Scenarios Indonesia.

Mereka membuat pemodelan penyebaran Covid-19 dengan empat skenario.

Perhitungan simulasi berdasar data sejak sebelum kasus pertama corona di Indonesia diumumkan.

"Jauh sebelum kasus pertama diumumkan, sejak awal Februari, kita prediksi bahwa sudah ada orang yang terinfeksi," kata Pandu Riono, pakar epidemiologi Universitas Indonesia kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin (30/3/2020).

Ini berdasar data yang diperoleh dari rumah sakit di Indonesia bahwa sejak pekan pertama Februari ada peningkatan jumlah pasien pneumonia atau yang memiliki gejala mirip Covid-19, yakni demam, batuk, dan sesak napas.

Dia menjelaskan, tiap satu kasus positif Covid-19, dapat menginfeksi setidaknya dua orang lainnya.

Dari pemodelan yang dilakukan, tampak bahwa grafik kasus penyebaran Covid-19 di Indonesia berpotensi meroket tajam jika tidak ada intervensi tinggi atau tegas dari pemerintah.

Hal tersebut ditandai dengan garis merah putus-putus pada grafik di bawah ini.

Prediksi jumlah total kumulatif kasus Covid-19 di Indonesia menurut beberapa intervensi.
Prediksi jumlah total kumulatif kasus Covid-19 di Indonesia menurut beberapa intervensi. (Kompas.com)

Tanpa intervensi, jumlah total pasien Covid-19 yang harus mendapat perawatan intensif di hari ke 70 atau sekitar pertengahan Mei adalah hampir 2,5 juta pasien. Ini merupakan skenario terburuk.

"Mendekati 2,5 juta pasien pada hari ke-70, itu adalah prediksi kumulatif. Pada saat itu (hari ke-70), kita duga 50 persen penduduk sudah terinfeksi.

Jadi pada (model) ini adalah kasus yang butuh perawatan di rumah sakit, 2,5 juta yang terinfeksi dan butuh perawatan," jelas Pandu.

Diberitakan Kompas.id dengan intervensi seperti saat ini, yaitu masih berupa imbauan untuk menjaga jarak sosial dan membatasi kerumunan massal dengan cakupan rendah, masih bisa terjadi 1,8 juta orang yang harus dirawat.

Sementara intervensi moderat melalui tes massal dengan cakupan rendah dan mengharuskan jaga jarak sosial dengan penutupan seluruh kegiatan sekolah dan bisnis, maka orang yang butuh dirawat karena Covid-19 mencapai 1,2 juta orang.

Dengan intervensi tertinggi, yaitu karantina wilayah untuk membatasi pergerakan dan dengan tes massal skala luas, maka orang yang butuh perawatan intensif mencapai 600.000 orang.

"Kalau kita mau kurvanya yang warna biru, intervensinya harus high. Jadi harus benar-benar ada regulasi, social distancing.

Nah social distancing bukan hanya himbauan saja, tapi harus wajib dilakukan," tegas Pandu kepada Kompas.com.

Pandu mengingatkan, perhitungan simulasi itu bukanlah menunjukkan prediksi infeksi Covid-19 di Indonesia.

Perlu digarisbawahi, angka-angka pada grafik di atas menunjukkan jumlah pasien yang harus mendapat perawatan intensif di rumah sakit.

Siapa saja yang membutuhkan perawatan intensif?

Dipaparkan oleh Pandu dalam infografik di bawah ini, yang membutuhkan perawatan rumah sakit adalah pasien dengan pneumonia, pasien yang membutuhkan perawatan ICU, dan pasien yang berisiko besar meninggal dunia.

Perkiraan jumlah kasus dan yang terinfeksi Covid-19 di Indonesia
Perkiraan jumlah kasus dan yang terinfeksi Covid-19 di Indonesia (Kompas.com)

"Yang lain ringan, 97 persen (kasus Covid-19) itu ringan. Jadi yang termasuk kasus ringan, enggak usah di rumah sakit, isolasi sendiri di rumah.

Kasian rumah sakit, kalau semua ngumpul di Rumah Sakit jadi over-capasity," katanya.

Dapat dilihat dalam grafik di bawah ini, jika tanpa intervensi, ada lebih dari 200.000 kasus Covid-19 yang memerlukan perawatan intensif di rumah sakit pada hari ke-70.

Prediksi jumlah kasus Covid-19 yang perlu dirawat di RS menurut beberapa intervensi
Prediksi jumlah kasus Covid-19 yang perlu dirawat di RS menurut beberapa intervensi (Tim FKMUI)

Dari empat skenario di atas, jika tanpa intervensi, angka kematian bisa mencapai 240.244 orang, dengan intervensi rendah 144.266 orang, intervensi moderat 47.984 orang, dan intervensi tertinggi 11.898 orang. (Kompas.com/ Gloria Setyvani Putri/ Gloria Setyvani Putri)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Skenario Terburuk Corona di Indonesia: Hampir 2,5 Juta Orang Perlu Perawatan Intensif" 

dan di Tribunnews.com dengan judul Update Pasien Positif Corona di Indonesia Capai 1.528 Kasus, Hanya 2 Provinsi yang Nol Kasus

dan di Tribunmataram.com dengan judul POPULER Hampir Seluruh Daerah di Indonesia Terinfeksi Corona, Hanya 2 Provinsi yang Nol Kasus

Sumber: Tribun Mataram
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved