Imbas Corona ABG Beli Duku, Uangnya Dilempar, Sebut Settingan, Tapi Pedagang Beri Pengakuan Beda
Dari rekaman video yang beredar, terlihat seorang wanita ABG dari dalam mobil hendak membeli duku di pedagang kaki lima.Setelah dukunya terbeli, san
"Saya maklumin arena mungkin lagi banyak virus corona kayak gitu," ujar pedagang duku.
Lamtas, wanita ABG yang bernama Okta ini pun memaparkan bahwa dirinya memang refleks ketika melemparkan uang kepada si pedagang duku.
"Kemarin Okta tuh refleks. Okta tuh jaga jarak, ikutin pemerintah jaga jarak 1 meter, cuci tangan. Tapi Okta tuh bercanda. Tidak ada niat sedikitpun Okta untuk ngeremehin bapak sambil neglempar uang," papar Okta.
"Jadi bapak udah maafin Okta kan?" tanya OKta lagi ingin menegaskan.
"Iya," tandas si pedagang duku.
Tips Social Distancing
Wabah virus corona memang membuat banyak orang menjadi lebih berhati-hati dan mencegah penularan virus dari berbagai aktivitas, termasuk salah satunya bersentuhan apalagi berjabat tangan.
Pendiri studio kebugaran City Row, Helaine Knapp menawarkan opsi "elbow bump" atau sentuhan siku sebagai alternatif jabat tangan.
"Aku tidak tahu ke mana saja kamu pergi dan kamu tidak tahu aku pergi ke mana saja, ini adalah norma baru," katanya dalam sebuah video yang dibagikan ke Instagram.
Dalam beberapa minggu terakhir sejak wabah virus semakin meluas, orang-orang telah menemukan segala macam cara untuk menghindari jabat tangan dan kontak fisik lainnya karena dianggap sarat kuman, termasuk memunculkan salam antar-kaki rumit yang dikenal sebagai "Goyang Wuhan (Wuhan Shake)."
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia, Tedros Adhanom Ghebreyesus, merekomendasikan alternatif jabat tangan dengan meletakkan satu tangan di dada.
Namun seperti Knapp, Jendral Bedah AS Jerome Adams lebih menyukai elbow bump.
Menghindari jabat tangan atau berpelukan mungkin terasa canggung. Namun, para ahli memberikan cara sopan untuk menolak jabat tangan di masa-masa sulit ini.
“Jika seseorang mengulurkan tangan untuk berjabat tangan, baik secara sosial maupun dalam bisnis, kamu dapat dengan mudah mengatakan, 'Demi kesehatan bersama, sebaiknya kita tidak berjabat tangan dulu,'” kata pendiri Beaumont Etiquette yang berbasis di New York City sekaligus penulis dari "Etiket Modern Menjadi Mudah", Myka Meier.
Menurutnya, cara itu justru menunjukkan perhatian terhadap kesehatan dan kebugaran orang lain.
Menjaga kontak untuk saat ini, kata dia, seharusnya dilihat sebagai tanda penghormatan, bukan penolakan.
Namun, kita juga perlu berhati-hati dalam memilih ucapan.
Meier akan menghindari kalimat-kalimat seperti:
"Saya tidak ingin menyebarkan kuman" karena kalimat-kalimat seperti itu akan menyiratkan kita sakit. Ia juga akan menghindari kalimat-kalimat yang mengesankan lawan bicara sakit atau memiliki kuman.
Ia menambahkan, salah satu hal yang paling ofensif yang mungkin kita lakukan adalah merespons orang lain berdasarkan profil ras atau budaya lalu memperlakukan mereka secara berbeda.
Dia menyarankan dua alternatif:
"Stop, Drop and Nod (Berhenti, menunduk dan mengangguk), lalu menggenggam tangan di belakang punggung dan mengangguk sebagai tanda hormat.
Pilihan keduanya, "Pegang dan Sambut," yaitu dengan melipat tangan di depan diri sendiri dan menyapa.
Meier menunjukkan cara melakukan keduanya di Instagram-nya @mykameier.
Knapp mengatakan, di studionya, di mana high-fives (tos) atau fist bump biasanya dilakukan setelah latihan, instruktur beralih ke "high-fives" di udara.
Dia berharap tradisi baru ini akan bertahan, bahkan ketika masalah kesehatan terbesar kita adalah flu biasa.
"Mungkin seseorang dengan flu juga akan merasa lebih nyaman," kata Knapp.
Lagipula, jauh lebih kasar dan buruk membuat seseorang sakit daripada membuat etiket palsu.
Sebab, pada dasarnya di masa seperti sekarang semua orang melakukan segala cara untuk melindungi dirinya dari serangan virus.
"Ketika kita sudah mulai membicarakannya, tidak ada yang aneh sama sekali dengan perubahan ini," katanya.
Artikel ini telah tayang di suryamalang.com dengan judul Kronologi Viral Cewek ABG 'Sombong' Lempar Uang ke Pedagang, Takut Corona Lalu Beri Keterangan Palsu